Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Palabuhanratu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat.
Kabupaten Sukabumi | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Gemah Ripah Loh Jinawi | |
Koordinat: 6°59′14″S 106°33′04″E / 6.9872757°S 106.5510934°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Palabuhanratu (PLARA) |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. Sukmawijaya, MM. |
Luas | |
• Total | 4,128 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 2.339.348 |
• Kepadatan | 566,70/km2 (1,467,7/sq mi) |
Demografi | |
• Bahasa | Sunda, Indonesia |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0266 |
Kode Kemendagri | 32.02 |
DAU | Rp. 1.331.012.058.000.- |
Situs web | http://www.kabupatensukabumi.go.id/ |
Sejarah
Pembentukan
Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah Kabupaten Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, yang merupakan bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen). Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenam Raden Noh Wiratanudatar VI membentuk sebuah kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Jampangtengah, dan distrik Jampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Di tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang ahli bedah yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal nama "Sokaboemi" berasal dari Bahasa Sansekerta soeka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhoemi, "bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah yang disuka".
Dari Kepatihan menjadi Kabupaten
Kabupaten Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan Besluit Gubernur Jendral Dirk Fock tertanggal 25 April 1921 no. 71 dimana dijelaskan status Soekaboemi sebagai Kabupaten (Afdeling) tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Tjianjoer, mulai berlaku sejak 1 Juni 1921. Bupati pertamanya adalah R. A. A. Soerianatabrata, Patih terakhir dari Kepatihan Soekaboemi. Pada tahun 1923, Karesidenan Priangan dimekarkan menjadi tiga bagian yaitu West Preanger (Priangan barat) berpusat di Soekaboemi, Midden Preanger (Priangan tengah) berpusat di Bandoeng dan Oost Preanger (Priangan timur) berpusat di Tasikmalaya. R. A. A. Soerianatabrata sendiri memerintah sampai tahun 1930.
Bupati kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di Jawa Barat, yaitu Residentie Bantam Regentschappen (Karesidenan Banten), Residentie Batavia Regentschappen (Karesidenan Batavia), Residentie Boeitenzorg Regentschappen (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor), Residentie Tjirebon Regentschappen (Karesidenan Tjirebon) dan Residentie Preanger Regentschappen (Karesidenan Priangan). Kabupaten Soekaboemi yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Priangan barat untuk selanjutnya dimasukkan sebagai bagian dari Karesidenan Boeitenzorg, karena itu wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi saat ini memiliki plat nomor kendaraan F.
Masa penjajahan Jepang
Setelah Jepang menaklukkan Hindia-Belanda pada 8 Maret 1942, dikeluarkanlah UU no. 27 tahun 1942 tentang perubahan Tata Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 Agustus 1942. Karesidenan (Residentie Preanger Regentschappen) berganti nama menjadi Syukocan dan kepala daerahnya disebut Syukocanco. Kabupaten (Afdeling) berganti nama menjadi Ken dan kepala daerahnya disebut Kenco. Kenco pertama Soekaboemi masih R. A. A. Soeriadanoeningrat. R. A. A. Soeriadanoeningrat sendiri wafat pada tahun 1942 dan digantikan oleh R. Tirta Soeyatna sebagai Kenco kedua.
Awal Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dilaksanakan pertemuan Musyawarah oleh tokoh-tokoh seperti Mr. R. Syamsoedin, Mr. Haroen dan Dr. Aboe Hanifah yang menyepakati akan mengirimkan delegasi ke Karesidenan Boeitenzorg untuk mendesak pelaksanaan serah terima kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Apabila gagal, disepakati juga akan diadakannya aksi massa pada tanggal 1 Oktober 1945 yang terdiri dari Badan Keamanan Rakyat, Kepolisian, KNID, Alim Ulama dan Utusan daerah.
Setelah diumumkan pada tanggal 1 Oktober 1945 dimana perundingan di Boeitenzorg mengalami kegagalan, massa pun hari ini juga melakukan aksi mengurung kantor Kempetai untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan menyita seluruh persenjataan didalamnya. Di Lapangan Victoria (Sekarang Lapangan Merdeka Kota Sukabumi) bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih secara resmi. Kantor-kantor pemerintahan pendudukan Jepang juga direbut pada hari itu juga. Hanya dalam beberapa hari seluruh Kabupaten Sukabumi telah dapat dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Terjadi penggantian besar-besaran para pejabat Kewedanaan dan Kecamatan yang tidak pro-kemerdekaan dengan tokoh-tokoh yang pro-kemerdekaan.
Setelah berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr. Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Walikota Kota Sukabumi. Istilah-istilah administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia, seperti Ken yang diubah menjadi Kabupaten. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.
Geografi
Dengan luas wilayah 4.128 km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang relatif luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 m dpl), Gunung Salak (2.211 m dpl), dan yang tertinggi adalah Gunung Gede (2.958 m dpl). Di antara sungai yang mengalir adalah Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang bermuara di Samudra Hindia.
Pembagian administratif
Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 364 desa dan 3 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Palabuhanratu.
Daftar Wilayah
Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi adalah:
- Wilayah Utara:
- Kecamatan Cicurug
- Kecamatan Cibadak
- Kecamatan Kalapanunggal
- Kecamatan Parungkuda
- Kecamatan Nagrak
- Kecamatan Ciambar
- Kecamatan Caringin
- Kecamatan Cisaat
- Kecamatan Cidahu
- Kecamatan Kabandungan
- Kecamatan Bojonggenteng
- Wilayah Tengah:
- Kecamatan Jampang Tengah
- Kecamatan Surade
- Kecamatan Jampang Kulon
- Dan lain-lain
- Wilayah Selatan:
- Kecamatan Cisolok
- Kecamatan Ujung Genteng
- Kecamatan Palabuhanratu
- Dan lain-lain
Pariwisata
- Pantai Palabuhanratu
- Air Panas Cisolok, terletak 17 km barat daya Palabuhanratu. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis. Di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet.
- Pantai Karang Hawu, terletak 20 km dari Palabuhanratu. Pantai ini terdapat karang dengan beberapa lubang pada seperti tungku, yang disebut hawu oleh orang setempat. Di pantai ini dapat dilakukan olahraga selancar air.
- Gua Lalay, terletak 3 km dari Palabuhanratu. Gua ini merupakan rumah dari ribuan kelelawar.
- Wisata Alam
- Untuk mereka yang menyukai petualangan alam, mendaki Gunung Gede atau Gunung Pangrango di Taman Nasional Gede-Pangrango di utara Kota Sukabumi merupakan suata pengalaman menarik. Di sini dapat ditemui berbagai jenis ragam tumbuhan serta Bunga Edelweis yang abadi di puncak Petualangan menantang lainnya adalah arung jeram di Sungai Cicatih atau di Sungai Citarik, yang berada 30 km sebelah selatan Kota Sukabumi.
- AWWI (Agro Widya Wisata Ilmiah)
Bandar udara
Di Pantai Palabuhanratu terdapat sebuah bandar udara yang sudah tidak digunakan, bandara ini mempunyai kode ICAO:WIIR. Bandara yang berada pada ketinggian 65 kaki diatas permukaan laut ini terletak di jalan pelita (air service) , palabuhanratu. [1][2][3]
Arti Lambang Kabupaten Sukabumi
- Lambang Perisai :
Menggambarkan Perlindungan Pemerintah daerah terhadap Penduduk dan semua kekayaan alam di wilayah Kabupaten Sukabumi.
- Warna Hitam :
berarti kekal dan abadi
- Warna kuning :
Keadaan yang gilang gemilang
- Gambar takikan karet dan daun teh melambangkan :
Potensi komoditas perkebunan
- Gambar kujang melambangkan :
Pusaka Pajajaran yang dahulu kala berkuasa di bumi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi
- Motto Gemah Ripah Loh Jinawi mengandung arti :
subur makmur wibawa mukti.
Pusat Perbelanjaan
- Pasar Kota Kecamatan Cibadak
- Pasar Kota Kecamatan Cisaat
- Pasar Kota Kecamatan Cicurug
- Pasar Kamis Cicurug
- Pasar Minggu Cicurug
- Pasar Kambing Cicurug
- Pasar ikan Palabuhanratu
- Pasar Ikan Cibaraja
- Labora Indah Cibadak
- Pasar Selasa Gegerbitung
- Dan Kota Kecamatan Lainnya di Sukabumi
- Pasar Kemis Kalapanunggal
Mulai Pemekaran Daerah mulai 27 April 2016
Kota Pelabuhan Ratu
Bagian ini kosong. Anda bisa membantu dengan melengkapinya. (September 2013) |