Harmoko

Politisi Indonesia
Revisi sejak 10 Agustus 2015 04.03 oleh DennyRG (bicara | kontrib) (menghapus Kategori:Tokoh Orba menggunakan HotCat)

Harmoko (lahir 7 Februari 1939) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Harmoko
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat 9
Masa jabatan
1997 – 1999
PresidenSoeharto
Bacharuddin Jusuf Habibie
Sebelum
Pendahulu
Wahono
Pengganti
Amien Rais
Sebelum
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 12
Masa jabatan
1997 – 1999
PresidenSoeharto
Bacharuddin Jusuf Habibie
Sebelum
Pendahulu
Wahono
Sebelum
Menteri Penerangan Indonesia ke-22
Masa jabatan
19 Maret 1983 – 16 Maret 1997
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Ali Murtopo
Pengganti
R. Hartono
Sebelum
[[Ketua Umum Golongan Karya]] 6
Masa jabatan
1993 – 1998
Sebelum
Pendahulu
Wahono
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir7 Februari 1939 (umur 85)
Belanda Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Hindia Belanda
Tanda tanganBerkas:Sign Harmoko.png
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Pekerjaan

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Karier Politik

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah. Harmoko pun dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-6. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

Jabatan politik
Didahului oleh:
Wahono
Ketua MPR RI
1997—1999
Diteruskan oleh:
Amien Rais
Didahului oleh:
Wahono
Ketua DPR RI
1997—1999
Diteruskan oleh:
Akbar Tandjung
Didahului oleh:
Ali Moertopo
Menteri Penerangan Republik Indonesia
1983—1997
Diteruskan oleh:
R. Hartono
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Wahono
Ketua Umum Golongan Karya
1993–1998
Diteruskan oleh:
Akbar Tandjung