Nojorono Tobacco International
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
PT Nojorono Tobacco International (disingkat Nojorono) adalah sebuah perusahaan pelopor kretek di Indonesia yang berpusat di Kota Kudus, Jawa Tengah dan didirikan pada 14 Oktober 1932. Perusahaan ini diinisiasi oleh Tjoa Kang Hay dan kedua menantunya, Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay. PT Nojorono Tobacco International juga dikenal sebagai pemilik merek dagang Minak Djinggo yang diluncurkan tahun 1932.[1][2]
Sebelumnya | PT Nojorono Tobacco Limited |
---|---|
Swasta | |
Industri | Rokok Tembakau |
Didirikan | 1932 |
Pendiri | Ko Djee Siong & Tan Djing Thay |
Kantor pusat | Kabupaten Kudus, Jawa Tengah |
Produk | Minak Djinggo Clas Mild Clas Mild Silver Clas Mild Redmax Minak Djinggo Rempah Aroma Kretek Niko Janaka Top Mild Wali Kretek Matra Kretek Nikki Super Maraton Jazy Mild Jazy Bold |
Anak usaha | PT Aroma Tobacco International PT Nikorama Citra Tobacco PT Nikki Super Tobacco Indonesia |
Situs web | Nojorono Official Website |
Tidak hanya berkiprah di indonesia, PT Nojorono Tobacco International kini telah mengembangkan produksi hingga keluar negeri yaitu mengekspor produk ke beberapa negara Asia Tenggara.[3] Gagasan ini di tempuh oleh PT Nojorono Tobacco International sebagai jalan keluar untuk mempertahankan jumlah produksi dengan berbagai kebijakan baru rokok di Indonesia.[4]
Sejarah
Penamaan
Nama Nojorono diilhami dunia pewayangan. Kata "Nojorono" berasal dari tokoh Narayana atau Norojono, yakni Krishna sewaktu muda. Dalam dunia pewayangan, Krishna dikenal sebagai tokoh yang inspiratif, giat belajar, dan contoh bagaimana seorang pemimpin sejati yang layak diteladani. Tokoh yang berpihak pada kebenaran, yang menginspirasi pada kejujuran dan bijaksana namun tetap sederhana.
Tjoa Kang Hay adalah orang yang memunculkan nama Nojorono. Beliau dan pengurus pertama memang dikenal mencintai dunia pewayangan. Tjoa Kang Hay adalah salah satu pendiri pabrik rokok NV. Handel Maatschappij Trio Sam Hien Kongsie,[5] dimana pada tahun 1920-1930-an, perusahaan itu cukup terkenal. Bermodal pengalaman bekerja di pabrik rokok kretek, beliau berdiskusi dengan kedua menantunya, Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay untuk mendirikan perusahaan rokok sendiri. Dari hasil pembicaraan tersebut, timbullah ide dari Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay untuk mendirikan Firma Nojorono dengan rencana modal awal masing-masing sebesar 2000 gulden. Firma Nojorono terealisasi berdiri pada 14 Oktober 1932, berbentuk Commanditaire Vennootschap. Akta pendirian perusahaan ini dibuat oleh notaris Jozef Frans Meelhuysen di Pati. Maka dari sinilah, dari sebuah bekas gudang kapuk di Desa Godi, Pati Utara dengan tenaga kerja yang terlibat dalam produksi baru sekitar 50 orang, cikal bakal PT. Nojorono dimulai.[2]
Perubahan besar
Seiring dengan pertumbuhan Firma Nojorono, tahun 1934, dalam suatu momen yang disebut sebagai Perubahan Besar, pabrik dipindahkan ke kota Kudus, yang berlokasi di Wergu, Jalan Dondong (Jalan ABC). Setahun kemudian, tahun 1935 lokasi pabrik dipindahkan lagi ke JI. Menur 11, Nganguk, Kudus dan berpindah lagi pada tahun 1971, perusahaan mulai menempati pusat di Jalan Jendral Sudirman 86B, Kudus.
Lompatan besar yang mereka lakukan terjadi pada tahun 1973, dimana Firma Nojorono berganti status menjadi perseroan terbatas. Dengan akta No. 50 yang ditandatangani notaris Tan A Sioe pada 25 April 1973, nama perusahaan menjadi PT. Nojorono Tobacco Company Limited.
Tahun 1984, Kala itu industrialisasi di bisnis rokok mulai menggeliat. Rokok tidak lagi hanya dibuat secara tradisional melainkan dipadu pula secara modern. Bukan lagi mengandalkan lintingan tangan para buruh namun juga memanfaatkan bantuan mesin. Selain lebih cepat dan lebih rapi, volume yang dihasilkan pun dapat lebih banyak. Maka, dapat dimaklumi jika terobosan besar terbentuknya perusahaan menjadi PT, baru terjadi pada tahun 1984. Kala itu industrialisasi di bisnis rokok mulai menggeliat. Rokok tidak lagi hanya dibuat secara tradisional melainkan dipadu pula secara modern. Bukan lagi mengandalkan lintingan tangan para buruh namun juga memanfaatkan bantuan mesin. Selain lebih cepat dan lebih rapi, volume yang dihasilkan pun dapat lebih banyak.
Minak Djinggo Special 14 batang adalah rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin) pertama yang diproduksi PT. Nojorono pada tahun 1984. Tercatat sejak itu, PT. Nojorono terus melakukan modernisasi usahanya. Pada tahun 1990 Peraturan Pemerintah mengenai cukai hasil tembakau mengatur perusahaan rokok menjadi beberapa strata/golongan, yang didasarkan pada jumlah produksinya dengan tarif cukai yang berbeda. Maka perusahaan melihat peluang untuk memasarkan rokok dengan golongan strata kecil, sehingga didirikanlah perusahaan baru untuk mendukung hal ini.
Kemajuan
Dalam beberapa hal, PT. Nojorono nampak seperti perusahaan yang lambat terhadap perubahan. Modernisasi mesin yang digunakan PT. Nojorono juga banyak dipandang sebagai langkah setengah hati. Ini bisa dimaklumi karena pengurus perusahaan tetap berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan apapun. Keinginan ekspansi perusahaan juga tetap tidak boleh menyembunyikan potensi risiko yang bisa merugikan di kemudian hari. Pertimbangan ini berdasarkan anggapan bahwa perusahaan ini ditopang oleh banyak keluarga dan menjadi tumpuan hidup banyak keluarga.
Bahkan, ketika perubahan besar sudah di depan mata pun, kehati-hatian itu tetap mengedepan. Pada tahun 2003, masyarakat dikejutkan oleh melejitnya produk baru dari Nojorono yakni "Clas Mild", secara perdana PT. Nojorono bermain di kategori rokok rendah tar rendah nikotin. Di luar dugaan, setelah Clas Mild isi 16 diluncurkan di Bandung dan Yogyakarta, pasar menyambut dengan antusias. Penjualannya melejit membuat semua lini operasional perusahaan menjadi memerlukan tambahan tenaga, waktu dan mesin untuk bisa memenuhi permintaan pasar dengan menyesuaikan kapasitas produksinya.[6]
Dengan perkembangan positif dari produksi Clas Mild, perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar untuk menambah dan memodernisasi mesin dan peralatan produksinya. Sementara kalangan menilai, sikap yang terlampau berhati-hati ini sebagai ketidaksiapan Nojorono menyongsong perubahan. Mereka berpendapat dan menyarankan, mestinya PT. Nojorono bisa jauh lebih besar dari sekarang seandainya manajemen perusahaan bertindak lebih agresif, cepat dan ekspansif. Secara berangsur, pada tahun 2017, PT. Nojorono Tobacco International memutuskan untuk melibatkan tenaga profesional dalam jajaran manajemen atas untuk bersama membangun perusahaan keluarga yang sarat akan nilai warisan leluhur namun tetap berjalan selaras dengan visi bisnis.
Pada tahun 2020 Nojorono berjuang bersama di tengah pandemi dengan meluncurkan beberapa produk terbaru salah satunya adalah Minak Djinggo Rempah dengan harapan mampu membantu pergerakan ekonomi masyarakat di masa pandemi.[7]
Pada tahun selanjutnya yaitu 2021, Nojorono Kudus untuk pertama kalinya mengekspor produk ke negara-negara di Asia Tenggara tepatnya pada 13 Juli 2021.
Anak usaha
- PT Aroma Tobacco International
- PT Nikki Super Tobacco Indonesia
- PT Nikorama Citra Tobacco
Produk
Nojorono Kudus memiliki berbagai produk Sigaret Kretek Tangan maupun Sigaret Kretek Mesin diantaranya;
Sigaret Kretek Tangan
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin |
---|---|---|---|
Minak Djinggo | 1932 | 38 MG | 2.1 MG |
Minak Djinggo Rempah | 2020 | 43 MG | 1.9 MG |
Janaka Kretek | 2021 | 43 MG | 2.2 MG |
Matra Kretek | 2001 | 38 MG | 2.1 MG |
Maraton Kretek | 1995 | 38 MG | 2.1 MG |
Wali Kretek | 2020 | 43 MG | 2.2 MG |
Aroma Kretek | 2007 | 41 MG | 2.2 MG |
Aroma Slim | 2011 | 31 MG | 2.0 MG |
Sigaret Kretek Mesin Full Flavor
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin |
---|---|---|---|
Nikki Super | 1990 | 32 MG | 1.7 MG |
Nikki Filter Black | 2020 | 36 MG | 1.9 MG |
Niko International | 1995 | 32 MG | 1.7 MG |
Niko Nextion | 2020 | 36 MG | 1.9 MG |
Top Filter | 2020 | 18 MG | 1.1 MG |
Sigaret Kretek Mesin Medium Tar
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin |
---|---|---|---|
Jazy Bold | 2017 | 18 MG | 1.1 MG |
Aroma Bold | 2018 | 20 MG | 1.3 MG |
Sigaret Kretek Mesin LTLN
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin |
---|---|---|---|
Clas Mild | 2003 | 14 MG | 1.0 MG |
Clas Mild Menthol | 2010 (dihentikan 2016) | 14 MG | 1.0 MG |
Clas Mild Menthol Boost | 2016 (dihentikan 2019) | 14 MG | 1.0 MG |
Clas Mild Silver | 2019 | 14 MG | 1.0 MG |
Clas Mild Redmax | 2021 | 16 MG | 1.0 MG |
Maxus | 2016 (dihentikan 2018) | 16 MG | 1.0 MG |
Jazy Mild | 2013 | 12 MG | 1.0 MG |
Top Mild | 2020 | 12 MG | 1.0 MG |
Aroma Mile | 2022 | 15 MG | 1.0 MG |
Referensi
- ^ Marlutfi Yoandinas, Nuran Wibisono (2014). Kretek Kemandirian dan kedaulatan bangsa indonesia (PDF). hlm. 31. ISBN 978-602-14016-5-1.
- ^ a b Sellato, Bernard (2001-12-01). "Kretek. The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes, Mark Hanusz". Moussons. Recherche en sciences humaines sur l’Asie du Sud-Est (dalam bahasa Inggris) (4): 152–153. doi:10.4000/moussons.4194. ISSN 1620-3224.
- ^ Lia, Author (15 Juli 2021). "Nojorono Kudus Ekspor ke Pasar Asia". Radar Kudus. Diakses tanggal 2022-12-19.
- ^ "Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan". Peraturan BPK RI. 2012. Diakses tanggal 2022-12-19.
- ^ dkk, M. Taufiqurohman (2019-07-01). Mereka Mau Hidup Seribu Tahun Lagi: PULUHAN MEREK INDONESIA YANG MAMPU BERTAHAN LEBIH DARI SETENGAH ABAD. Tempo Publishing.
- ^ Edy Djatmiko, Harmanto (2006-07-09). "Awas, Terjangan Clas Mild". SWA. hlm. 28. ISSN 0215-0050.
- ^ Sutiawan, Iwan (2020-07-04). "Nojorono Siasati Pandemi dengan Produk Baru". Gatra. Diakses tanggal 2022-12-19.