Abdullah C.D.
Che Dat bin Anjang Abdullah atau lebih dikenal dengan Abdullah C.D (lahir di Lambor Kanan, Parit, Perak, Malaysia pada Oktober 1923) adalah seorang politikus asal Malaysia. Dia merupakan pemimpin Partai Komunis Malaya (PKM).
Abdullah C.D merupakan seorang keturunan Minangkabau yang berjuang dengan senjata di dalam hutan, menentang penjajahan Jepang dan Inggris di Tanah Melayu.[1] Kariernya dimulai ketika ia bergabung dengan Kesatuan Muda Melayu (KMM), dan menjadi sekretaris KMM di distrik Lambor, Perak pada masa awal pendudukan Jepang. Abdullah CD akhirnya bergabung dengan tentara Rakyat Malaya Anti-Jepang (MPAJA).
Pada bulan Oktober 1945, Abdullah turut mendirikan Parti Kebangsaan Melayu Muda (PKMM) bersama Burhanuddin al-Hilmi, Ahmad Boestamam, Mukhtaruddin Lasso, dan Ishak Haji Mohamad. Ia bertanggung jawab untuk mengorganisir gerakan buruh Melayu, dan terpilih sebagai Wakil Presiden dari Federasi Serikat Buruh Pan-Melayu (PMFTU).
Pada tanggal 12 Mei 1949, dia dilantik menjadi komandan resimen ke-10 PKM, yang mengetuai pasukan komunis Melayu untuk kawasan Narathiwat di perbatasan Malaysia-Thailand. Setelah kemerdekaan, dia terus memberontak terhadap pemerintah Malaysia hingga tercapai perdamaian pada tanggal 2 Desember 1989.
Abdullah menikah dengan Suriani Abdullah (Eng Ching Ming), seorang gadis Tionghoa yang juga menjadi pengurus dalam Partai Komunis Malaya.[2]