Jannatul-Baqīʿ (bahasa Arab: ٱلْبَقِيْع) adalah tempat pemakaman umum Islam pertama di Madinah,[1] wilayah Hijaz,[2] sekarang Arab Saudi. Terletak di sebelah timur-tenggara Masjid Nabawi, di tempat tersebut dimakamkan para keluarga dan sahabat Nabi Islam, Muhammad, serta para tabiin dan tabiuttabiin. Juga disebut sebagai Baqīʿ al-Gharqad (bahasa Arab: بَقِيْع الْغَرْقَد).[1]

Al-Baqīʿ
ٱلْبَقِيْع
Jannatul Baqi, 2021
Peta
Details
Didirikan622
Lokasi
Madinah, wilayah Hijaz
NegaraArab Saudi
JenisPemakaman Islam
PemilikKerajaan Arab Saudi

Tempat ini banyak diziarahi oleh umat Muslim, karena di tempat tersebut banyak dimakamkan sahabat dan keluarga Muhammad, sehingga menjadi salah satu dari dua pemakaman tersuci dalam banyak tradisi Islam, selain Jannatul Mu'alla. Banyak cerita bahwa Muhammad sering menziarahi pemakaman tersebut setiap kali melewatinya.

Sejarah

sunting

Ketika Muhammad tiba di Madinah dari Makkah, pada September 622, al-Baqi' dahulunya adalah tanah yang ditumbuhi pohon-pohon gharqad (Lycium shawii). Menurut catatan sejarah, setelah hijrahnya Muhammad, permukiman di Madinah mulai dibangun di sekitar Baqi', dan kemudian ditetapkan sebagai pemakaman umum. Lahan yang akan dijadikan tapak pemakaman dibersihkan, dan kelak dijadikan pemakaman Muslim yang meninggal di Madinah.[1] Al-Baqi' berlokasi di suatu tempat yang di sebelah timurnya adalah Nakhl, dan di sebelah baratnya berupa rumah penduduk. Sebelum dihancurkan, Baqi terletak di balik permukiman.[3]

Selama masa pembangunan Masjid Nabawi, pada lahan yang dibeli dari dua orang anak yatim saat pertama kali Nabi datang di Madinah, As'ad bin Zurarah, sahabat Nabi Muhammad, meninggal dunia. Muhammad memilih tanah tersebut sebagai pemakaman dan As'ad menjadi orang pertama yang dimakamkan dari Kaum Anshar.

Ketika Muhammad ikut Perang Badar, putrinya Ruqayyah jatuh sakit dan meninggal pada tahun 624. Ia dimakamkan di Baqi. Ia menjadi orang Ahlulbait pertama yang dimakamkan di tempat tersebut.

Setelah Muhammad pulang dari perang tersebut, Utsman bin Mazh'un meninggal pada 626.[1] Ia menjadi orang pertama dari Kaum Muhajirin yang dimakamkan di tempat tersebut.

Ketika putra Muhammad, Ibrahim meninggal, Muhammad memerintahkan agar Ibrahim dimakamkan di situ.[4] Di bawah perintah Muhammad, dua putri lainnya juga dimakamkan di dekat makam Utsman bin Mazh'un, yaitu Zainab dan Ummu Kultsum.[5]

Awalnya, khalifah ketiga Utsman bin 'Affan[6] dimakamkan di dekat pemakaman Yahudi. Perluasan pertama pemakaman ini dalam sejarah dilakukan oleh Muawiyah I, khalifah pertama Umayyah. Untuk menghormati jasa-jasa Utsman, Muawiyah memasukkan pemakaman Yahudi tersebut ke dalam Baqi. Kekhalifahan Umayyah juga membangun kubah pertama di atas makam Utsman. Sepanjang sejarah, banyak kubah dan struktur dibangun di atas makam-makam tokoh penting di Baqi.

Penghancuran Baqi

sunting

Bangunan yang berdiri di atas pemakaman tersebut dihancurkan[1] dua kali oleh pasukan Saudi pada 1806 dan 1925[7] (atau 1926).[1][8]

Penghancuran pertama

sunting
Pemakaman sebelum dihancurkan tahun 1926

Sebelum berdirinya Negara Saudi Kedua pada abad ke-19, mereka mengambil alih Makkah dan Madinah pada 1806. Mereka menghancurkan banyak sekali bangunan keagamaan seperti kuburan dan tempat-tempat ibadah,[9] yang dibangun di dalam atau di sekitar Baqi,[10] untuk menegakkan tauhid dan memberantas syirik dan bid'ah.[1] Semuanya dihancurkan tanpa kecuali hingga menjadi tanah,[8][11] karena klaim terhadap praktik penyembahan kuburan.[12]

Penghancuran kedua

sunting

Wangsa Saud mengambil alih lagi kekuasaan Makkah dan Madinah pada 1924[8] atau 1925.[1] Pada tahun-tahun berikutnya, Raja Ibnu Saud memberi izin menghancurkan bangunan dan situs-situs sejarah atas perintah Qadi Abdullah bin Bulaihid, dan penghancuran dimulai pada 21 April 1926[8] (atau 1925)[7][13] oleh kelompok Ikhwan.[14] Batu-batu nisan (kijing) yang sederhana pun tak luput dari penghancuran.[1] Eldon Rutter memandang penghancuran tersebut ibarat sebuah gempa: "Semua yang ada di atas makam telah hancur dan hanya menyisakan gundukan tanah dan batu, kayu-kayu, batang besi, balok-balok batu, dan pecahan semen dan bata, yang berserakan."[8]

Penghancuran kedua ini dibahas dalam Majles-e Shora-ye Melli (Majelis Syura Iran) dan diutuslah perwakilan ke Hijaz untuk menginvestigasi. Pada,[per kapan?] banyak upaya yang terus digodok oleh ulama dan tokoh politik Iran untuk mengembalikan bangunan di atas makam.[8] Sejumlah kelompok Sunni, Sufi, dan Syiah memprotes penghancuran makam tersebut[1][13] dan protes tersebut telah digaungkan selama bertahun-tahun.[1][15] Hari tersebut dianggap sebagai Yaum-e Gham ("Hari Dukacita").[13] Para tokoh intelektual Sunni merasa kecewa atas situasi pemakaman tersebut, tetapi Saudi menolak seluruh kritik tersebut dan menolak untuk memugar kembali bangunan di atas kuburan dan mausoleum.[8]

Tokoh yang dimakamkan

sunting

Tokoh terkenal dalam sejarah Islam

sunting

Tidak diketahui lokasi makamnya

sunting

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k Werner, Ende (2010). "Baqīʿ al-Gharqad" . Dalam Fleet, Kate; Krämer, Gudrun; Matringe, Denis; Nawas, John; Rowson, Everett. Encyclopaedia of Islam, THREE. Brill Online. ISSN 1873-9830. 
  2. ^ Hopkins, Daniel J.; 편집부 (2001). Merriam-Webster's Geographical Dictionary. hlm. 479. ISBN 0-87779-546-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 June 2016. Diakses tanggal 17 March 2013. 
  3. ^ Muhammad Sadiq Najmi. history of tombs of Imam in Baqi and other monuments (dalam bahasa Persia). Mashar. hlm. 67–68. 
  4. ^ "Encyclopedia of Islam by the Turkish government". 
  5. ^ Sunan Abu Dawood. hlm. https://sunnah.com/abudawud:3206. 
  6. ^ Textual Sources for the Study of Islam, by Knappert, Jan, and Andrew Rippin
  7. ^ a b Mohammadi, Adeel (2014–2015). "The destruction of Jannat al-Baqi': A case of Wahhabi Iconoclasm" (PDF). Undergraduate Journal of Middle East Studies. Canada (8): 47–56. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 August 2019. Diakses tanggal 30 July 2016. 
  8. ^ a b c d e f g Bahramian, Ali; Gholami, Rahim (2013). "al-Baqīʿ". Dalam Madelung, Wilfred; Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica (edisi ke-Third). Diakses tanggal 2 September 2016. 
  9. ^ "Sahih Muslim 969a, 969b - The Book of Prayer - Funerals - كتاب الجنائز - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)". sunnah.com. Diakses tanggal 2021-02-18. 
  10. ^ Ahmed, Irfan. "The Destruction Of The Holy Sites in Mecca and Medina". Islamica Magazine. No. 15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2011. Diakses tanggal 7 September 2016. 
  11. ^ "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi". Al-Islam.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 9 September 2016. 
  12. ^ Bahramian, Ali. "Baqi". The Great Islamic Encyclopedia (dalam bahasa Persia). Diakses tanggal 9 September 2016. 
  13. ^ a b c Shahi, Afshin (4 December 2013). The Politics of Truth Management in Saudi Arabia (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781134653195. Diakses tanggal 14 September 2016. 
  14. ^ "The Destruction Heritage in Saudi Arabia" (PDF). The Center for Academic Shi'a Studies. August 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 14 September 2016. 
  15. ^ Hassan, Sara (27 July 2015). "Protests at Saudi Embassy in Washington". American al-Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 June 2018. Diakses tanggal 7 September 2016. 
  16. ^ Lady Fatima Diarsipkan 11 September 2017 di Wayback Machine., Islamic Insight, Accessed 1 September 2012.
  17. ^ "Al Baqi Cemetery". Al-Mustafa International University (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 20 June 2017. 
  18. ^ "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi". Al-Islam.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2019. Diakses tanggal 20 June 2017. 

Pranala luar

sunting

24°28′02″N 39°36′58″E / 24.4672°N 39.616°E / 24.4672; 39.616

.