Muhammad Yusuf Chudlori

Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

K.H. Muhammad Yusuf Chudlori atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Yusuf (lahir 9 Juli 1973) adalah budayawan dan ulama berkebangsaan Indonesia.

Kyai Haji
Muhammad Yusuf Chudlori
Lahir9 Juli 1973 (umur 51)
Magelang, Jawa Tengah
Nama lainGus Yusuf
AlmamaterPP. Lirboyo
PekerjaanKyai, Ulama, Da'i
OrganisasiYayasan Syubbanul Wathon
Partai politikPKB
Suami/istriVina Rohamatulummah
Anak
  1. Gus Ahmad Haikal Tijani Humaid
  2. Ning Yusfina Zahra Tsania
  3. Ning Aqila Alaya Sya'an
  4. Gus Ahmad Khoirul Chizam
  5. Ning Ashima Fauzya Nareswari
Orang tuaKyai Haji Chudlori bin Ihsan bin Abdul Halim (Ayah)
KerabatSaudaranya:
  1. KH. Abdurrahman Chudlori
  2. KH. Mudrik Chudlori
  3. KH. Chanif Chudlori
  4. KH. Noor Machin Chudlori
  5. KH. Chaidar Chudlori

Keponakannya:

  1. KH. Nasrul Arif Abdurrahman
  2. KH. Achmad Izzuddin Abdurrahman

Ia merupakan pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah.[1][2][3]

Latar belakang

Gus Yusuf lahir di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 9 Juli 1973. Dia merupakan pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang yang didirikan oleh K.H. Chudlori pada tahun 1944. Intensitas Gus Yusuf sebagai pengasuh A.P.I. Tegalrejo semakin tinggi semenjak kakaknya, K.H. Abdurrahman Chudlori (Mbah Dur), meninggal pada 2011. Setelah itu dia ditunjuk sebagai Pengasuh A.P.I. yang bertugas di bagian urusan antarlembaga.

Pesantren ini pernah jadi tempat menempa ilmu Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrachman Wahid. Waktu itu anak tertuanya, Mbah Dur, meneruskannya mulai 1977 hingga 2011. Semenjak KH Chudlori meninggal, Gus Yusuf diasuh oleh Mbah Dur. Lulus sekolah dasar pada 1985, Gus Yusuf menuntut ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri hingga tahun 1994. Kemudian ia memperdalam ilmu agama ke Pesantren Salafiyah Kedung Banteng Purwokerto, Pesantren Salafiyah Bulus Kebumen. Memasuki era pergolakan reformasi 1998, Gus Yusuf bergabung dengan beberapa elemen organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa untuk ikut berdemonstrasi. Pada 1998, Mbah Dur mengajak Gus Yusuf mengawal reformasi melalui partai politik yang didirikannya bersama Gus Dur yakni Partai Kebangkitan Bangsa.

Pada 1999 sampai 2007 dia memimpin Dewan Pimpinan Cabang PKB Kabupaten Magelang. 2007 ketika terjadi konflik partai antara kubu Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar, dia dipercaya menjabat sebagai pejabat sementara Ketua DPW PKB Jawa Tengah. Ia sempat tak menduduki jabatan struktural di PKB dan tampil lagi pada 2013 menjadi Ketua DPW PKB Jawa Tengah.

Selain di bidang keagamaan, K.H. Yusuf Chudlori juga berkiprah di bidang seni dan budaya dengan menggelar perhelatan seni budaya bertajuk Suran Tegalrejo setiap tahun. Selain itu ia juga mengelola stasiun radio Fast FM yang siarannya menjangkau segmen anak muda. Bersama Sutanto Mendut, dia berpartisipasi dalam acara Komunitas Lima Gunung.

Referensi

  1. ^ Suara Merdeka: Gus Yusuf: Berpolitik Bukan untuk Kejar Takhta Diarsipkan 2017-06-18 di Wayback Machine., diakses 16 Mei 2017
  2. ^ Tirto: Gus Yusuf Chudlori Maafkan Pelaku Bom di Tegalrejo Magelang, diakses 16 Mei 2017
  3. ^ Nahdlatul Ulama: Gus Yusuf: Pesantren Benteng Pertahanan Aswaja, diakses 16 Mei 2017