Tony Koeswoyo
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Koestono Koeswoyo atau Tony Koeswoyo (lahir di Tuban, 19 Januari 1936 – 27 Maret 1987) adalah musisi Indonesia yang paling terkenal sebagai anggota kelompok Koes Plus.
Pioner& Maestro Sejati Musik Pop yang Menggebrak Blantika Musik Indonesia Era 1960 - 1970 yang lagu2nya diciptakan dengan lirik 2 yang luar biasa.
Tahun 1962 dia mendirikan Koes Bersaudara yang anggota anggotanya adalah kakak dan adik adiknya putra Koeswoyo yaitu John Koeswoyo, Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Nomo koeswoyo. Di awal tahun 1960-an group musik di Indonesia umumnya lebih bangga menyanyikan lagu asing, namun Koes bersaudara merupakan pelopor mencipta dan merekam lagu berbahasa Indonesia. Atas permintaan penonton ketika Koes Bersaudara manggung, mereka "terpaksa" membawakan lagu lagu The Beatles, Kalin Twin dan Everly Brothers yang ujung ujungnya dituduh Bung Karno sebagai penyebar Musik Ngak Ngik Ngok tak berbudaya Indonesia. Oleh karenanya mereka mendekam di Bui tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Sekeluar dari bui, situasi dalam penjara dipotret melalui lagu lagu Koes Bersaudara berikutnya. Di tengah situasi ekonomi sulit, Nomo Koeswoyo mengundurkan diri. Keadaan ekonomi Tonnypun menurun hingga menjual radio satu satu miliknya untuk membeli becak guna menyambung nyawa. Tetapi berusaha keras eksis di bidang musik dengan merekrut Murry membentuk Group musik yang diberi nama sementara FREE AND PEACE, sebelum kemudian terinspirasi dengan APC PLUS dan KOES PLUS-lah nama yang dipilih untuk nama Group yang terdiri dari Tonny, Yon, Yok dan Murry. Maestro Musik yang bernama asli KOESTONO ini seperti mendapat energi baru dengan masuknya Murry, sehingga kreatifitasnya tidak terbendung dengan menampilkan irama musik yang lebih bervariasi. Walau mula mula KOES BERSAUDARA dan KOES PLUS berkiblat musik barat, tetapi suatu waktu Tonny Koeswoyo berseru agar musisi Indonesia jangan segan menggali kekayaan seni Musik Tradisional Indonesia. Dan dia benar benar berhasil membuktikan dengan keberhasilannya meramu musiknya dengan warna lokal / tradisional Indonesia. Hingga hari ini belum kita temukan musisi sekonsitensi dia dalam beridealisme. Hal ini dibuktikan dengan album album Pop Indonesia, Pop Jawa, Pop Melayu, Pop Keroncong, kemudian "diversifikasi" menjadi Album Anak Anak, Natal, Qosidah, Another Song for You (bahasa Inggris), Album In Hard Beat, Folksong. Dengan berbekal bacaan filsafat yang bersumber dari Al Qur'an, Injil, Gitanyali, Bhagawat Gita, Vivekananda dsb, menyebabkan lirik lagu yang dia ciptaan memiliki bobot. Tidak hanya tema Cinta yang diusung oleh Tonny Koeswoyo, tetapi merambah pada Tema Ketuhanan, Tema Nasionalisme, Keindahan Alam dll. Walaupun pada waktu itu sempat menimbulkan pendapat miring bagi pengamat musik, Konsep mencipta lagu yang berlirik sederhana, dan easy listening, menjadikan lagu KOES BERSAUDARA dan KOES PLUS bertahan hingga 3 dasawarsa tidak mustahil menjadi "lagu rakyat" sepanjang masa. Intensitas bermusik yang tinggi menyebabkan raganya "terlupakan", sehingga pada tanggal 27 Maret 1987 penyakit kanker usus mengakhiri hidupnya.