Cumi-cumi

moluska laut
Cumi-cumi
Rentang fosil: Zaman kapur awal – sekarang
Loligo vulgaris
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Subkelas:
Superordo:
Kelompok yang termasuk[1]
Myopsida
Oegopsida d'Orbigny, 1845
Bathyteuthida
Cumi-cumi karang karibia

Cumi-cumi adalah kelompok hewan sefalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut.[2] Nama "Sefalopoda" dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala.[3] Seperti semua sefalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki diameter 1 mm. Cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan.[4][5]

Moluska bermanfaat
Hasil laut ("seafood")
Abalon
Remis
Kerang
Periwinkel
Kupang
Tiram
Simping

Cumi-cumi
Gurita
Sotong

Industri perikanan
Budi daya perairan

Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).[6] Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, ''Heteroteuthis'', adalah yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya.[7] Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan.[7] Hal ini disebabkan peristiwa luminasi yang terjadi pada cumi-cumi jenis ini.[7] Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.[7]

Aneka Jenis Cumi-cumi sunting

Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, tetapi ada jenis cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m.[3] Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.[3]

Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.[3] Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.[2]

Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang.[3] Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.[3]

Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, tetapi jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.[2]

Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.[8]

Anatomi sunting

Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk pengisap.[2] Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang.[2] Cumi-cumi mengisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon.[3] Sifon terletak tepat di belakang tangan.[3] Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.[3]

Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.[3]

Matanya tidak memiliki kelopak mata, tetapi tampak seperti mata manusia.[3]

Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru.[9] Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.[9] Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia di mana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.[9]

Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari cokelat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya.[2]

Makanan sunting

Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi, termasuk udang [2]

Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial sunting

Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut adalah cumi-cumi yang dimakan.[10]

Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis yang biasa kita makan, menurut data US Commercial Fisheri, pada tahun 2008 sudah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi ini telah ditangkap di pesisir pantai California.[11]

Hal ini disebabkan kandungan gizi dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B 12.[11] Tinta pada cumi-cumi juga dapat mencegah kanker.[butuh rujukan][12]

Referensi sunting

  1. ^ MolluscaBase eds. (2022). MolluscaBase. Decapodiformes. Accessed through: World Register of Marine Species at: https://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=325342 on 2022-05-09
  2. ^ a b c d e f g Disney Ensiklopediaku Yang Pertama: 6.PT WIdyadara.Jakarta
  3. ^ a b c d e f g h i j k Ilmu Pengetahuan Populer: 6. PT WIdyadara. Jakarta
  4. ^ Mouritsen, Ole G.; Styrbæk, Klavs (2018). "Cephalopod Gastronomy—A Promise for the Future". Frontiers in Communication. 3. doi:10.3389/fcomm.2018.00038/full. ISSN 2297-900X. 
  5. ^ "44.075 resep cumi-cumi enak dan mudah". Cookpad. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  6. ^ http://www.animalcorner.co.uk/: invertebrate. Diakses pada 3 Mei 2010.
  7. ^ a b c d Ilmu Pengetahuan Populer. PT WIdyadara. Jakarta
  8. ^ Clarke, M.R. (1986). A Handbook for the Identification of Cephalopod Beaks. Oxford: Clarendon Press
  9. ^ a b c http://www.iptek.net.id/ind/pd_invertebrata/ Diarsipkan 2010-05-04 di Wayback Machine.. Diakses pada 3 Mei 2010
  10. ^ Rodhouse, Paul G (2005). "Review of the state of world marine fishery resources: Fisheries technical paper". World squid resources (FAO).
  11. ^ a b http://www.nmfs.noaa.gov/fishwatch/species/market_squid.htm Diarsipkan 2011-10-15 di Wayback Machine.. Diakses pada 14 Mei 2010.
  12. ^ Adhiwidharta, Tatang. "Jangan Dilewatkan, Ini 4 Manfaat Tinta Cumi-Cumi untuk Kesehatan". sariagri.id. Diakses tanggal 2022-05-18. 

Pranala luar sunting