Maluku Utara
Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Maluku Utara resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara.
Maluku Utara | |
---|---|
Sunrise di Kota Ternate | |
Motto: Marimoi Ngone Futuru | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003 |
Tanggal | 4 Oktober 1999 (hari jadi) |
Ibu kota | Sofifi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Abdul Ghani Kasuba |
• Wakil Gubernur | Muhammad Natsir Thaib |
Luas | |
• Total | 140.255,32 km2 (54,152,88 sq mi) |
• Luas daratan | 33.278 km2 (12,849 sq mi) |
• Luas perairan | 106.977,32 km2 (41,304,17 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.038.087 |
• Kepadatan | 7,4/km2 (19/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam (76,1%), Protestan (23,1%), Lainnya (0,8%) |
• Bahasa | Bahasa Melayu Maluku Utara |
Kode Kemendagri | 82 |
Kode BPS | 82 |
DAU | Rp. 772.591.162.000.- |
Situs web | www.malukuutaraprov.go.id |
Pada awal pendiriannya, Provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate yang berlokasi di kaki Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Tepatnya sampai dengan 4 Agustus 2010, setelah 11 tahun masa transisi dan persiapan ifrastruktur, ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke Kota Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.
Sejarah
Sebelum penjajahan
Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu:
Pendudukan militer Jepang
Pada era ini, Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.
Zaman kemerdekaan
Orde Lama
Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).
Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.
Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkrit.
Orde Baru
Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.
Orde Reformasi
Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.[1]
Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore.
Pemerintahan
Gubernur
Berikut adalah daftar Gubernur Maluku Utara secara definitif sejak tahun 2002.
Gubernur Maluku Utara | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nomor urut | Gubernur | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Thaib Armaiyn (lahir 1957) |
Independen | 25 November 2002 | 25 November 2007 | 5 tahun, 0 hari | I (2002) |
Madjid Abdullah | |||
29 September 2008 | 29 September 2013 | 5 tahun, 0 hari | II (2007) |
Abdul Ghani Kasuba | [2][3] | |||||
2 | Abdul Ghani Kasuba (lahir 1951) |
PKS | 5 Mei 2014 | 5 Mei 2019 | 5 tahun, 0 hari | III (2013) |
Muhammad Natsir Thaib | [4][5] | ||
Independen | 10 Mei 2019 | 10 Mei 2024[a] | 5 tahun, 0 hari | IV (2018) |
Al Yasin Ali | [6][7] |
- Catatan
- ^ Berstatus non-aktif sejak 20 Desember 2023, jabatan diisi oleh Pelaksana Tugas Al Yasin Ali
Perwakilan
DPRD Maluku Utara hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari dua belas partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 8 |
Lambang PDI-P PDI-P | 7 |
PKS | 5 |
Partai NasDem | 5 |
Partai Hanura | 4 |
Partai Gerindra | 3 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 3 |
PAN | 3 |
PBB | 3 |
PKPI | 2 |
PKB | 1 |
Lambang PPP PPP | 1 |
Total | 45 |
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/kota | Ibu kota | Bupati/wali kota | Luas wilayah (km2)[8] | Jumlah penduduk (2024)[8] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Halmahera Barat | Jailolo | James Uang | 2.239,114 | 137.543 | 8 | -/169 | ||
2 | Kabupaten Halmahera Selatan | Labuha | Hasan Ali Bassam Kasuba | 8.096,397 | 255.384 | 30 | -/249 | ||
3 | Kabupaten Halmahera Tengah | Weda | Bahri Sudirman (Pj.) | 2.276,903 | 96.977 | 10 | -/61 | ||
4 | Kabupaten Halmahera Timur | Kota Maba | Ubaid Yakub | 6.488,730 | 97.895 | 10 | -/102 | ||
5 | Kabupaten Halmahera Utara | Tobelo | Frans Manery | 3.404,629 | 203.213 | 17 | -/196 | ||
6 | Kabupaten Kepulauan Sula | Sanana | Fifian Adeningsi Mus | 3.304,32 | 105.095 | 12 | -/78 | ||
7 | Kabupaten Pulau Morotai | Daruba | Burnawan (Pj.) | 2.337,331 | 74.436 | 5 | -/88 | ||
8 | Kabupaten Pulau Taliabu | Bobong | Aliong Mus | 2.985,748 | 59.330 | 8 | -/71 | ||
9 | Kota Ternate | - | M. Tauhid Soleman | 162,202 | 206.745 | 7 | 77/- | ||
10 | Kota Tidore Kepulauan | - | Ali Ibrahim | 1.703,322 | 115.406 | 8 | 40/49 |
Geografis
Provinsi Maluku Utara merupakan Provinsi kepulauan yang terdiri dan 397 buah pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau telah di huni, sedangkan 333 pulau lainnya tidak dihuni. Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 145.819,1 km2. Sebagian besar merupakan wilayah laut, yaitu seluas 100.731,44 km2 (69,08%). Sisanya seluas 45.087,66 km2 (30,92 %), adalah daratan.
Pulau yang tergolong relatif besar adalah Pulau Halmahera (18.000 km2), pulau yang ukurannya relatif sedang yaitu Pulau Obi (3.900 km2), Pulau Taliabu(3.195 km2), Pulau Bacan (2.878 km2), dan Pulau Morotai (2.325 km2). Pulau-pulau yang relatif kecil antara lain Pulau Temate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya.
Secara geografis, Provinsi Maluku Utara berada pada 3° Lintang Utara hingga 3° Lintang Selatan dan 124° hingga 129° BujurTimur.
Topografi
Sebagian besar wilayah Maluku Utara bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang terdiri dan pulau-pulau vulkanis dan pulau karang, sedangkan sebagian lainnya merupakan dataran. Pulau Halmahera mempunyai banyak pegunungan yang rapat mulai dan Teluk Kao, Teluk Buli, Teluk Weda, Teluk Payahe dan Dodinga. Disetiap daerah terdapat punggung gunung yang merapat ke pesisir, sedangkan pada daerah sekitar Teluk Buli (di Timur) sampai Teluk Kao (di Utara), pesisir barat mulai dan Teluk Jailolo ke utara dan Teluk Weda ke selatan dan utara ditemui daerah dataran yang luas.
Iklim
Wilayah Maluku Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis dan iklim musim. Oleh karena itu iklimnya sangat dipengaruhi oleh lautan dan bervariasi antara tiap bagian wilayah yaitu iklim Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula.
- Daerah lklim Halmahera Utara, musim hujan berada pada bulan Desember-Februari dan kemarau dalam bulan Agustus-Desember yang diselingi pancaroba pada bulan Nopember-Desember.
- Daerah Iklim Halmahera Tengah dan Halmahera Barat; dimana dipengaruhi muslim Utara pada bulan Oktober-Maret, pancaroba pada bulan April. Musim Selatan pada bulan April-September yang diselingi angin Timur dan pancaroba pada bulan September.
- Daerah Iklim Halmahera Selatan, dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim Utara pada bulan Oktober-Maret yang diselingi angin Barat dan pancaroba pada bulan April, musim Selatan pada bulan September diselingi angin Timur dan pancaroba dalam bulan September.
- Daerah Iklim Kepulauan Sula; terdiri atas dua musim, musim Utara pada bulan Oktober-Maret diselingi angin Barat dan pancaroba pada bulan April dan musim Selatan pada bulan April-September, diselingi angin Timur dan pancaroba pada bulan September.
Sedangkan jenis curah hujan adalah sebagai berikut:
- Curah hujan antara 1000 mm — 2000 mm, meliputi pulau Tobelo, pulau Mangote, pulau Sulabesi, pulau Obi dan sekitarnya, pulau Bacan dan sekitamya, pulau Halmahera bagian Selatan.
- Curah hujan antara 2500 mm — 3000 mm, meliputi pulau Halmahera bagian Utara, sebagian Kecamatan Ibu. Galela dan Loloda.
- Sedangkan wilayah Iainnya adalah curah hujan antara 2000 — 2500 mm per tahun.
Tanah
Jenis tanah yang tersebar di Provinsi Maluku Utara yaitu terdiri dari:
- Jenis Tanah Mediteran terdapat di Pulau Morotai bagian barat, timur dan selatan, Pulau Doi Kecamatan Loloda.
- Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning terdapat di Pulau Halmahera dan Utara ke Selatan, Tobelo, Ibu, Obi bagian Timur, Sanana, Pulau Taliabu, Wasiley, Oba, Weda, Patani dan Maba.
- Jenis Tanah Kompleks terdapat di Pulau Morotai bagian Barat dan Timur, Obi bagian tengah, Pulau Halmahera bagian tengah sampai timur.
- Jenis Latosol terdapat di Lologa, Calela, Jailolo bagian Selatan, Cane Barat, Cane Timur, Bacan, Obi, Wasilei, Weda dan Maba.
- Jenis Tanah Regosol terdapat di Loloda, Calela, Sahu, Kao, Pulau Ternate, Pulau Makian, Pulau Obi di pesisir utara.
- Jenis Tanah Alivial terdapat di Pulau Obi bagian barat, Pulau Taliabu bagian utara dan tenggara, Oba, Wasilei, Weda, Patani dan Maba.
Penggunaan Lahan
Secara keseluruhan, penggunaan lahan di Provinsi Maluku Utara didominasi oleh penggunaan lahan hutan dan lahan perkebunan. Dan luas daratan seluas 45.069,66 Km2 diantaranya merupakan lahan perkebunan dengan luas 830.683,6 Ha atau 8.306.836 Km2 dan luas lahan hutan 534.409,0 Ha atau 5.344.090 Km2 serta selebihnya adalah lahan untuk sawah, perumahan dan permukiman, tegalan dan bangunan lainnya.
Ekonomi
- Cengkeh
- Pala
- Kopra
- Perikanan
- Emas oleh PT. Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
- Nikel oleh PT. Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
Demografi
Menurut sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara sebanyak 1 038 087 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 2,47 persen. Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 4,12 persen di Kabupaten Halmahera Tengah hingga yang tertinggi sebesar 19,16 persen di Kabupaten Halmahera Selatan.
Suku
Terdapat beragam suku yang mendiami wilayah Maluku Utara, yaitu Suku Madole,Suku Pagu, Suku Ternate, Suku Makian Barat, Suku Kao, Suku Tidore, Suku Buli, Suku Patani, Suku Maba, Suku Sawai, Suku Weda, Suku Gane, Suku Makian Timur, Suku Kayoa, Suku Bacan, Suku Sula, Suku Ange, Suku Siboyo, Suku Kadai, Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku Tobaru, Suku Sahu, Suku Arab, dan Eropa.
Agama
Menurut hasil sensus tahun 2010, 74,28% dari 237.641.326 penduduk Maluku Utara adalah pemeluk Islam, 24,90% Protestan, 0,52% Katolik, 0,2% Hindu, 0,1% Buddha, 0,1% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,24% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.[10]
Islam di Maluku Utara
Islam di Maluku Utara memiliki sejarah yang panjang. Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja Ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram. Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Pada tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.
Pariwisata
Maluku Utara memiliki objek wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias beragam jenis. Ada juga hutan wisata sekaligus taman nasional dengan spesies endemik ranking ke 10 di dunia. Kawasan suaka alam yang terdiri dari beberapa jenis, baik di daratan maupun di perairan laut seperti Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi, Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho. Kawasan Cagar Alam Budaya yang memiliki nilai sejarah kepurbakalaan tersebar di wilayah Provinsi Maluku Utara meliputi cagar alam budaya di Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmaerah Utara.
Wisata Budaya
- Kadaton Kesultanan Ternate
Dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44.560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Didalam kedaton tersimpan benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah antara lain mahkota, Al-qur’an tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.
Wisata Alam
- Pulau Maitara dan Tidore
Pulau Maitara adalah pulau kecil di antara Tidore dan Ternate. Karena pulaunya yang kecil tapi indah menjadikannya ikon untuk mata uang seribu rupiah.
Pulau Tidore sedikit lebih luas dibandingkan pulau Ternate. Tidore dan Ternate terletak bersebelahan, Tidore di sebelah selatan dan Ternate dibagian utara. Kedua pulau ini berada di barat pulau Halmahera. Tidore didominasi oleh Gunung Kie Matubu yaitu gunung berapi tua dengan ketinggian 1730 mdpl.
Wisata Sejarah
Kuliner
Makanan khas di Ternate yaitu papeda seperti juga di Papua dapat Anda cicipi di sini. Selain itu ada juga ketam kenari, halua kenari, bagea, makron, nasi jaha, lalampa, ikan fufu (ikan asap), sagu lempeng dan gohu ikan. Ada juga minuman khas yaitu air goraka (minuman jahe), biasa dihidangkan bersama dengan pisang goreng dan dabu-dabu (sambal khas Maluku Utara).
Transportasi
Jalan Darat
Panjang Jalan
- Jalan negara sepanjang 58,50 km
- Jalan provinsi sepanjang 404 km
- Jalan kabupaten sepanjang 501,20 km
Fisik jalan
- Jalan aspal sepanjang 106 km
- Jalan sirtu sepanjang 6 km
- Jalan tanah sepanjang 851,7 Km
Kondisi jalan
- Baik sepanjang 4 km,
- Sedang sepanjang 56,3 km
- Rusak ringan sepanjang 112,7 km
- Rusak berat sepanjang 474 km
- Belum ditembus sepanjang 310,4 km
Kendaraan angkutan (per April 2010)
- Roda dua (ojek); sejumlah > 5000 unit
- Roda empat; sejumlah > 500 unit
- Mobil Penumpang (Mikrolet dan Carry); sejumlah > 300 unit
- Mobil (Pick Up) Led Bak R6; sejumlah > 300 unit
- Roda enam; sejumlah 50 unit
- Mobil Barang (Truck Bak Kayu); sejumlah 100 unit
- Mobil Barang (Dump Truck); sejumlah 100 unit
Catatan
Referensi
- ^ Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negera Nomor 3895
- ^ "Presiden Instruksikan Thaib Armaiyn Segera Dilantik". Liputan6.com. Jakarta. 2008-09-30. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ "Gubernur Maluku Utara Dilantik". Koran Tempo. Jakarta. 2008-09-30. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ "Dilantik Mendagri, Kasuba-Thaib resmi pimpin Maluku Utara". Merdeka.com. 2014-05-05. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Eksa, Golda (2018-09-11). "PKS Tegaskan Gubernur Maluku Utara bukan Kader". Media Indonesia. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Yamin, Fatimah (2018-12-16). Belarminus, Robertus, ed. "KPU Maluku Utara Tetapkan Abdul Gani Kasuba dan Al Yasin sebagai Gubernur dan Wagub Terpilih". Kompas.com. Ternate. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Ismail, EH (2019-05-10). "Gubernur Maluku Utara Dilantik, Mendagri Ucapkan Selamat". Republika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-10. Diakses tanggal 2019-05-22.
- ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut". Sensus Penduduk 2010. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik. 15 May 2010. Diakses tanggal 20 November 2011.
Religion is belief in Almighty God that must be possessed by every human being. Religion can be divided into Muslim, Christian, Catholic, Hindu, Buddhist, Hu Khong Chu, and Other Religion.
Muslim 207176162 (87.18%), Christian 16528513 (6.96), Catholic 6907873 (2.91), Hindu 4012116 (1.69), Buddhist 1703254 (0.72), Confucianism 117091 (0.05), Other 299617 (0.13), Not Stated 139582 (0.06), Not Asked 757118 (0.32), Total 237641326 - ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut". Sensus Penduduk 2010. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik. 15 May 2010. Islam 207176162 (87,18%), Kristen 16528513 (6,96), Katolik 6907873 (2,91), Hindu 4012116 (1,69), Buddha 1703254 (0,72), Kong Hu Cu 117091 (0,05), lainnya 299617 (0,13), tidak terjawab 139582 (0,06), tidak ditanyakan 757118 (0,32), total 237641326
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Maluku Utara
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku Utara
- (Indonesia) Sensus Penduduk 2010 Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Demografi.htm Profil Demografi Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Ekonomi.htm Profil Ekonomi Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Wisata.htm Profil Wisata Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/ Ekonomi Regional Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/ Statistik Regional Maluku Utara