Chairun Nissa
Chairun Nissa (lahir 3 Desember 1984) adalah seorang sutradara film dari Indonesia.[1] Perempuan yang akrab disapa dengan nama panggilan "Ilun" ini lulus dari jurusan Penyutradaraan Institut Kesenian Jakarta pada tahun 2009. [2]
Chairun Nissa | |
---|---|
Berkas:Chairun Nissa movie maker www.tempo.co.jpg | |
Lahir | 3 Desember 1984 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Institut Kesenian Jakarta |
Pekerjaan | Sutradara |
Dikenal atas | Sutradara film |
Debut perdananya di festival internasional lewat film fiksi Purnama di Pesisir atau Full Moon, yang merupakan film tugas akhirnya di Institut Kesenian Jakarta. Film ini mendapatkan Special Jury Mention dari Rome Independent Film Festival, Roma, Italia, dan telah diputar di beberapa festival internasional, antara lain Rotterdam International Film Festival, Belanda, serta Indonesian Film Festival di Melbourne dan Sydney, Australia.[1]
Debut ini disusul sejumlah karya lainnya, seperti film Payung Hitam (Black Umbrella) yang diputar di Salaya Bangkok Film Festival, Thailand, dan di Flying Broom International Women's Festival, Turki. [3]; juga film Chocolate Comedy yang diputar pada ajang International Documentary Film Festival Amsterdam,di Belanda.
Dalam film-filmnya, ia kerap mengangkat berbagai persoalan sosial, seperti tema korupsi dalam film Kita Versus Korupsi, Nol Rupiah, dan Cerita Kami yang terangkum dalam Film BPK; serta tema penggusuran lahan di tepi pantai dalam film Purnama di Pesisir.
Tahun 2013 ia menerima beasiswa John Darling Fellowship sehingga berkesempatan belajar antropologi visual di Australian National University. [4] John Darling Fellowship didirikan oleh Sara Darling sebagai kenangan atas suaminya, John Darling, pembuat film dokumenter Australia yang mempersembahkan sebagian besar masa karirnya untuk Indonesia. [4]
Filmografi
- Purnama di Pesisir (fiksi) (2009)
- Payung Hitam (dokumenter) (2011) [5]
- Kita Versus Korupsi (omnibus film) (2012)
- Hi5teria (omnibus film) (2012)
- Laila (fiksi) (2012)
- Chocolate Comedy (dokumenter)(2013)
- Nol Rupiah (fiksi) (2013)
- Cerita Kami (omnibus, dalam 3 Film BPK) (2014)[6]
- Tarian Malam (dokumenter)[7]
- Inerie (doku-drama) (2014) [8]
Referensi
- ^ a b http://www.tempo.co/read/news/2011/01/16/004306622/Dibantu-Tuhan Tempo.co]
- ^ http://www.thejakartapost.com/news/2011/01/28/chairun-nissa-behind-scenes.html
- ^ http://hot.detik.com/read/2013/12/11/143728/2438932/1059/1/indonesia-tempat-harta-karun-membuat-film-dokumenter
- ^ a b http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/12/1715022/Dua.Sutradara.Dapat.Beasiswa.ke.Australia kompas.com] Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "beasiswa John Darling" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ http://hot.detik.com/read/2013/12/11/114854/2438676/1059/film-dokumenter-indonesia-jadi-sorotan-di-amsterdam
- ^ http://www.beritasatu.com/nasional/161755-dapat-bantuan-usaid-bpk-ri-rilis-3-film-pendek.html
- ^ http://hot.detik.com/read/2013/12/11/114854/2438676/1059/film-dokumenter-indonesia-jadi-sorotan-di-amsterdam
- ^ http://hot.detik.com/read/2014/01/24/141057/2477226/1059/film-inerie-mengadopsi-keseharian-hingga-bahasa-warga-flores
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di Tempo
- (Inggris) Profil di The Jakarta Post