Orang Kristang

suku bangsa di Malaysia

Kristang (juga dikenal sebagai "Portugis-Eurasia" atau "Portugis Malaka") adalah sebuah kelompok etnis kreol dari orang-orang keturunan campuran Portugis dan Malaka di Malaysia dan Singapura. Disamping keturunan Portugis, orang-orang dengan etnisitas ini memiliki warisan Belanda yang kuat, serta beberapa warisan Britania, Tionghoa dan India karena pernikahan silang, yang umumnya terjadi pada orang-orang Kristang. Selain itu, karena Inkuisisi Portugis di wilayah tersebut, orang-orang Yahudi di Malaka berasimilasi dengan masyarakat Kristang.[1] Kelompok kreol tersebut berkembang di Malaka (Malaysia) antara abad ke-16 dan ke-17, ketika kota tersebut menjadi pelabuhan dan basis Kekaisaran Portugis. Beberapa keturunannya berbicara menggunakan bahasa Kristang atau bahasa Portugis Malaka, sebuah bahasa kreol yang berdasarkan pada bahasa Portugis. Saat ini, pemerintah mengklasifikasikan mereka sebagai Portugis Eurasia.

Orang Kristang
Jenti Kristang
Sekelompok orang Kristang menampilkan tarian tradisional di Malaka, Malaysia.
Daerah dengan populasi signifikan
Malaka, Kuala Lumpur, Singapura
Bahasa
Kristang, Inggris, Melayu
Agama
umumnya Kristen-Katolik Roma, minoritas Muslim
Kelompok etnik terkait
Eurasia, Diaspora Portugis, Bumiputera

Bahasa Kristang secara resmi disebut Kreol Portugis Melayu Malaka.[2] Bahasa Melayu, atau Bahasa Malaysia, yang sekarang digunakan di Malaysia, memiliki serapan kata-kata Kristang. Contohnya, garfu (Portugis: garfo) adalah kata Kristang dari "garpu" dan almari (Portugis: armário) adalah kata Kristang dari "lemari".

Orang-orang terpelajar mempercayai bahwa masyarakat Kristang asalnya berasal dari pernikahan antara pria Portugis (pelaut, prajurit, pedagang, dll) dan wanita pribumi lokal. Para pria tersebut datang ke Malaka pada zaman eksplorasi Portugis, dan pada tahun-tahun kolonial awal, wanita Portugis tidak bermukim di koloni. Sehingga pernikahan silang lebih sering terjadi antara orang-orang Kristang dengan orang-orang Tionghoa dan India ketimbang orang-orang Melayu karena hukum keagamaan endogamus. Beberapa diantaranya yang non-Muslim yang memutuskan untuk menikah dengan Muslim Melayu berpindah ke agama Islam. Orang-orang Eurasia tidak selalu mengubah identitas agama dan kebudayaan dengan cara ini. Pada abad-abad awal, orang Portugis dan Melayu lokal menikah tanpa ada perpindahan agama, karena hukum agama tidak ada.

Nama "Kristang" terkadang juga digunakan untuk menyebut orang-orang keturunan campuran Eropa dan Asia lainnya yang sekarang tinggal di Malaysia dan Singapura. Orang-orang tersebut meliputi orang-orang keturunan Portugis yang tidak menjadi bagian dari masyarakat Kristang dalam sejarah, dan orang-orang dengan keturunan Eropa lainnya, seperti Belanda atau Britania.

Nama tersebut berasal dari kata kreol Portugis Kristang (Kristen), yang berasal dari kata Portugis Cristão. Istilah lainnya untuk masyarakat Portugis Malaka adalah Gragok (istilah slang untuk kata Portugis geragau atau udang, merujuk kepada fakta bahwa Portugis Malaka secara tradisional adalah nelayan udang). Dalam bahasa pribumi, mereka juga menyebut diri mereka sendiri gente Kristang (orang Kristen).

Sejarah

Ekspedisi Portugis

Malaka menjadi tujuan utama dalam arus ekspedisi laut besar yang dilakukan oleh Portugal pada sekitar abad ke-16. Wilayah tersebut kemudian dikuasai sebagai bagian dari Kekaisaran Portugis. Ekspedisi Portugis pertama ke Malaka dilakukan pada 1507. Sejarah Melayu menyatakan bahwa orang-orang Melayu pertama kali menyebut mereka dengan sebutan Bengali Puteh (Bengali Putih), karena orang-orang Portugis membawa para pedagang logam dari Bengal namun dengan kulit yang lebih putih. Pada tahun-tahun awal, orang-orang Melayu menyebut orang Portugis dengan sebutan Serani (sebuah serapan Melayu dari kata Arab Nasrani, yang artinya para pengikut Yesus orang Nazareth).[3]

Pengambilalihan Belanda

Negara Belanda mengambil alih Malaka dari bangsa Portugis pada 1641. Peristiwa tersebut bertepatan dengan Perang Restorasi Portugis di Portugal yang berakhir setelah 60 tahun berlangsung yang dikenal sebagai "Persatuan Para Mahkota" (1580–1640), ketika mahkota Portugal bergabung dengan mahkota Spanyol dalam persatuan pribadi. Setidaknya seluruh kontak politik antara Portugal dan Malaka berakhir, sejumlah besar orang-orang keturunan Portugis di kota tersebut dievakuasi ke Batavia, markas besar VOC, dimana mereka bermukim di sebuah wilayah yang disebut "Kampung Tugu".[4]

Budaya

Nama

Orang-orang Kristang secara tradisional menggunakan nama pertama Kristen dan Portugis, diikuti dengan marga Portugis. Beberapa marga yang umum adalah Fernandes, Lopes, Santa Maria, Siqueira, De Costa, Pereira, Teixeira, Gomes, Pinto dan marga Portugis lainnya.

Agama

Pada umumnya, orang-orang Kristang mempraktikan Katolik Roma. Natal adalah perayaan yang paling banyak dirayakan setiap tahun, dimana keluarga-keluarga Kristang bersama-sama merayakannya dengan memakan hidangan musiman, menyanyikan lagu-lagu Natal dan branyok, dan menikmatinya dalam rasa saudadi. Seperti masyarakat Katolik pemakai bahasa Portugis lainnya di seluruh dunia, orang-orang Kristang juga merayakan hari santo/santa pada akhir Juni, dimulai dengan St. Yohanes (San Juang) pada 24 Juni dan dilanjutkan dengan St. Petrus (San Pedro), santo pelindung nelayan, pada 29 Juni. Perayaan di desa St. Yohanes pada bulan Juni adalah sebuah tontonan wisatawan utama di Malaka. Wisatawan yang datang ke perayaan tersebut biasanya datang dengan tujuan keagamaan.

Pengaruh Portugis pada bahasa Malaysia

Portugis menguasai Malaka dari 1511 sampai 1641. Sekitar 300 kata Portugis diserap dalam bahasa Melayu. Kata-kata tersebut meliputi:

  • kereta (dari kata carreta, mobil);
  • sekolah (dari kata escola);
  • bendera (dari kata bandeira);
  • mentega (dari kata manteiga);
  • keju (dari kata queijo);
  • gereja (dari kata igreja);
  • meja (dari kata mesa); dan
  • nenas (dari kata ananás, nanas).

Orang Kristang terkenal

Malaysia

Singapura

  • Jeremy Monteiro - pengajar musik, komposer, penyanyi dan pianis jazz Singapura.
  • Andrew Lim - Bintang televisi, aktor, penyiar radio populer dan Yahudi Sephardik.

Australia

Lihat pula (kelompok etnis yang berkaitan)

Referensi

  1. ^ Humanistic & Secular Jews Build Communities and Congregations Worldwide: Malaysia http://ifshj.net/id5.html Diarsipkan 2010-10-27 di Wayback Machine.
  2. ^ Language Is the Soul of our Kristang Heritage Diarsipkan 2009-05-28 di Wayback Machine., Joan Marbeck Website, diakses pada 12 Juni 2009.
  3. ^ Gerard Fernandis, "Paipia, Relijang e Tradisang" (People, Religion and Tradition), The Portuguese Eurasians in Malayasia: 'Bumiquest', "A Search for Self Identity", Lusotopie, 2000, Sciences Politiques - Bordeaux, diakses pada 12 Juni 2009.
  4. ^ Müller, K.; Pickell, D. (1997). East of Bali: From Lombok to Timor. Periplus. hlm. 217. ISBN 9789625931784. Diakses tanggal 2 March 2015. 

Pranala luar