Invertebrata
Invertebrata atau avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang. Hewan invertebrata ini terbagi atas beberapa golongan yaitu filum Protozoa, Porifera, Arthopoda, Platyhelmintes, Nemathelminthes, Annelida, Coelenterata, Mollusca, dan Echinodermata.[1]
Invertebrata (kelompok parafiletik) | |
---|---|
Kiri ke kanan: Chrysaora fuscescens (Cnidaria), Fromia indica (Echinodermata), Caribbean reef squid (Mollusca), Drosophila melanogaster (Arthropoda), Aplysina lacunosa (Porifera), Pseudobiceros hancockanus (Platyhelminthes), Hirudo medicinalis (Annelida), Polycarpa aurata (Tunicata), Milnesium tardigradum (Tardigrada). | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Klad: | Choanozoa |
Kerajaan: | Animalia |
Kelompok yang termasuk | |
|
Invertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, aves, dan mamalia). Selain tidak memiliki tulang internal yang keras, kelompok hewan invertebrata pada umumnya bertubuh lunak yang dan memiliki rangka luar yang keras sebagai pelindung tubuh mereka.[2] Contoh invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kerajaan Animalia.[3]
Sistem sirkulasi
suntingProtozoa
suntingHewan protozoa yaitu hewan yang tidak memiliki sistem sirkulasi darah sebab tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Protoplasma akan menyerap sari-sari makanan yang telah dicerna di dalam vakuola. Penyerapan oksigen dilakukan secara difusi, dan kemudian karbon dioksida dikeluarkan juga secara difusi. MIsalnya pada amoeba dan paramaecium, yang mana sistem sirkulasi pada paramecium lebih sempurna daripada amoeba.[4]
Porifera
suntingPorifera termasuk organisme yang belum memiliki sistem peredaran darah khusus. Sistem pencernaan pada porifera ini tergabung dengan sistem sirkulasinya. pada tubuh porifera terdiri dari dua lapisan sel. Lapisan tersebut yaitu sel ameboid yang memiliki fungsi untuk mengedarkan makanan pada porifera yang diperoleh dari aliran air yang melintasi ostia yang kemudian keluar melalui oskulum. Sedangkan sel koanosit berfungsi menangkap dan mencerna makanan yang diperoleh porifera, untuk kemudian sel-sel ameboid mengembara ke sel-sel lain untuk mengedarkan makanan. [5]
Jenis
suntingAda 8 filum dalam klafisikasi avertebrata yaitu:[6]
Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukkan bahwa banyak hewan invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan vertebrata daripada dengan sesama invertebrata.
Reproduksi
suntingReproduksi seksual
suntingPembentukan individu baru pada reproduksi seksual invertebrata tidak selalu memerlukan dan mengalami proses pembuahan. Perkembangbiakan tanpa pembuahan disebut partenogenesis yang dapat terjadi pada lebah jantan dan semut jantan. Sedangkan perkembangbiakan dengan pembuahan dibedakan menjadi dua yaitu konjugasi dan anisogami. Invertebrata yang jenis alat reproduksinya belum jelas mengalami konjugasi, misalnya paramecium. Sedangkan anisogami merupakan peleburan dua sel kelamin yang ukurannya tidak sama besar. Anisogami misalnya terjadi saat pembuahan mikrogamet dan makrogamet pada plasmodium, dan pembuahan sperma dengan ovum di dalam rahim.[7]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Alwi, D., Muhammad, M.H., dan Bisi, S. (2018). "Inventarisasi organisme avertebrata terumbu karang di perairan Tanjung Dehegila Kabupaten Pulau Morotai". Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan. 1 (1): 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2021-01-31.
- ^ "invertebrate | Definition, Characteristics, Examples, Groups, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-17. Diakses tanggal 2020-11-30.
- ^ "Invertebrates". Animals (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-01. Diakses tanggal 2020-11-30.
- ^ Purnamasari dan Santi 2017, hlm. 1.
- ^ Purnamasari dan Santi 2017, hlm. 2.
- ^ Zakrinal, Zakrinal (2009). Jago Biologi SMA. Jakarta: Niaga Swadaya. hlm. 35. ISBN 9789791474252.
- ^ Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi. hlm. 127. ISBN 978-602-6879-99-8. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 2021-01-31.
Daftar pustaka
suntingPurnamasari, R. dan Santi, D.R (2017). Fisiologi Hewan (PDF). Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel. ISBN 978-602-50337-2-8.