Barito Pacific

perusahaan asal Indonesia

Barito Pacific merupakan perusahaan di sektor sumber daya alam yang terdiversifikasi dan terintegrasi.

PT Barito Pacific Tbk
Publik
Kode emitenIDX: BRPT)
Komponen LQ45
Industrikonglomerat
Didirikan4 April 1979; 45 tahun lalu (1979-04-04)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Prajogo Pangestu (Komisaris Utama)
Agus Salim Pangestu (Presiden Direktur)
Produkpetrokimia, energi panas bumi, properti
PendapatanKenaikan US$2,7 miliar (2023)
Kenaikan US$26,1 juta (2023)
Total asetKenaikan US$10,1 miliar (2023)
Total ekuitasKenaikan US$4,1 miliar (2023)
PemilikPrajogo Pangestu (71,19%)
Karyawan
3.344 (2023)
Situs webbarito-pacific.com

PT Barito Pacific Tbk didirikan pada tahun 1979 oleh Prajogo Pangestu, merupakan perusahaan publik di bidang sektor petrokimia dan energi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia.[1] Saat ini Prajogo Pangestu adalah Chairman dari Barito Pacific Group.[2] Sebelumnya, perusahaan ini bernama PT Barito Pacific Timber Tbk dan tercatat pernah menjadi salah satu penguasa industri perkayuan terbesar di Indonesia. Barito Pacific Timber dalam suatu masa juga pernah tercatat menguasai 5 juta hak pengusahaan hutan (HPH) di berbagai daerah.[3] Barito Pacific Timber tercatat pernah mempunyai lima pabrik pengolahan yang bersama-sama menghasilkan plywood, blockboard, particle board, dan woodworking product yang diekspor ke Asia, Eropa dan Amerika. Akan tetapi, memasuki awal 2000-an, bisnis kayu tersebut merosot tajam,[4] menyebabkan Barito Pacific menutup dua pabrik pengolahan kayu pada kurun saat 2004 sampai 2007. Akhirnya, mulai 2007 dilakukan perubahan usaha yang lebih mengarah ke bisnis energi dan petrokimia, yang mengarah ke perubahan nama saat ini.[5]

Barito Pacific memiliki anak usaha utama yaitu Chandra Asri Petrochemical, Barito Renewables, dan Griya Idola yang saat ini melebarkan usahanya melalui perumahan yang dinamakan Griya Idola Residence.[6] Saat ini Barito Pacific berfokus untuk melakukan ekspansi di bidang petrokimia melalui proyek pembangunan kompleks petrokimia ke-dua di Indonesia oleh Chandra Asri,[7] dan melalui ekplorasi energi panas bumi oleh Barito Renewables.[8]

Rujukan

sunting

Pranala luar

sunting