Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 31 Maret 2011 14.37 oleh 55hans (bicara | kontrib)

Balai Penerbit Kristen Gunung Mulia (lebih dikenal dengan nama BPK Gunung Mulia) adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di Indonesia. Namanya diambil dari Todung Sutan Gunung Mulia, menteri kebudayaan Indonesia tahun 1945-196.

Logo BPK Gunung Mulia

Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan tonggak sejarah kebebasan dan keterbukaan wawasan bangsa Indonesia. Seiring dengan hal itu, muncul kebutuhan untuk menerbitkan buku, khususnya buku bacaan Kristen yang bermutu. Untuk itu, pada bulan Oktober 1946 didirikanlah Badan Penerbit Darurat dari Zending dan Gereja, dengan kesadaran bahwa tugas pengadaan bacaan Kristen adalah salah satu prioritas bagi gereja-gereja di Indonesia, agar gereja ikut memberi sumbangan dalam perjuangan bangsa serta belajar berfungsi dalam negara yang merdeka dan berdaulat. Ini adalah usaha church building dalam nation building.   Sekitar bulan Desember 1949/Januari 1950, lembaga tersebut menjadi Yayasan Badan Penerbit Kristen, yang kemudian menjadi organisasi berbadan hukum(AD Yayasan BPK, pasal 2) pada tanggal 31 Agustus 1951. Dengan berdirinya Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) pada tahun 1950, Badan Penerbit Kristen ini menjadi bagian dari pelayanan DGI. Baru pada tahun 1971, nama BPK dilengkapi menjadi BPK Gunung Mulia.   Dalam perjalanan waktu, BPK Gunung Mulia menjabarkan tugas pengadaan bacaan Kristen tersebut dengan menerbitkan buku-buku teks teologi untuk membekali para pemimpin dan fungsional gereja. Buku-buku teks teologi terbitan BPK Gunung Mulia membantu menghadirkan iman Kristen di tengah pesatnya perkembangan teknologi modern dan informasi dengan segala dampaknya, serta menghayati iman Kristen dalam konteks berbangsa dan bernegara. Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku rohani terapan, buku umum, dan buku humaniora untuk menunjang perkembangan umat dalam menghadapi berbagai segi kehidupan sehari-sehari. Libri sebagai imprint BPK Gunung Mulia dihadirkan untuk menunjang penerbitan tersebut. Buku-buku yang diterbitkan Penerbit BPK Gunung Mulia terdiri atas buku Teologi, buku rohani bagi kaum awam, buku umum dengan imprint Libri, dan renungan dwibulanan Saat Teduh.

Sejak awal pertumbuhannya hingga sekarang, BPK Gunung Mulia menyadari bahwa gereja-gereja perlu hadir dan bermakna di bumi Indonesia yang multidimensi. Untuk meningkatkan hubungan beragama, khususnya mendorong gereja-gereja untuk berdialog dengan masyarakat, BPK Gunung Mulia menerbitkan buku-buku yang peduli terhadap berbagai masalah masyarakat. Ada empat kepedulian utama, yaitu tema kerukunan (pluralisme), tema anti-kekerasan, tema kesetaraan/gender, serta tema sains dan agama. Keempat tema tersebut juga menjadi pergumulan bersama di lingkungan komunitas lintas agama dan diharapkan bisa menjadi sarana agar gereja semakin memacu pergaulan dan dialog yang konstruktif dalam praktik bermasyarakat lintas agama, sehingga semua orang bisa memetik buah-buah yang lebih baik.   BPK Gunung Mulia sadar bahwa tugas menyediakan bacaan Kristen bagi gereja dan warga gereja semakin berat,khususnya dalam rangka church building. Di sisi lain, gereja-gereja pun sadar bahwa tantangan tugas berteologi untuk membimbing dan menghadirkan warga gereja juga semakin berat. Kondisi ini mendorong pentingnya kerjasama dalam memberi dan menerima dari berbagai pihak, dengan saling mendayagunakan secara konstruktif. Dengan demikian buku terbitan BPK Gunung Mulia diharapkan juga menjadi sarana makin terwujudnya keakraban di kalangan gereja-gereja dan lintas agama melalui dialog yang dewasa. Untuk melayani masyarakat umum, BPK Gunung Mulia melalui imprint Libri telah menerbitkan buku-buku yang bernuansa motivasional, leadership dengan tetap berpegang pada norma kekristenan.

BPK Gunung Mulia terus berbenah dan mengembangkan diri untuk melayani masyarakat, baik di kantor pusat, cabang Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Manado, maupun cabang pembantu Salatiga, Kupang, Pontianak dan Ambon.

Pranala luar