Bandar Udara Gardermoen Oslo
Bandar Udara Oslo (bahasa Norwegia: Oslo Lufthavn; IATA: OSL, ICAO: ENGM), adalah bandar udara utama yang melayani kota Oslo, ibu kota dan kota terbesar di Norwegia. Oslo juga dilayani badnara bertarif rendah Bandara Torp Airport dan Bandara Rygge. Bandar Udara Oslo berperan sebagai hub utama bagi penerbangan domestik dan internasional untuk Norwegia, dan merupakan bandara terbesar kedua di negara Skandinavia. Menjadi hub bagi Scandinavian Airlines, basis operasi bagi Norwegian Air Shuttle, dan sebuah kota fokus bagi Widerøe, bandara ini terhubung dengan 30 destinasi domestik dan lebih dari 113 destinasi internasional.[3] Hampir 23 juta penumpang melakukan perjalanan melalui bandara ini, membuat Bandara Oslo lenjadi bandara tersibuk ketujuh di Eropa.
Bandar Udara Oslo, Gardermoen Oslo lufthavn, Gardermoen | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||||||
Pengelola | Oslo Lufthavn AS (bagian dari Avinor) | ||||||||||||||
Melayani | Oslo, Norwegia | ||||||||||||||
Lokasi | Gardermoen, Ullensaker | ||||||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||||||
Ketinggian dpl | 208 mdpl | ||||||||||||||
Koordinat | 60°12′10″N 011°05′02″E / 60.20278°N 11.08389°E | ||||||||||||||
Situs web | www.osl.no | ||||||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||||||
| |||||||||||||||
Statistik (2013) | |||||||||||||||
| |||||||||||||||
Bandara ini berada di 19 mil laut (35 km; 22 mi) sebelah timur laut dari Oslo, di Gardermoen di wilayah Ullensaker, di kota Akershus.[1] Bandara ini memiliki dua landasan pacu paralel yang mengarah ke utara-selatan dengan panjang masing-masing 3.600 meter (11.811 ft) dan 2.950 meter (9.678 ft) dan meiliki 71 ruang berhenti pesawat, dimana 34 diantaranya memiliki garbarata. Bandar terhubung dengan pusat kota melalui kereta api cepat di Jalur Gardermoen yang dilayani oleh kereta api utama dan Flytoget. Fasilitas darat dmiliki oleh Oslo Lufthavn AS, sebuah anak perusahaan dari badan usaha milik negara Avinor. Di dekatnya juga terdapat Stasiun Udara Gardermoen, yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Norwegia. Sebuah pengembangan dengan sebuah terminal baru dan sayap ketiga direncanakan dibuka apda tahun 2017.[4] Bandara Oslo merupakan bandara terbesar dan tersibuk di antara tiga bandara internasional besar yang berada di sekitar Oslo. Bandara yang lain adalah Torp di barat daya dan Rygge di tenggara.
Lokasi bandara pada awalnya digunakan oleh Angkatan Darat Norwegia sejak tahun 1740, dengan fasilitas bandara militer pertama dibangun pada tahun 1940an. Bandara ini tetap menjadi bandara cadangan sekunder dan bandara untuk penerbangan charter hingga 8 Oktober 1988, saat bandara utama yaitu Bandar Udara Oslo, Fornebu ditutup dan sebuah Bandar Udara Oslo yang baru dibuka dengan biaya 11,4 milyar krona Norwegia (NOK).
Sejarah
Militer dan sekunder
Angkatan Darat Denmark–Norwegia mulai menggunakan Gardermoen sebaga sebuah barak pada tahun 1740, meskipun tempat itu disebut dengan nama Fredericksfeldt hingga tahun 1788. Pada awalnya tempat itu digunakan untuk kavalesri, kemudian oleh dragoon dan pada tahun 1789 olh marinir berkuda. Basis ini juga digunakan oleh Infanteri sejak tahun 1834 dan oleh artileri sejak tahun 1860. Pada awalnya tempat itu hanya menggunakan tenda hingga tahun 1860, saat bangunan barak dan kandang kuda pertama digunakan. Bangunan tertutup dibangun sekitah tahun 1900, memungkinkan barak digunakan selama setahun penuh. Pada tahun 1925, basis ini memiliki sebelas kelompok tenda dan bangunan.[5] Penerbangan pertama di Gardermoen terjadi pada tahun 1912, dan Gardermoen menjadi stasiun bagi penerbangan militer. Pada saat itu, landasan pacu hanya terbuat dari rumput dan lumpur.[6]
Selama pendudukan Norwegia oleh Nazi Jerman, Luftwaffe mengambil alih Gardermoen, dan membangun fasilitas bandara pertama yang layak dengan hangar dan dua landasan pacu bersilangan, keduanya memiliki panjang 2.000 meter (6.600 ft). Setelah Perang Dunia II, bandara diambil alih oleh Angkatan Udara Norwegia dan digunakan sebagai stasiun udara utama. Tiga skadron tempur dan satu skadron transportasi ditempatkan di Gardermoen.[5]
Pada tahun 1946, Braathens SAFE mendirikan basis teknik di bandara ini, namun meninggalkannya dua tahun kemudian. Gardermoen juga menjadi bandara cadangan bagi Bandara Oslo, Fornebu, saat bandara tersebut ditutup karena kabut. Dari tahun 1946 hingga 1952, saat landasan pacu yang lebih panjang di Fornebu dibangun, seluruh lalu lintas penerbangan antar benua dipindahkan ke Gardermoen. Gardermoen tumbuh sebagai lapangan pelatihan bagi maskapai penerbangan komersial dan sebagai bandara lokal untuk penerbangan umum. Beberapa lalu lintas komersial kembali lagi pada tahun 1960, saat SAS menerima pesawat jet Sud Aviation Caravelle pertamanya, yang tidak dapat menggunakan landasan pacu di Fornebu hingga diperpanjang lagi pada tahun 1962. SAS memperkenalkan penerbangan langsung menuju New York pada tahun 1962, namun segera dihentikan.[7]
Pada tahun 1972, keterbatasan kapasitas memaksa otoritas memindahkan seluruh penerbangan charter dari Fornebu ke Gardermoen. Namun, SAS dan Braathens SAFE diijinkan untuk tetap memberikan layanan penerbangan charter dari Fornebu, sehingga mereka tidak perlu beroperasi dari dua basis.[8] Sebuah bekas hangar diubah menjadi bangunan terminal dan pada tahun 1974 jumlah penumpang mencapai 269.000 per tahun. Pada tahun 1978, SAS memulai penerbangan mingguan menuju New York. Pada tahun 1983, pembatasan berikutnya diberlakukan, sehingga SAS dan Braathens SAFE harus memindahkan operasi charter mereka ke Gardermoen, meningkatkan jumlah penumpang per tahun menjadi 750.000. Beberapa perpanjangan landasan pacu dilakukan setelah perang, dan pada perpanjangan tahun 1985 pada landasan pacu utara-selatan membuat panjangnya menjadi 3.050 meter (10.010 ft).[9]
Debat lokalisasi
Bandara pertama yang melayani Oslo adalah Bandar Udara Kjeller yang dibuka pada tahun 1912 dan Bandar Udara Gressholmen yang melayani pesawat amfibi setelah dibuka pada tahun 1926.[10] Maskapai penerbangan pertama Norwegia, Det Norske Luftfartrederi, didirikan pada tahun 1918 dan penerbangan berjadwal perdana dioperasikan oleh Deutsche Luft Hansa menuju Jerman saat pembukaan Gressholmen.[11] Pada tahun 1939, bandara gabungan air dan darat baru dibuka di Fornebu.[12] Bandara ini secara bertahap dikembangkan, dengan sebuah landasan pacu yang mampu menangani pesawat jet yang dibuka pada tahun 1962 dan bangunan terminal baru pada tahun 1964. Namun karena lokasinya di tanjung yang berjarak 8 kilometer (5,0 mi) dari pusat kota dan kedekatannya dengan pemukiman penduduk, sudah tidak munkin dilakukan pengembangan bandara untuk memnuhi kebutuhan di masa depan.[13] Setelah keputusan pada tahun 1972 untuk memindahkan penerbangan charter menju Gardermoen, politisi dipaksa untuk memilih antara sebuah "solusi terpisah" yang merencanakan pemindahan seluruh penerbangan internasional menuju Gardermoen, atau untuk membangun sebuah bandara baru.[14]
Gardermoen telah direncanakan sebagai bandara utama bagi Oslo dan Norwegia Timur pada tahun 1946, keduanya diberitakan oleh koran lokal Romerikes Blad dan oleh Ludvig G. Braathen, yang baru saja mendirikan Braathens SAFE.[15] Pada tahun 1970, sebuah laporan pemerintah menyarankan bahwa sebuah bandara baru akan dibangun di Hobøl, namun dinyatakan juga bahwa waktunya belum tepat. Wilayah tersebut kemudian disimpan sebagai cadangan.[16] Selama tahun 1970an, isu ini menjadi prioritas politik bagi partai sosialis dan pusat untuk mengurangi investasi negara di Norwegia Timur untuk merangsang pertumbuhan di wilayah desa.[17] Pada tahun 1983, parlemen memilih solusi terpisah secara permanen, dan memperluas Fornebu dengan sebuah terminal yang lebih besar.[18]
Pada tahun 1985, lalu lintas meningkat sangat pesat sehingga menjadi jelas bahwa pada tahun 1988 seluruh penerbangan internasional harus dipindahkan ke Gardermoen. Wilayah di Hobøl telah dibebaskan, dan sebuah laporan pemerintah dipublikasikan dengan rekomendasi bandara baru sebaiknya dibangun di Gardermoen, meskipun sebuah bandara baru di Hurum juga telah diteliti. Namun, laporan tersebut tidak melihat kebutuhan dari Angkatan Udara yang beroperasi di Gardermoen, dan kemudian ditolak oleh parlemen pada tahun berikutnya. Pada tahun 1988, mayoritas pemerintah memilih Hurum sebagai lokasi terbaik dan Menteri Transportasi Kjell Borgen mengundurkan diri dari posisinya. Pada tahun 1989, penelitian cuaca yang baru menunjukkan bahwa Hurum memiliki kondisi yang tidak tepat. Terdapat protes besar dari pilot dan meteorologis yang menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut telah dimanipulasi. Dua komite pemerintah dipilih, dan keduanya memutuskan bahwa tidak ada kejanggalan dalam penelitian tersebut.[19]
Karena Hurum tidak dapat digunakan lagi, pemerintah kembali merekomendasikan Gardermoen menjadi lokasi baru. Partai Konservatif memilih untuk tidak membangun di Hobøl, namun mendukung proposal Partai Buruh yang memerintah untuk membangun bandara secepat mungkin. Parlemen menyetujui undang-undang untuk membangun bandara utama baru di Gardermoen pada 8 Agustus 1992. Pada saat yang sama, diputuskan bahwa kereta api kecepatan tinggi akan dibangun menuju Gardermoen, sehingga bandara akan memperoleh 50% permintaan pasar transportasi.[20]
Pemilihan dari Gardermoen tetap menimbulkan kontroversi, bahkan setelah masalah tersebut diselesaikan di parlemen. Pada tahun 1994, Insinyur Jan Fredrik Wiborg, yang menyatakan bahwa laporan cuaca manipulatif telah dibuat, tewas setelah jatuh dari jendela hotal di Kopenhagen. Kontroversi mengenai kematiannya tidak pernah dapat dijelaskan dan dokumen mengenai kasus cuaca menghilang.[21][22] Komite Tetap pada Masalah Konstitusional dan Penyelidikan mengadakan dengar pendapat mengenai proses perencanaan mencoba untuk mengidentifikasi adanya kejanggalan. Sebuah laporan resmi dikeluarkan pada tahun 2001.[23][24]
Maskapai
Berjadwal tetap
- Aeroflot (Sheremetyevo-Moskwa)
- Air Baltic (Riga, Vilnius)
- Air France (Charles de Gaulle-Paris)
- Air Malta (Malta)
- Air Norway (Aalborg, Orland)
- Atlantic Airways (Kep. Faroe)
- Austrian Airlines (Wina)
- Blue1 (Helsinki)
- British Airways (Heathrow-London)
- BA Connect (Manchester (Britania))
- Sun Air (Aalborg, Aarhus, Billund)
- Cimber Air (Billund)
- City Star Airlines (Aberdeen)
- Coast Air (Fagernes, Stord)
- Continental Airlines (Newark)
- Czech Airlines (Praha)
- Danish Air Transport (Florø)
- Estonian Air (Tallinn)
- Finnair (Helsinki, Stockholm-Arlanda)
- FlyNordic (Stockholm-Arlanda)
- Germanwings (Berlin-Schönefeld, Köln/Bonn, Hamburg)
- Hemus Air (Sofia)
- Icelandair (Reykjavík)
- KLM Royal Dutch Airlines (Amsterdam)
- LOT (Warsawa)
- Lufthansa (Frankfurt, München)
- Lufthansa Cityline (Hamburg, München)
- Malév (Budapest)
- Norwegian Air Shuttle (Alicante, Alta, Bergen, Schonefeld-Berlin, Bodø, Budapest, Burgas, Kopenhagen, Dubrovnik, Düsseldorf, Edinburgh, Faro, Jenewa, Gdansk, Hamburg, Harstad/Narvik, Heraklion, Ibiza, Kos, Krakow, Stansted-London, Madrid, Málaga, Montpellier, Murcia, Nice, Paris-Orly, Pisa, Praha, Rhodes, Riga, Rijeka, Ciampino -Roma, Saint Petersburg, Salzburg, Split, Stavanger, Stockholm, Tallinn, Tromsø, Trondheim, Turino, Varna, Venezia, Vilnius, Warsawa)
- Pakistan International Airlines (Islamabad, Lahore)
- SAS Braathens (Ålesund, Alicante, Alta, Amsterdam, Barcelona, Bardufoss, Bergen, Tegel-Berlin, Bodø, Brusel, Crete, Dublin, Düsseldorf, Frankfurt, Harstad/Narvik, Haugesund, Kirkenes, Kristiansand, Kristiansund, Lakselv [musimanl], Las Palmas, Lisboa, London-Heathrow, Longyearbyen, Madrid, Málaga, Manchester, Malpensa- Milano, Molde, Napoli, Nice, Palma, Paris-Charles de Gaulle, Praha, Reykjavík, Fiumicino-Roma, Stavanger, Arlanda-Stockholm, Tromsø, Trondheim, Wina, Zürich)
- Scandinavian Airlines System (Kopenhagen, Arlanda-Stockholm)
- SN Brussels Airlines (Brusel)
- Sterling Airlines (Alicante, Amsterdam, Athens, Barcelona, Kopenhagen, Firenze, Las Palmas, Málaga, Montpellier, Nice, Palma, Orly-Paris, Ciampino-Roma, Tenerife)
- TAP Portugal (Kopenhagen, Lisboa)
- Widerøe (Førde, Gothenburg, Ørsta/Volda, Røros, Sandane, Sogndal, Sumburgh, Visby)
Carter
- Air Europa
- Eurocypria Airlines
- MyTravel Airways
- Nouvelair Tunisia
- Novair
- Onur Air
- SAS Braathens
- SATA International
- Shorouk Air
- Spanair
- TUIfly Nordic
Kargo
Pesawat kargo berikut terbang ke Bandara Oslo:
- British Airways
- Danish Air Transport
- DHL
- Guard Air
- Korean Air
- Lufthansa
- SAS Cargo Group
- TNT Cargo
- United Parcel Service
- Aeroflot
Pegasus Airlines memberikan pelayanan helikopter.
Referensi
- ^ a b "ENGM – Oslo" (PDF). AIP Norge/Norway. Avinor. 31 May 2012. AD 2 ENGM. Diakses tanggal 23 August 2012.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamastats
- ^ "Flight timetables". Oslo Lufthavn. Diakses tanggal 16 April 2011.
- ^ "Om prosjektet (Norwegian)". Oslo Lufthavn. Diakses tanggal 16 April 2011.
- ^ a b Bredal, 1998: 100
- ^ Bredal, 1998: 13
- ^ Bredal, 1998: 14–16
- ^ Wisting, 1989: 63–65
- ^ Bredal, 1998: 16
- ^ Wisting, 1989: 13–20
- ^ Wisting, 1989: 30
- ^ Wisting, 1989: 35–41
- ^ Wisting, 1989: 58–61
- ^ Bredal, 1998: 17–18
- ^ Bredal, 1998: 14
- ^ Bredal, 1998: 19
- ^ Bredal, 1998: 17–19
- ^ Wisting, 1989: 80–83
- ^ Bredal, 1998: 23–26
- ^ Bredal, 1998: 28–29
- ^ The Norwegian Institute of Journalism. "SKUP Prize 1999" (dalam bahasa Norwegian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2007. Diakses tanggal 2007-02-25.
- ^ Enghaug, Pål; et al. "Wiborg and the Gardermoen weather report" (dalam bahasa Norwegian). Diakses tanggal 2007-02-25.
- ^ whistleblowers.dk. "The political plotting of an airport". Diakses tanggal 2007-02-25.
- ^ California Aviation Alliance. "Norwegian airport probe says court of impeachment must be considered". Diakses tanggal 2007-02-25.