Bambangan merah
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 25 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3854 hari 662 menit lalu. |
Bambangan merah | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | I. cinnamomeus
|
Nama binomial | |
Ixobrychus cinnamomeus Gmelin, 1789
|
Bambangan merah atau Pucung Bendang yang mempunyai nama Latin Ixobrychus cinnanomeus merupakan burung anggota cangak yang berukuran kecil.[1] Daerah pesebarannya berada di kawasan India, China, Asia Tenggara, Sulawesi, Sunda Besar dan Nusa Tenggara, sedangkan untuk penyebaran lokalnya, fauna ini merupakan penetap umum di rawa-rawa air tawar dan sawah di seluruh Sunda Besar.[2] Burung ini biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bersembunyi di antara rumpun gelagah dan rumput rawa yang tinggi.[1] Burung ini dapat terlihat ketika terbang rendah di atas rawa-rawa untuk mencari makanan (mangsa) baru.[1] Hal ini dilakukannya pada waktu fajar atau saat kembali ke habitatnya saat senja.[1] Berbeda dengan cangak lain, bambangan merah tidak tinggal di atas pohon, melainkan bersarang di atas maupun di dekat tanah.[1] Burung ini adalah spesies yang sangat umum di Jawa dan sering kali terlihat terbang di atas sawah, rawa-rawa, semak belukar yang lembab, serta di perbukitan.[1]
Ciri-ciri
Ciri khas dari bambangan merah adalah lehernya yang sering ditarik ke dalam dan memiliki sayap bundar berwarna coklat.[1] Di bagian bawah, tubuhnya berwarna coklat juga, namun bergaris-garis, terutama di tengah leher dan dada.[1] Tinggi burung ini mencapai 41 cm dengan panjang 38 cm dengan warna tubuh secara umum merah jingga kecoklatan.[3][4] Jika burung ini merasa terganggu, dia akan berusaha mengecoh penglihatan orang dengan diam tanpa gerak kemudian menegakkan lehernya lurus beraturan.[1] Meskipun begitu, hal ini sulit disaksikan karena jarang sekali orang-orang bisa mendekatinya.[1] Bambangan merah adalah burung yang pemalu dan suka hidup menyendiri.[2] Pada siang hari, fauna ini memburu mangsa pada rumpun padi atau rumput, namun lebih aktif pada malam hari.[2] Bila terganggu, maka burung ini akan melompat ke atas dan terbang rendah dengan kepakan perlahan, tetapi kuat.[2] Saat bercumbu dengan lawan jenisnya, bambangan merah akan mengeluarkan kicauan rendah kokokokokoko dan geg-geg.[2] Adapun sarangnya, rumpun gelagah dan rumput yang tinggi lebih disukai olehnya.[2]
Adapun ciri-ciri dari bambangan merah jantan dewasa adalah tubuh yang bagian atas warna coklat berangan, kemudian bawahnya berwarna jingga kayu manis tua dengan garis tengah berupa garis hitam dan warna keputih-putihan pada sisi leher, sedang betinanya mempunyai warna lebih gelap dan coklat dengan tubuh bagian atas bergaris-garis serta berbintik dan tubuh bagian bawah bercoret-coret.[2][5] Kemudian, irisnya warna kuning, sera jingga, dengan paruh kuning serta kaki yang berwarna hijau.[2] Bambangan merah berkembang biak pada bulan Oktober sampai Juni dan menghasilkan telur sebanyak 2-4 butir ber berbintik coklat.[6]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j Derek Holmes, dkk (1999).Burung-burung di Jawa dan Bali.Jakarta:Puslitbang Biologi- LIPI. Terj. Soenarto Adisoemarto Hal 9-10 Cet 1
- ^ a b c d e f g h "Fauna Bali". Bali Fauna Web. Diakses tanggal 30 April 2014.
- ^ "Sungai Serayu Rumah bagi Bambangan Merah". Biodiversity Society. Diakses tanggal 30 April 2014.
- ^ (Inggris)"Cinnamon Bittern". Worldbirds. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ "Bambangan Merah". Kutilang Indonesia. Diakses tanggal 30 April 2014.
- ^ "Bambangan Merah". Biologi Undip. Diakses tanggal 30 April 2014.