Bekicot
Bekicot | |
---|---|
Achatina fulica di Bali | |
NE[1]
| |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Superfamili: | |
(tanpa takson): | clade Heterobranchia
informal group Pulmonata |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Subgenus: | |
Spesies: | A. fulica
|
Nama binomial | |
Achatina fulica (Férussac, 1821)
|
Bekicot atau Achatina fulica[2] adalah siput darat yang tergolong dalam suku Achatinidae.
Sejarah
Bekicot dikategorikan sebagai binatang malam karena lebih aktif bergerak dan mencari makan di malam hari.[3] Sedangkan ketika siang harinya bekicot ini lebih banyak beristirahat.[3] Bekicot sendiri bukan binatang asli dari Indonesia melainkan berasal dari Afrika Timur dan menyebar ke hampir semua penjuru dunia akibat terbawa dalam perdagangan, moluska ini sekarang menjadi salah satu spesies invasif terburuk di bumi[4][5], sehingga beberapa negara bahkan melarang pemeliharaannya sebagai hewan kesayangan/timangan[6] termasuk Amerika Serikat. Hewan ini mudah dipelihara dan di beberapa tempat bahkan dikonsumsi, termasuk di Indonesia. Meskipun berpotensi membawa parasit, bekicot yang dipelihara biasanya bebas dari parasit.
Bekicot di luar negeri di kenal dengan nama escargots, terutama di Perancis. Orang Perancis sangat menyukai masakan dengan bahan baku ini, ada yang bilang salah satu cara untuk mengechek apakah restoran tersebut mempunyai masakan yang enak-enak adalah melalui menu ini dahulu. Di Indonesia hanya species Achatina fulica yang sering di jumpai dan paling banyak.
Spesies
Saat ini bekicot diketahui ada empat spesies bekicot.[3]
- Achatina Variegata Dunker, 1852[3]
Untuk bekicot spesies ini ciri-cirinya mempunyai rumah(cangkang) lebih mencolok, warnanya coklat.[3]Berat badan sekitar 150-200 gram atau lebih dengan ukuran badan antara 90-130 mm.[3]Telur sekitar 100-300 butir dengan tiga sampai empat kali bertelur dalam satu tahun.[3]
- Achatina fulica Grateloup, 1840[3]
Untuk bekicot spesies ini ciri-cirinya adalah cangkang tidak begitu mencolok dan bentuk cangkang cenderung meruncing.[3] Berat badan antara 150-200 gram atau lebih dengan ukuran badan antara 90-130 mm.[3] Telur sekitar 100-300 butir dengan tiga sampai empat kali bertelur dalam satu tahun.[3]
- Helix Pormatia Nevill, 1879[3]
Untuk bekicot spesies ini ciri-cirinya adalah cangkang yang kuat dengan warna coklat keputih-putihan.[3] Berat badan antara 15-25 gram atau lebih dengan ukuran badan antara 40-50 mm.[3] Jumlah telur 30-50 butir dalam sekali bertelur.[3] Diketemukan di daerah yang mempunyai musim panas dan musim dingin.[3]
- Helix Aspersa[3]
Untuk bekicot spesies ini ciri-cirinya adalah cangkang yang lemah dan berwarna coklat muda sampai hitam dengan garis-garisnya tidak beratur.[3] Berat badan antara 4-20 gram atau lebih dengan ukuran badan antara 30-45 mm.[3] Jumlah telur 50-170 butir dengan satu sampai tiga kali bertelur dalam satu musim.[3] Diketemukan di daerah yang mempunyai musim panas dan musim dingin.[3] Bekicot di wilayah Indonesia memiliki nama daerah yang berbeda-beda: Jawa Tengah dan Jawa Timur biasa mengenalnya dengan Bekicot atau Siput. Jawa Barat biasanya mengenalnya dengan Keong Racun.
Habitat
Bekicot sering terdapat di daerah pertanian, perladangan, kebun sayur, kebun bunga, halaman dan pot-pot bunga.[5]
Menurut habitatnya Bekicot dibedakan menjadi
1. Habitat di Kebun biasanya Spesies Helix sp, Achatina Sp
2. Habitat di Sawah biasanya Keong Mas, Tutut,
Bekicot (Helix sp, Achatina Sp) berbeda dengan Keong mas, keong sawah atau tutut. Bekicot Keong mas, keong sawah, dan tutut sangat berbahaya karena membawa parasit cacing yang berbahaya bagi manusia, dapat menyebabkan radang otak (meningitis).
Sifat dan Kehidupan
Bekicot termasuk salah satu hewan hermaprodit.[3] Artinya, bekicot memiliki sel jantan dan sel betina.[3] Namun dalam proses perkawinan, bekicot tidak bisa membuahi dirinya sendiri.[3] Jadi harus didahului dengan proses perkawinan semu antar dua bekicot.[3] Bekicot mulai kawin pada umur 6-7 bulan, dengan panjang cangkang ± 7,5 cm dan berat badan ± 35 gram.[3]
Referensi
- ^ IUCN 2009. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2009.1. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 10 July 2009.
- ^ "Achatina fulica". Integrated Taxonomic Information System.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z Budidaya Bekicot. Yogyakarta: Kanisius. 1991. hlm. 15. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”Bekicot”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Global Invasive Species Database: 100 of the Worst Invasive Species
- ^ a b Binatang Hama. Jakarta: PN Balai Pustaka. 1980. hlm. 13.
- ^ Should Giant African Land Snails Be Kept as Pets At All?