Pembacaan Taurat

Revisi sejak 21 November 2022 20.14 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pembacaan Taurat (bahasa Ibrani: קריאת התורה‎, q'riat Ha-Torah; bahasa Inggris: Torah reading) adalah suatu ritual agamawi dalam Yudaisme yang menyangkut pembacaan sejumlah bagian bacaan dari Gulungan Kitab Taurat (Sefer Torah) di depan umum. Istilah ini sering merujuk kepada keseluruhan upacara mulai dari pengambilan Gulungan Taurat dari tempat penyimpanannya ("Tabut Kudus"), pembacaan dengan nyanyian (kantilasi) sampai pengembalian gulungan ke tempat penyimpanan.

Pembacaan Taurat di depan umum secara teratur diperkenalkan oleh Ezra Sang Penulis setelah kembalinya orang-orang Yahudi dari pembuangan ke Babel (~ 537 SM), sebagaimana dicatat dalam Kitab Nehemia.[1] Dalam zaman modern, penganut Yudaisme Ortodoks melakukan pembacaan Taurat menurut suatu aturan khusus yang diyakini tidak berubah sejak 2000 tahun lalu, yaitu saat kehancuran Bait Suci Kedua di Yerusalem (tahun 70 M). Pada abad ke-19 dan 20, kelompok Yudaisme Reform dan Yudaisme Konservatif telah membuat sejumlah adaptasi dari aturan pembacaan Taurat, tetapi kerangka dasar pembacaan biasanya tetap sama:

Waktu-waktu pembacaan Taurat

sunting

Bagian pertama (dari tujuh bacaan) suatu parsyah setiap minggunya dibaca pada hari Senin dan Kamis pagi. Parsyah tersebut dibacakan secara keseluruhan pada hari Sabat (Sabtu). Kebanyakan hari-hari raya Yahudi besar maupun kecil dan hari-hari puasa mempunyai bacaan khusus untuk hari tersebut. Taurat juga dibaca pada ibadah siang hari Sabtu, hari-hari puasa dan Yom Kippur.

Jika Taurat dibaca pada waktu pagi, biasanya setelah Tachanun atau Hallel, atau, jika ini semua dihilangkan, langsung setelah Amidah. Pembacaan Taurat diikuti oleh penyebutan Half Kaddish.

Jika Taurat dibaca pada waktu doa siang, maka dilakukan tepat sebelum Amidah.

Prosedur

sunting
 
Seorang anak laki-laki membaca Taurat menurut kebiasaan Sefardim

Hagbaha

sunting

Dalam tradisi Sefardim, Gulungan Taurat diangkat sebelum dibaca, dan ini disebut "Levantar." Dalam tradisi Ashkenazi hal ini dilakukan setelah pembacaan dan disebut "Hagbaha." Dua orang yang mendapat kehormatan melakukannya disebut Magbiah ("pengangkat") melakukan Hagbaha ("pengangkatan [Gulungan Taurat]") dan mempertontonkan tulisan Ibrani dalam Taurat untuk dilihat semua orang yang hadir,[2][3] sementara Golel ("penggulung"; "roller") melakukan Gelillah ("penggulungan" [Tauray]") dan meletakkan penutup, pengikat, mahkota dan/atau ornamen lainnya.

Aliyot

sunting

Seorang petugas sinagoge, disebut gabbai, kemudian memanggil beberapa orang (hanya pria untuk aliran Yudaisme Ortodoks dan sejumlah Yudaisme Konservatif; pria dan wanita dalam kelompok lain), bergantian, untuk diberi kehormatan membacakan satu bagian bacaan aliyah (bahasa Ibrani: עליה‎, bentuk jamak: עליות aliyot; artinya "naik"), di mana orang yang diberi kehormatan, biasanya juga petugas pembaca, mengucapkan berkat terhadap Taurat, di antara setiap ayat. Setiap orang membacakan satu bagian dari bacaan Taurat untuk hari itu. Paling sedikit selalu ada tiga olim (orang yang dipanggil untuk membacakan Taurat):

Jumlah bacaan (aliyot) Peristiwa
3 Senin dan Kamis pagi, Sabat siang, hari-hari puasa (Ta'anit), Hanukkah, Purim, Yom Kippur siang
4 Rosh Kodesh, Khol HaMoed
5 Paskah, Shavuot, Rosh Hashanah, Sukkot, Shemini Atzeret, Simkhat Torah
6 Yom Kippur pagi
7 Sabat (Sabtu) pagi

Gelila

sunting

Setelah pembacaan, jika Taurat tidak ditempatkan dalam kotak kayu, maka Golel ("penggulung") melakukan Gelila ("menggulung menutup"), dan mengikat gulungan itu dengan suatu tali sash dan mengembalikan tutup Taurat. Kehormatan ini sering kali diberikan kepada seorang anak kecil yang belum mencapai usia Bar Mitzva.

Maftir

sunting

Pada hari-hari jika dilakukan pembacaan haftarah, ada suatu bacaan (aliyah) terakhir setelah kaddish, yang disebut maftir. Orang yang dipanggil untuk membaca aliyah tersebut juga disebut "maftir". Pada hari-hari raya, maftir dibaca dari ayat-ayat Taurat yang menggambarkan korban-korban yang dibawa ke Bait Suci pada hari raya tersebut. Dalam sinagoge progresif dilakukan pembacaan alternatif. Pada hari Sabtu, maftir adalah pengulangan dari beberapa ayat terakhir suatu parsyah.

Jika Taurat dibacakan pada hari puasa siang (dan pada hari Yom Kippur siang), aliyah ketiga dianggap sebagai maftir, dan diikuti langsung oleh pembacaan haftarah.

Haftarah

sunting

Pada hari Sabtu dan hari-hari raya Yahudi pagi, juga pada hari-hari puasa siang dan Yom Kippur, pembacaan Taurat diakhiri dengan pembacaan haftarah – bacaan dari salah satu kumpulan kitab Nevi'im (nabi-nabi). Pembacaan haftarah biasanya berkaitan dengan pembacaan Taurat hari itu, atau tema hari raya, atau waktu dalam tahun tersebut.

Pengembalian gulungan Taurat

sunting

Gulungan Taurat kemudian dikembalikan ke kotak penyimpanannya ("Tabut Kudus") dengan diiringi oleh doa-doa khusus. Petugas (Chazzan) membawa gulungan Taurat dalam lengan kanannya sambil melafalkan "Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur." Jemaat menyambutnya dengan mengucapkan Mazmur 148, ayat 148:13-14.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "8", Nehemiah, Tanakh, Mechon Mamre .
  2. ^ "Parshas Vayeishev", Weekly Halacha, Torah.org, 5760, diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-01-16, diakses tanggal 2013-08-05  .
  3. ^ "Synagogue", Glossary of Hebrew Terms, Scheinerman .

Pranala luar

sunting

Pustaka tambahan

sunting

Templat:Torah reading

Templat:Shabbat