Alian, Kebumen

kecamatan di Kebumen, Jawa Tengah
Revisi sejak 14 Februari 2015 10.12 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (2), Beliau → Dia (2))

Alian adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Alian terletak di sebelah timur laut Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Alian dari Kota Kebumen adalah 11 kilometer melalui Sruni. Luas wilayahnya 57.750 km², dan jumlah penduduknya 57.523 jiwa (laki-laki 29.124 jiwa, perempuan 28.399 jiwa). Kecamatan Alian terdiri atas 16 desa, 75 RW, dan 258 RT. Pusat pemerintaha Kecamatan Alian berada di Desa Krakal

Alian
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total57,523 jiwa jiwa
Kode Kemendagri33.05.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3305110 Edit nilai pada Wikidata
Luas57,75 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan16
Peta
PetaKoordinat: 7°38′24″S 109°43′24″E / 7.64000°S 109.72333°E / -7.64000; 109.72333

Desa/kelurahan

Batas-batas Wilayah

  1. Sebelah Barat: Kecamatan Pejagoan
  2. Sebelah Timur: Kecamatan Padureso dan Kabupaten Wonosobo
  3. Sebelah Utara: Kecamatan Karangsambung
  4. Sebelah Selatan: Kecamatan Kebumen dan Kecamatan Poncowarno

Geografi

Kecamatan Alian memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Alian adalah 169 meter diatas permukaan air laut. Puncak tertingginya adalah Bukit Prabu yang memiliki ketinggian 425 meter diatas permukaan air laut yang berada di perbatasan Desa Kaliputih dengan Kecamatan Poncowarno. Sungai terbesar di wilayah ini yakni Sungai Luk Ulo, Sungai Kedungbener, Sungai Kalijaya, Sungai Tekung dan Sungai Bakung.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kecamatan Alian umumnya digunakan sebagai lahan persawahan di dataran rendah atau disepanjang alur sungai. dan hutan kaayu tahunan serta palawija di lahan perbukitan. Sebagian lahan sawah merupakan jenis sawah tadah hujan dan sisanya merupakan sawah irigasi dari Waduk Wadaslintang dan Sungai Luk Ulo. Hasil bumi Kecamatan Alian berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, tembakau,cengkih, Jenitri, kayu hingga batu alam.

Transportasi

Transportasi di Kecamatan Alian berupa angkutan kota (Colt) berwarna kuning yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Alian dengan pusat Kabupaten Kebumen. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini. Terdapat dua jalur dari pusat Kabupaten Kebumen menuju pusat Kecamatan Alian di Desa Krakal yakni melalui jalur barat atau Jl. Pemandian Barat dan melalui timur atau Jl. Pemandian Timur. Kedua ruas jalan tersebut bercabang di Desa Jatimulyo. Berikut sejumlah ruas jalan penting di Kecamatan Alian

  1. Jl. Pemandian Barat: Ruas Kota Kebumen - Krakal via Desa Tanuharjo, Desa Karangkembang, Desa Kalijaya, Desa Kalirancang Barat dan berakhir di Krakal. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadasmalang sebagai akses menuju ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang dan Kabupaten Wonosobo.
  2. Jl. Pemandian Timur: Ruas Kota Kebumen - Krakal via Desa Kambangsari, Desa Surotrunan, Desa Seliling, Desa Sawangan, Desa Kalirancang Timur dan berakhir di Krakal. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadasmalang sebagai akses menuju ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang dan Kabupaten Wonosobo.
  3. Jl. Raya Wonokromo: Ruas Sawangan - Wadaslintang via pertigaan Desa Sawangan, Desa Wonokromo, Desa Kaliputih dan berakhir di Waduk Wadaslintang atau di Kecamatan Padureso. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadaslintang sebagai akses menuju ke Kecamatan Prembun, Kecamatan Poncowarno dan Kabupaten Wonosobo
  4. Jl. Raya Tanahsari: Ruas Ruas Kota Kebumen - Surotrunan via Desa Wonosari, Desa Bojongsari dan berakhir di Desa Surotrunan atau Pertigaan Pasar Sruni.
  5. Jl. Raya Karangsambung: Ruas Kota Kebumen - Karangsambung yang melintasi Desa Kemangguhan. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Sadang, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.

Penduduk

Sebagian besar penduduk Kecamatan Alian berprofesi sebagai petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Alian memeluk agama Islam dan sedikit yang beragama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas

Sekolah Menengah

Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Alian adalah sebagai berikut :

  1. SMKN 1 Alian
  2. SMK Mutiara Jatimulyo
  3. SMK IT Darul Amal Kalirancang
  4. SMPN 1 Alian
  5. SMP Ma'arif 2 Seliling
  6. SMP Terbuka Alian
  7. MTs Husnul Hidayah Karangtanjung
  8. MTs Al Hidayah Krakal
  9. MTs Al Azhar Kalijaya
  10. MTs Khaudlul Ulum Bojongsari
  11. MTs As Sa'diyah Sawangan

Sarana Publik

Sarana publik di Kecamatan Alian cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal yang mendukung serta fasilitas kesehatan. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Alian:

  1. Pasar Indrakila di Desa Krakal
  2. Pasar Sruni di Desa Bojongsari
  3. Pasar Kubang di Desa Kambangsari
  4. Pasar Pagi di Desa Sawangan
  5. Pasar Manisan di Desa Kaliputih
  6. Pasar Kewan di Desa Kalirancang
  7. Puskesmas Alian di Desa Krakal
  8. Rumah Bersalin Khadijah di Desa Krakal
  9. Rumah Bersalin Diana di Desa Sawangan

Pariwisata & Sosial Budaya

Kecamatan Alian memiliki tempat wisata, potensi wisata, kerajinan tangan serta makanan khas yang menjajikan. Tempat pariwisata ada yang sudah dikelola dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Kebumen dan juga ada yang belum. Berikut tempat wisata yang ada di Kecamatan Alian

1. Pemandian Air Panas (PAP) Krakal: Tempat wisata ini terletak di Desa Krakal dan Kalirancang. Tempat wisata ini menawarkan pengunjung untuk berwisata husada. Air hangat alami yang disediakan tempat ini dipercaya mampu mengobati penyakit kulit. Disini pengunjung tidak akan menemi kolam berenang seperti pada umumnya melainkan berupa kamar mandi yang berjajar untuk satu orang. Fasilitas disini tergolong sangat baik.

2. Kedungdawa: Tempat wisata yang potensial di Desa Seliling ini menawarkan keindahan alam berupa sungai kecil yang unik ditengah hutan di lereng Bukit Pagergeong. Keunikannya, karena sungai ini memiliki bak bak yang terbentuk secara alami. Tak hanya itu disini juga banyak ditemui air terjun mini yang indah dan alami.

3. Makam Eyang Sabda Guna: Makam yang juga dikenal dengan Makam Stana Budha ini berada di Desa Kalirancang. Belum jelas secara pasti makam siapa sebenarnya. Namun beberapa sumber menyebut ia merupakan tokoh penting dalam peradaban Kabupaten Kebumen dimasa silam. Letaknya diatas Bukit Sikenap dan dikelilingi hutan. Namun pemandangan dari makam yang sering dikunjungi para pencari hal-hal spiritual ini cukup memanjakan mata. Makam ini dilindungi oleh Pemkab Kebumen sebagai Benca Cagar Budaya.

4. Makam Ki Badranala: Makam ini terletak di Desa Karangkembang. Makam ini berada di atas perbukitan yang dikenal dengan nama Gunung Kenap, dibawah sebuah pohon besar. Ia merupakan Bupati pertama kabupaten Panjer di tahun 1642.

5. Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking: Makam Tan Peng Nio terletak di tengah sawah di Desa Jatimulyo adalah puteri Tan Wan Swee, seorang jenderal pelarian dari Tiongkok semasa dinasti Qing. Tan Wan Swee dikabarkan ikut dalam pemberontakan etnis Tionghoa bersama Mas Garendi yang dikenal sebagai peristiwa Geger Pecinan yang menyerbu Keraton Kartasura. Tan Wan Swee juga dianggap berpengaruh dalam membawa seni beladiri Kuntao (Konto) ke Kebumen. Makam ini juga sudah dijadikan Benda Cagar Budaya oleh Pemkab Kebumen.

6. Batik Kebumen: Di Kecamatan Alian juga menjadi pusat batik tulis Kebumen yakni di Desa Seliling dan Batik Merah di Desa Surotrunan.

7. Makanan Khas: Sentra makanan khas dapat di jumpai di Desa Surotrunan berupa Sagon, Satu Kacang Hijau, Seprong dan Gapit. Sementara itu di Desa Krakal terdapat pabrik Tahu yang terkenal di Kabupaten Kebumen yakni Tahu Krakal. Di Desa Karangkembang terdapat pembuatan Jipang Kacang. Sementara emping mlinjo banyak dijumpai di Desa Sawangan

8. Kerajinan: Kerajinan yang ada di Kecamatan Alian adalah sapu ijuk dan jenis sapu lainnya berada di Desa Kalirancang dan sentra pembuatan kopiah/peci di Desa Surotrunan

9. Kesenian: Kesenian tradisonal yang masih bertahan hingga saat ini adalah Ebeg/ Ebleg/ Kuda Lumping, dan Jam Janeng yang masih dijumpai di beberapa desa di Kecamatan Alian

Tokoh

1. Buyar Winarso: Buyar Winarso, (lahir 23 September 1963) adalah seorang pengusaha Indonesia. Buyar Winarso juga menjabat sebagai Bupati Kebumen 2010-2015 yang berasal dari Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Buyar Winarso adalah pemilik SD Global Islamic School Jakarta sebuah yayasan pendidikan ternama.

2. Kyai Mohammad Kasmad Poernomo: Adalah seorang Ulama Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dia adalah sesepuh dan merupakan ulama yang berpengaruh khususnya di desa setempat. Dalam kesehariannya dia menjadi Imam di Masjid Al- Itihad yang terletak di Dusun Jerotengah Desa Kalirancang. Masyarakat setempat jika mempunyai masalah yang berkaitan dengan ke Islaman sering meminta nasehat dari dia. Dia juga yang mendirikan MTs Al - Hidayah pada tahun 1992. Namun kini sekolah tersebut sudah berubah menjadi sebuah sekolah menengah kejuruan yakni SMK IT Darul Amal Kalirancang.

3. Soewarto Moestadja: Soewarto Moestadja adalah politikus dan juga menteri dalam negeri Suriname yang merupakan keturunan Jawa. Soewarto Moestadja adalah generasi kedua dari buruh kontrak asal Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tahun 1950, Kakek dan nenek Soewarto Moestadja dibawa Belanda ke Suriname kemudian dikembalikan lagi ke Indonesia pada 1963.