Bando Amin
Bando Amin (lahir 30 November 1951) adalah bupati perdana kabupaten Kepahiang berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2005 untuk periode 7 Agustus 2005 hingga 7 Agustus 2010 yang diraih bersama Abasri DJ selaku wakil bupatinya. Ia kembali memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2010, sehingga melanjutkan jabatannya sebagai bupati kabupaten Kepahiang bersama Bambang Sugianto sebagai wakil bupati Kepahiang untuk periode 7 Agustus 2010 hingga 30 Agustus 2015.[1]
Bando Amin | |
---|---|
Bupati | |
Masa jabatan 7 Agustus 2005 – 30 Agustus 2015 | |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Bando Amin Ciwi Kader 30 November 1951 Muara Langkap, Bermani Ilir, Kepahiang |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Ice Rakizah |
Anak | Rita Prima Bendryanti Epina Felizita Rio Dinero |
Almamater | STIA Maulana Yusuf Banten (S-1) STIE-IPWI Jakarta (S-2) Universitas Padjadjaran (S-3) |
Pekerjaan | Politikus Pengusaha |
Sunting kotak info • L • B |
Profil
Usai menamatkan sekolah menengah pertama di Curup, ia meminta izin kepada orang tuanya untuk meneruskan pendidikan sekolah menengah atas ke Bandung, karena saat itu ia bercita-cita untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung. Dikarenakan keterbatasan segalanya, ia justru bersekolah di sebuah sekolah teknik menengah di Cianjur, ikut seorang gurunya bernama Sulisman Manan yang berasal dari Bandar Bintuhan.
Usai STM, ia bekerja di PT Krakatau Steel, Cilegon. Berkat ketekunan, kerja keras, dan berprestasi di bidangnya, ia terpilih untuk tugas belajar teknologi baja billet di negara Meksiko (1974). Prestasi ini sangat membanggakan karena dia termasuk rombongan pertama orang Indonesia yang dikirim untuk belajar teknologi baja billet di luar negeri saat itu. Selanjutnya, ia kembali ditugaskan belajar baja slab di Hattingen, Jerman Barat (1982).
Semasa tinggal di Jerman Barat, ia kerapkali terlibat diskusi dengan para pemuda Indonesia yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pelajar Indonesia (PPI) Jerman. Mereka seringkali membahas masalah-masalah aktual serta kepedulian terhadap ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tanpa kecuali upaya peningkatan perekonomian di tanah kelahirannya provinsi Bengkulu.
Kembali ke Indonesia, kariernya di PT Krakatau Steel terus meningkat, sehingga pernah dipercaya di berbagai jabatan penting. Di sela kesibukannya, semangat menuntut ilmu tak pernah surut. Ia melanjutkan studi ke STIA Maulana Yusuf Banten, hingga meraih gelar sarjana (S-1). Tak puas hanya sebagai sarjana, pria ramah dan bersahaja ini meneruskan ke Program Magister Manajeman (S-2) di STIE-IPWI Jakarta. Pada 22 Januari 2014, ia meraih gelar doktor (S-3) dari Universitas Padjadjaran. Ia juga mengelola Universitas Dehasen (1987-sekarang), serta pernah dipercaya sebagai anggota MPR RI (1999-2004). Bekal pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang cukup luas itu, menjadi catatan khusus masyarakat di kabupaten Kepahiang yang saat itu baru dimekarkan sebagai kabupaten (2003). Ketika kabupaten Kepahiang menggelar Pilkada langsung 2005, ia merasa "terpanggil" untuk memberikan sumbangsih tenaga dan pikirannya memajukan daerahnya. Kemudian ia menetapkan niatnya maju dalam bursa kandidat bupati kabupaten Kepahiang.
Setelah dipercaya sebagai bupati, ia dengan sigap melakukan proses percepatan pembangunan. Ia juga melakukan studi banding sekaligus mengundang para investor ke Kepahiang. Tak heran, ia harus melakukan perjalan ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Mesir, Perancis, dan lain-lain.
Kehidupan pribadi
Bando Amin menikah dengan Ice Rakizah, seorang kembang desa Taba Sating yang dikenalinya saat sekolah di Bandung. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang putri dan satu putra, yaitu Rita Prima Bendryanti, Epina Felizita, dan Rio Dinero.
Bando Amin lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bernama Ciwi Kader, dan ibunya bernama Siti Asia. Walau terlahir dari keluarga dengan latar belakang petani, Bando tidak minder. Kondisi itulah yang memotivasi dirinya untuk selalu belajar dengan tekun dan ikhlas agar bisa menggapai cita-citanya, sehingga menjadi seorang yang memiliki lika-liku kehidupan yang hebat dan tangguh.
Gelar kebangsawanan
Selama menjabat sebagai bupati Kepahiang, Bando Amin telah dianugerahi lima gelar kebangsawanan. Gelar-gelar tersebut adalah:
- Gelar dari adat Rejang: Rajo Rio Dipati Junjung
- Gelar dari adat Jawa: Raden Wiromanggala
- Gelar dari adat Sunda: Rakean Pangraksak Mitra Raharja
- Gelar dari adat Bali: Ngurah Agung Wiranate
- Gelar dari adat Minangkabau: Rang Kayo Maharajo Basa
- Gelar dari Kesultanan Sa Buayan Mindanao: Dato' and Datuk Maharajalayla Sa Buayan Na Kepahiang[2]
- Gelar dari adat Kerajaan Amantubillah Mempawah: Dato Petinggi Astana[3]
Galeri
-
Bupati saat mengunjungi perkebunan buah naga di Kepahiang.
-
Bupati dengan pakaian tradisional Bali saat mengunjungi perkebunan kakao di Kepahiang.
-
Bupati saat mengunjungi budi daya ikan di Kepahiang.
-
Foto yang digunakan saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2010.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Bando Amin
- (Indonesia) Situs web resmi Bengkulu Ekspress
- Bando Amin di Facebook