Salem, Brebes

kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Revisi sejak 14 Juli 2014 02.59 oleh Pulung aguswanto (bicara | kontrib) (perekonomian)

Salem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di ujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes. Berbatasan dengan Kecamatan Banjarharjo(atau Banjarharja) dan Ketanggungan di utara, Kecamatan Bantarkawung di timur, Kecamatan Majenang (Kabupaten Cilacap) di selatan, serta Kabupaten Kuningan (Jawa Barat di barat.

Salem
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
Populasi
 • Total56,763 ( 2.009 ) jiwa
Kode Kemendagri33.29.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3329010 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan- 21 desa

informasi lebih lanjut mengenai kecamatan salem hubungi Pulung Aguswanto 081914981283 / 085292080548 http://ulungsatria.webs.com

Sejarah

Semua penduduk Kecamatan Salem berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Ada sementara cerita lisan yang mengatakan bahwa penduduk Salem ada keterkaitan dengan Kejadian Perang Bubat zaman Majapahit. Setelah Perang Bubat, ternyata tidak seluruh punggawa/pengawal/rakyat

Pajajaran mati terbunuh, dan kembali ke Jawa Barat. Ada sisa-sisa punggawa tersebut menetap diwilayah kecamatan Salem. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan Bahasa Sunda kuna[butuh rujukan]. Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sewaka Darma dari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan, yang menyebutkan sendiri bahwa (isi) naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin di sini termasuk pula Gunung Sagara, di mana Gunung Sagara terletak di lereng selatan Gunung Kumbang tersebut.

Daerah Sunda di daerah Salem dan sekitarnya mempunyai perbedaan kebiasaan dengan daerah Sunda lainnya (Priangan, Banten, Karawang, dsb). Perbedaan tersebut terutama dapat dilihat dalam hal adat budaya, bahasa, detail bentuk-bentuk kesenian, dan juga dalam tatacara beragama. Tata cara beragama penduduk Salem kelihatannya masih terdapat unsur kegamaan Hindu dengan campuran-campuran adat setempat yang kental. Pada zaman Hindia Belanda, penduduk Salem masih ada yang melestarikan atau melaksanakan praktek perkawinan model animisme. Misalnya, jika penduduk bermaksud hendak melaksanakan pernikahan, maka mereka akan mendaki dahulu ke lereng Gunung Sagara. Jika di lereng Gunung Sagara terlihat ada burung yang melakukan perkawinan, artinya kedua mempelai tersebut direstui oleh penghuni Gunung Sagara.

Wilayah Salem merupakan kecamatan terpencil, tetapi sempat juga ditetapkan menjadi sebuah kawedanan pada masa penjajahan Belanda. Penetapan ini diperkirakan disebabkan strategisnya daerah Salem. Pada era awal perang kemerdekaan, Salem juga menjadi pusat pertahanan atau tempat mengungsi Bupati Brebes pro Republik. Waktu itu bupati kembar, yang pro Belanda disebut bupati Recomba berkantor di Brebes (Gandasuli), sementara bupati RI berkantor di desa Bentarsari, Salem. Mengingat daerahnya yang strategis tersebut, setelah Perang kemerdekaan usai daerah ini juga pernah menjadi daerah basis pemberontak DI/TII pimpinan Amir Fatah.

Tahun 1960-an di daerah ini juga muncul gerakan-gerakan yang berafiliasi dengan pemberontakan G.30.S/PKI di Jakarta. Hal itu konon erat kaitannya dengan keberadaan pasukan TNI yang pernah bertugas di daerah Salem. Bagi masyarakat setempat tidak bisa dilupakan, ketika ada pasukan penumpas DI/TII (konon dari Div 449). Kejadian terakhir inilah yang menarik. Salem adalah daerah basis pesantren tradisional, tetapi kenapa banyak ditemukan anasir-anasir yang bertentangan dengan semangat pesantren.

Geografi

Kecamatan Salem merupakan daerah pegunungan (400-900 mdpl), dimana Salem sendiri berada di lembah yang dikelilingi hutan dan deretan pegunungan di sekitarnya, berhawa sejuk (16-22° C) dan memiliki panorama yang indah. Lanskape kecamatan Salem mirip mangkok bakso. di kiri kanan adalah daerah pegunungan - pebukitan yang cukup tinggi sementara di tengah-tengahnya adalah wilayah kecamatan Salem. Dengan kondisi daerah tersebut wilayahnya merupakan daerah yang masih cukup terisolir.

Dengan daerah yang dimiliki tersebut, maka secara militer wilayah Salem merupakan daerah pertahanan yang efektif. Dengan menyandang daerah pertanian yang subur, maka tidak aneh wilayah kecamatan Salem merupakan daerah strategis secara politis.


Utara Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Ketanggungan
Timur Kecamatan Bantarkawung
Selatan Kabupaten Cilacap
Barat Kabupaten Kuningan ( Jawa Barat )

Fasilitas

Akhir-alhir ini Masyarakat Salem sudah bisa menikmati fasilitas telepon (ponsel), jaringan listrik, dan angkutan umum. Jaringan PLN baru masuk ke wilayah tersebut sejak tahun 1997.

Jaringan telepon satelit akhir-akhir ini semakin populer, sebab 

jaringan telepon line belum tersedia. Mungkin disinilah uniknya, kecamatan ini letaknya tidak jauh dari ibukota negara, juga masih di pulau Jawa, akan tetapi fasilitas-fasilitas standard seperti (Listrik, jaringan telepon, jalan raya, dll), dapat dinikmati secara merata setelah era reformasi. Baru pada tahun 2009 fasilitas internet dapat dinikmati dengan adanya warnet di kota kecamatan.Tapi untuk saat ini fasilitas internet sudah bisa dinikmati oleh seluruh penduduk Salem hingga ke pelosok daerah.

Transportasi

Salem dapat diakses dengan jalan darat melalui tiga jalur utama yaitu: dari Bumiayu (timur) sekitar 40 km, dari Majenang (selatan) sekitar 20 km, atau dari Banjarharja melalui desa Sindangheula dan mendaki Gunung Lio utara (sekitar 30 km). Akses menuju Salem dari jalur manapun harus melalui jalan yang terjal dan sempit dengan kualitas aspal yang asal ada (kualitas rendah). Akhir-akhir ini tampaknya cukup bagus dengan aspal kualitas hotmik untuk jalur Sindangheula (utara) dan jalur Majenang (selatan) serta jalur Bumiayu (2006). Untuk dilalui kendaraan roda empat cuma ketiga jalur tersebut. Akan tetapi harus ekstra hati-hati karena terjal, terutama dari arah Sindangheula (utara). Ada satu lagi jalur alternatif, yaitu jalur barat Kuningan melalui desa Capar - Ciwaru, tetapi harus dengan jalan kaki.

Budaya

Semua penduduk Salem menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Budaya dan kesenian banyak memiliki kesamaan dengan kesenian yang berkembang di daerah Priangan Timur, seperti kiliningan, wayang golek, reog, calung, dsb. Demikian juga untuk kalangan santri terdapat kesenian terbang atau gembyung, dan seni tari rudat. Untuk budaya dan kesenian tertentu terpengaruh dari budaya & kesenian khas Cirebon, seperti kesenian tarling.

Dengan keberadaannya, kecamatan Salem menjadi sebuah wilayah ber-etnik Sunda, tetapi dibawah pengelolaan pemerintahan ber-etnik Bahasa Jawa. Demikian juga untuk kecamatan yang lain seperti kecamatan Banjarharja dan Bantarkawung.

Agama

Agama yang dianut oleh penduduk kecamatan Salem adalah Islam. Jika ada penduduk yang beragama selain Islam, itu adalah pendatang dari luar kecamatan. Mereka datang ke Salem, biasanya karena melaksanakan tugas kantor, entah itu guru, aparat keamanan, petugas kesehatan, petugas BRI atau aparat Pemda lainnya.

Perekonomian

Sebagian besat penduduk Salem adalah petani, dengan hasil pertanian padi, kelapa, sayur mayur, dan palawija. Selain

itu salem merupakan penghasil kayu hasil hutan lainnya, terutama kayu pinus, bambu, mahoni dan al-basiah (umumnya hasil perkebunan rakyat), serta getah pinus. Hasil pertanian lain yang juga cukup banyak adalah hasil buah-buahan seperti mangga, durian, petai, pisang, nangka dan buah lainnya.

Mengingat potensi daerah yang akhir-akhir ini kurang mencukupi untuk kebutuhan seharihari, maka Sebagian penduduk Salem banyak yang merantau ke daerah lain terutama kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, atau Yogyakarta.

Salem menjadi daerah penghasil batik di Kabupaten Brebes. Batik Salem atau biasa juga dikenal batik Brebesan memiliki motif bunga yang lebar. Pengrajin batik Salem mayoritas adalah pengrajin batik tulis. Para ibu-ibu petani di kala sedang tidak beraktifitas di ladang/sawah mereka mengisi waktu dengan membatik. Secara umum hasil kerajinan yang dapat dijumpai di Salem adalah: Batik, Boboko/Cepon, dingkul,ayakan,nyiru,tampir, dan masih banyak lagi kerajinan salem yang bisa di jual keluar kecamatan salem, kerajinan tersebut juga setelah dibuat oleh pengrajin yang ada di kecamatan salem biasanya di jual ke bakul dan dari bakul di salurkan ke pedagang yang akan menjual ke berbagai kota di seluruh indonesia, seperti halnya bapak Suparjo yang setiap harinya mencari dan membeli ke setiap pengrajin yang ada di pelosok kecamtan salem untuk di kirim ke penjual yang ada di kecamatan banjarharjo , kecamtan tanggungan, kecamatan tanjung bahkan sampai ke kecamtan brebes, selain menjual hasil kerajinan dari kecamatan salem bapak Suparjo juga sering mengirimkan Bambu dan Kayu olahan ke berbagai matrial yang ada di kecamatan banjarharjo, kecamatan tanggungan, kecmatan kersana , kecamatan tanjung sampai ke ibu kota brebes, beliau menggunakan alat transfortasi mobil sebagai alat transportasi untuk menyalurkan barang barang tersebut.dan bagi yang mau pesen kerajinan maupun bambu dan kayu olahan bisa langsung pesen langsung kepada bapak Suparjo yang alamat rumahnya di desa bentarsari, kecamtan salem atau bisa menghubungi no hp 085289753978 / 081914981283

Pendidikan

Daftar Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah baik negeri maupun swasta

  1. SMP Negeri 1 Salem (Desa Salem)
  2. SMP Negeri 2 Salem (Desa Pasir Panjang)
  3. SMP Negeri 3 Salem ( jl. Pasarean No 1 Desa Bentarsari)
  4. SMP Negeri 4 Salem (Desa Indrajaya)
  5. SMP Negeri 5 Salem (Desa Capar)
  6. SMP Negeri 6 Salem (Desa Kadumanis)
  7. SMP Negeri 7 Salem (Desa Citimbang)
  8. SMP 6 Ma;'arif NU Ciputih (Desa Ciputih)
  9. Mts Assalam Salem (Desa Salem)
  10. Mts PSA Ganggawang (Desa Ganggawang)
  11. SMP Islam Ganggawang (Desa Ganggawang)
  12. SMP Islam Alamanah (Desa Bentar)

Daftar Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat baik negeri maupun swasta

  1. SMA Negeri 1 Salem (jl. Raya Bentar-Salem, Desa Salem)
  2. SMK Izzul Islam Ganggawang (Jl. Ganggawang, Desa Ganggawang)
  3. SMK Islam Alamanah (Jl. Bentar, Desa Salem)
  4. MA Ganggawang ( jl. Ganggawang, Desa Ganggawang)

Lingkungan Hidup

Kecamatan Salem adalah daerah pegunungan (100 - 1200 dpl) memiliki topografi/landskape seperti sebuah mangkok, dimana di dalamnya mengalir sungai yang cukup deras, Cigunung yang berhulu di gunung Pojok Tiga, melewati desa Tembong Raja, Indrajaya, Banjaran Salem dan Bentarsari dan Cibentar.

kedua sungai tersebut bertemu di desa Ganggawang dan Bentarsari, dan 

mengalir ke hilir menjadi sungai Cipamali atau Kali Pemali di Bumiayu. Dengan ketinggian tersebut maka Salem merupakan daerah subur dengan curah hujan yang cukup tinggi. Sebagaian besar wilayahnya adalah hutan di bawah pengelolaan Perhutani dan hanya sebagian kecil saja yang dikelola penduduk. Karakteristik alam Salem yang bagus tersebut belum diolah secara optimal, misalnya sungai yang deras belum diolah menjadi wisata olah raga air rafting, atau alam yang bagus belum dibuat rekreasi hutan alam yang eksotik. Atau bahkan bisa juga dijadikan daerah tujuan Outbound

Desa/kelurahan