Perang Salib Kelima

Revisi sejak 5 April 2013 22.28 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 37 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q51659)

Perang Salib Kelima (1217–1221) adalah upaya untuk merebut kembali Yerusalem dan seluruh wilayah Tanah Suci lainnya dengan pertama-tama menaklukkan Dinasti Ayyubiyyah yang kuat di Mesir.

Perang Salib Kelima
Bagian dari Perang Salib

Para perwira Salib dari Frisia menantang Menara Damietta, Mesir
Tanggal1217 - 1221
LokasiMesir
Hasil Perjanjian perdamaian selama 8 tahun antara Dinasti Ayyubi dan Eropa
Pihak terlibat

Tentara Salib

Mesir

Tokoh dan pemimpin
Yohanes dari Brienne
Bohemond IV
Hugh I
Kaykaus I
Frederick II
Leopold VI
Pedro de Montaigu
Hermann von Salza
Guérin de Montaigu
Berkas:Coat of Arms Zara.jpg Andrew II
William I
Phillip II
Pelagio Galvani
Al-Kamil
Kekuatan
32.000 orang Tak diketahui
Korban
Tak diketahui Tak diketahui

Paus Honorius III mengorganisir Tentara Salib yang dipimpin oleh Leopold VI dari Austria dan Andrew II dari Hongaria, dan sebuah serangan terhadap Yerusalem akhirnya menyebabkan kota itu tetap berada di tangan pihak Muslim. Belakangan pada 1218, sebuah pasukan Jerman yang dipimpin oleh Oliver dari Koln, dan sebuah pasukan campuran Belanda, Vlams dan Frisia yang dipimpin oleh William I, Adipati Belanda tiba. Untuk menyerang Damietta di Mesir, mereka bersekutu dengan Kesultanan Rûm Seljuk di Anatolia, yang menyerang Dinasti Ayubi di Suriah dalam upaya membebaskan Tentara Salib dari pertempuran di dua front.

Setelah menduduki pelabuhan Damietta, para Tentara Salib berbaris ke selatan menuju Kairo pada Juli 1221, tetapi mereka berbalik setelah pasokan mereka berkurang dan menyebabkan mereka harus mengundurkan diri. Sebuah serangan malam oleh Sultan Al-Kamil menyebabkan kerugian besar di kalangan Tentara Salib dan akhirnya pasukan itu pun menyerah. Al-Kamil sepakat untuk mengadakan perjanjian perdamaian delapan tahun dengan Mesir.

Seruan untuk berperang

Pada musim semi 1213, Paus Inosensius III menerbitkan bula kepausan Quia maior, yang menyerukan kepada seluruh Dunia Kristen untuk bergabung dalam sebuah Perang Salib yang baru. Namun raja-raja dan kaisar-kaisar Eropa, sedang sibuk berperang di antara mereka sendiri. Pada saat yang sama, Paus Inosensius III tidak menginginkan bantuan mereka, karena perang salib sebelumnya yang dipimpin oleh raja-raja pernah gagal. Ia memerintahkan diadakanya prosesi, doa, dan mengkhotbahkan seruan untuk mengorganisir Perang Salib itu, dengan harapan untuk melibatkan penduduk umumnya, para bangsawan kecil, dan para ksatria.

Prancis

Pesan yang mengandung seruan berperang ini disampaikan di Prancis oleh Robert dari Courçon. Namun, berbeda dengan Perang Salib lainnya, tidak banyak ksatria Prancis yang ikut serta, karena mereka sudah berperang dalam Perang Salib Albigensia melawan sekte Kathar yang sesat di Pranis selatan.

Pada 1215 Paus Inosensius III menghimpun Konsili Lateran IV. Dengan rekan-rekannya, antara lain Patriarkh Latin dari YJerusalem, Raoul dari Merencourt, ia membahas perebutan kembali Tanah Suci, di antara urusan gereja lainnya. Paus Inosensius ingin peperangan ini dipimpin oleh kepausan, seperti yang mestinya terjadi dengan Perang Salib Pertama untuk menghindari kesalahan-kesalahan Perang Salib Keempat, yang diambil alih oleh bangsa Venezia. Paus Inosensius merencanakan para perwira Salib bertemu di Brindisi pada 1216, dan melarang perdagangan dengan pihak Muslim, untuk memastikan bahwa para perwira Salib akan memiliki kapal dan senjata. Setiap perwira Salib akan menerima indulgensia, termasuk mereka yang hanya ikut menolong membayar biaya-biaya seorang perwira Salib, namun tidak pergi sendiri dalam peperangan.

Catatan dan rujukan

Literatur

  • R. L. Wolff/H. W. Hazard (Hrsg.): The later Crusades, 1189–1311 (A History of the Crusades, volume II). University of Wisconsin Press, Madison/Wisconsin 1969, S. 377 dyb., Here online.
  • Jonathan Riley-Smith (Hrsg.): Illustrierte Geschichte der Kreuzzüge. Frankfurt/New York 1999, S. 478 (Index, s.v. Damiette).
  • Barbara Watterson. The Egyptians. Blackwell Publishing, 1998, hlm. 260.
  • Heinrich von Zeißberg. Allgemeine Deutsche Biographie (ADB). Einzelband Nr. 18: Lassus – Litschower. 1. Auflage. Leipzig, Verlag von Dunder & Humblot, 1883, hlm. 389.