Gajah Baliku

rumah tradisional di Indonesia
Revisi sejak 15 Desember 2013 06.23 oleh Alamnirvana (bicara | kontrib)

Rumah Gajah Baliku adalah salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah adat Gajah Manyusu ini dizaman Kesultanan Banjar digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja, yaitu para keturunan garis utama/pertama atau bubuhan para gusti. Jadi dirumah ini hanya dihuni oleh para calon pengganti Sultan jika terjadi sesuatu terhadap Sultan.[1]

Foto maket Rumah Ba'anjung Pisang Sasikat Babubungan Tinggi Ba'atap (Muka) Gajah atau Rumah Gajah Baliku.
Fasad Rumah Gajah Baliku di Desa Telok Selong.
Berkas:Denah Rumah Banjar.JPG
Pola Umum Denah Rumah Gajah Baliku

Rumah Gajah Baliku mimiliki kemiripan dengan Rumah Bubungan Tinggi, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada Ruang Paluaran (ruang tamu) pada Rumah Bubungan Tinggi keadaan lantainya berjenjang sedangkan pada Rumah Gajah Baliku keadaan lantai ruang Paluaran tidak berjenjang. Hal tersebut karena Rumah Bubungan Tinggi untuk bangunan keraton/ndalem Sultan yang memiliki tata nilai ruang yang bersifat hierarkis.

Pada Rumah Gajah Baliku, atap di atas ruang Paluaran (Ruang Tamu) memakai konstruksi kuda-kuda dengan atap perisai (= Atap Gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap Pisang Sasikat (atap sengkuap).

Tim Muskala Depdikbud Kalsel

Menurut Tim Muskala Depdikbud Kalsel yang pernah mengadakan penelitian rumah Gajah Baliku menyatakan bahwa :

  1. Atap jurai, hidung bapicik bentuk muka (maksudnya atap perisai)
  2. Ambin terbuka kiri/kanan anjung
  3. Atap bubungan tinggi
  4. Atap sindang langit tidak ada kecuali pada kedua anjung
  5. Panampik Kacil tidak ada, yang ada hanya Panampik Basar

Dalam literatur lainnya Tim Muskala Depdikbud Kalsel menyatakan bahwa : Bagian-bagiannya sama dengan rumah Bubungan Tinggi. Yang berbeda adalah atap yaitu

  1. Atap bubungan tingginya sama
  2. Atap kedua anjung, atap sindang langit (maksudnya atap sengkuap)
  3. Atap panampik kacil diganti dengan atap jurai dengan muka hidung bapicik (maksudnya atap perisai)
  4. Atap Panampik Padu beratap jurai.

Ruang

Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang:

  1. Surambi Sambutan merupakan ruang terbuka/teras rumah.
  2. Palatar atau Pamedangan merupakan ruang setengah terbuka/serambi atas.
  3. Paluaran yang dinamakan Ambin Sayup merupakan Ruang Tamu.
  4. Palidangan yang dinamakan Ambin Dalam diapit oleh Anjung Kanan dan Anjung Kiwa.
  5. Padapuran/Padu merupakan ruang Pantry.

Rujukan

  1. Rumah Adat Banjar Gajah Baliku di Banjarmasin (Antasan Kecil), Depdikbud Kanwil Kalsel, Bidang Muskala 1988.
  2. Azan, Seminar Tata Ruang dan Karakteristik Rumah Tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Juni 1994.

Galeri


rujukan