Dewa Kekayaan atau Cai Shen (t=財神; s=财神; pinyin=Cái Shén; WG=Tsai2 Shen2; Hokkien POJ=Tsâi-sîn; Khek=Choy Sin) atau Cai Shen Ye (Hanzi=財神爺; Hokkien=Cai Sin Ya) adalah dewa yang menguasai kekayaan, harta, atau rezeki dalam mitologi Tiongkok. Dalam bahasa Vietnam, ia disebut Thần Tài (Chữ nôm=神財). Cai Shen dipuja sebagai dewa dalam kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, Taoisme, dan agama Buddha aliran Tanah Suci.

Cai Shen digambarkan bersama Fu Lu Shou.

Pada versi yang paling terkenal, Cai Shen memiliki nama asli Zhao Gongming (baca: Chao Kung-ming) atau Bigan (baca: Pi-kan).[1] Zhao Gong Ming terkenal di kalangan masyarakat yang tinggal di negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia, tetapi tidak populer di kalangan masyarakat negara Barat.[2]

Kultus

sunting
 
Gambar Cai Shen digunakan sebagai penghias angpau

Cai Shen sering disebut-sebut selama perayaan Tahun Baru Imlek.[1] Ia memiliki wilayah penghormatan yang luas. Altar untuknya, selain terdapat di kelenteng-kelenteng, juga terdapat di rumah-rumah penduduk. Dewa Harta yang dipercaya di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya, antara lain seperti yang disebutkan di bawah ini.[3]

Cai Bo Xing Jun

sunting

Cai Bo Xing Jun (Hanzi= 財帛星君) atau Zheng Fu Xian Gong (Hanzi= 增福相公), Zheng Fu Cai Shen (Hanzi= 增福財神) adalah Cai Shen yang paling sering dimunculkan dalam bentuk patung-patung atau gambar. Ia sering disalah mengerti sebagai Zhao Gong Ming atau Bigan. Nama aslinya adalah Li Gui Zu (Hanzi= 李詭祖); ia lahir di Distrik Zichuan (淄川人), Provinsi Shandong, China pada tanggal 17 bulan 9 Imlek.[4]

Li Gui Zu menjadi menteri pada pemerintahan Kaisar Xiaowen dari masa Wei Utara. Ia memiliki jasa besar kepada masyarakat, seperti mengeruk sungai, mengontrol kadar garam dalam air, bahkan memberikan gajinya untuk menolong orang miskin. Ia dicintai masyarakat banyak sehingga orang-orang membangun kuil untuknya setelah ia mangkat. Kebaikan-kebaikannya banyak tercatat sehingga ia dianugerahi berbagai gelar oleh para pejabat yang berikutnya:[4]

  • Kaisar Wu De dari Dinasti Tang (619 M) menganugerahi gelar Cai Bo Xing Jun (Hanzi= 财帛星君; lit. Dewa Kemakmuran) pada tahun pemerintahannya yang kedua.
  • Kaisar Ming Zong dari Dinasti Tang (926 M) menganugerahi gelar Shen Jun Zheng Fu Xiang Gong (Hanzi= 神君增福相公; lit. Dewa Berkah Meningkat).
  • Pada Dinasti Yuan, ia dianugerahi gelar Fu Shan Ping Shi Gong (Hanzi= 福善平施公).

Dikatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah utusan Yu Huang Da Di, yaitu Tàibái jīnxīng (Hanzi= 太白金星; planet Venus), yang dikirim ke dunia untuk menolong umat manusia. Di surga, tugasnya adalah mengatur harta kekayaan di dunia maupun di dunia (都天致富財帛星君). Festivalnya dirayakan setiap tanggal 22 bulan 7 Imlek. Sebagaimana Bigan dan Fan Li, ia digolongkan sebagai Dewa Harta Sipil.[4]

Wen Wu Cai Shen

sunting

Wen Wu Cai Shen (Hanzi=文武財神; Hokkien=Bun Bu Cai Sin) adalah Dewa Harta Sipil dan Militer. Cai Shen yang tergolong dalam kelompok ini adalah Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming (Hanzi= 玄壇元帥趙公明; Hokkien= Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng), Guan Gong (Hanzi= 關公; Kwan Kong),[3] dan Bigan.

Zhao Gong Ming Zhao Gong Ming (Hanzi= 趙公明; Hokkien=Tio Kong Beng) adalah salah satu Cai Shen yang ikonnya selalu tampil setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Ia juga disebut "Dewa Kabar Baik" karena dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang. Zhao Gong Ming selalu membantu semua manusia berbudi luhur dan rajin yang sedang mengalami kesulitan sehingga menjadi berbahagia. Itulah sebabnya dirinya disebut Dewa Rejeki.[5]

Sebagai Dewa Harta Militer, Zhao Gong Ming sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, satu tangan menggenggam ruyung dan tangan yang lain membawa sebongkah emas, dan mengendarai seekor harimau hitam. Penggambaran ini berdasarkan buku Feng Shen Bang (Hanzi= 封神榜; lit. Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).[3] Ia merupakan pemimpin Wu Lu Cai Shen atau Dewa Harta Lima Jalan dan menjadi Dewa Harta Tengah dalam Dewa Harta Lima Penjuru. Perayaan hari raya untuknya adalah setiap tanggal 15 bulan 3 penanggalan Imlek.[2]

Guan Gong Guan Gong dahulu pernah menjadi gubernur wilayah Yong An. Ia memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga kota tersebut menjadi berkembang pesat dan makmur, semua rakyatnya tidak pernah berkekurangan. Ia dikenal murah hati; hadiah-hadiah seperti sutra dan emas yang ia terima tidak pernah ia gunakan, melainkan ia berikan untuk kesejahteraan rakyatnya.[5] Guan Yu dikenal dalam kisahnya menjaga kakak iparnya (istri Liu Bei) selama dalam perjalanan berdua, sehingga masyarakat China menghormati serta memuja kesetiaannya.

Para pedagang di China zaman dahulu memuja Guan Gong untuk melindungi mereka dari penyamun dan malapetaka lain selama dalam perjalanan bisnis. Akhirnya, ia dipuja bukan hanya sebagai dewa pelindung para pedagang dalam perjalanan, tetapi juga sebagai Cai Shen.[5] Karena watak Guan Gong yang lurus dan jujur, ia tidak akan memberkati bisnis atau pedagang yang curang. Sebagai Cai Shen dan pelindung, rupang yang digunakan pada altar adalah yang dalam posisi siaga memegang senjata guan dao.

Bigan Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.[4]

Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).[4]

Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil.[4] Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok)[6] yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.

Wu Lu Cai Shen

sunting

Wu Lu Cai Shen (Hanzi=五路財神; pinyin=Wŭ lù cái shén; Hokkien=Ngo Lo Cai Sin), yaitu Dewa Harta dari Lima Jalan atau Dewa Harta Lima Penjuru. Dalam buku Feng Shen Bang, Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi=正一玄壇真君; Hokkien=Ceng It Hian Than Cin Kun). Xuan Tan Zhen Jun mempunyai empat pengiring yang disebut Cai Shen Shi Zi (Hanzi=財神使者; lit. Duta Dewa Kekayaan). Ia bersama keempat pengiringnya itu sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar dan disebut Wu Lu Cai Shen. Keempatnya adalah:[3]

  • Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Hanzi=招寳天尊蕭升; lit. Malaikat Pemanggil Mustika)
Xiao Sheng (Hanzi= 蕭升) adalah Dewa Harta Timur.
  • Na Zhen Tian Zun Zen Bao(Hanzi= 納珍天尊震寳; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga)
Cao Bao (Hanzi= 震寳) adalah Dewa Harta Barat.
  • Hao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Hanzi=招財使者陳九公; lit. Duta Pemanggil Kekayaan)
Chen Jiu Gong (Hanzi= 陳九公) adalah Dewa Harta Selatan.
  • Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Hanzi= 利市仙官姚少司; lit. Pejabat Dewa Keuntungan)
Yao Shao Si (Hanzi= 姚少司) adalah Dewa Harta Utara.

Selain Zhao Gong Ming, kelimanya tidak pernah dipuja secara terpisah. Hari raya untuk Wu Lu Cai Shen ditetapkan setiap tanggal 5 bulan 1 penanggalan Imlek.[2]

Doa pemujaan kepada Zhao Gong Ming adalah sebagai berikut:[7]

  • 趙元帥寶誥 (Zhao Yuan Shuai Bao Gao)
志心皈命禮 (Zhi Xin Gui Ming Li)
北極猛將 (Bei Ji Meng Jiang)
右部天尊大元帥 (You Bu Tian Zun Da Yuan Shuai)
黑面丹脣 仁慈濟眾 (Hei Mian Dan Chun, Ren Ci Ji Zhong)
德佈乾坤 義雨宏施 (De Bu Qian Kun, Yi Yu Hong Shi)
罰逆惡倫 英雄柄冠(Fa Ni E Lun, Ying Xiong Bing Guan)
杵伏魔氛 神目如電 (Chu Fu Mo Fen, Shen Mu Ru Lei)
法視善門 照護九州 (Fa Shi Shan Men, Zhao Hu Jiu Zhou)
輔佐上帝 威鎮玄門 (Fu Zuo Shang Di, Wei Zheng Xuan Men)
檢舉人世 常佑國君 (Jian Ju Ren Shi, Chang You Guo Jun)
鑒視男女 三綱五倫 (Qian Shi Nan Nv, San Gang Wu Lun)
誠心朗誦 桂子蘭孫 (Cheng Xin Lang Song, Gui Zi Lan Sun)
大悲大願 大聖大慈 (Da Ci Da Yuan, Da Sheng Da Ci)
救苦消災 (Jiu Ku Xiao Zhai)
北極玄天上帝右部 (Bei Ji Xuan Tian Shang Di You Bu)
趙大元帥萬靈天尊 (Zhao Da Yuan Shuai Wan Ling Tian Zun)

Dewa harta empat penjuru tambahan

sunting
  • Dewa Harta Tenggara (東南路財神)
Dewa Judi – Han Xin Ye (大賭神 - 韓信爺)
  • Dewa Harta Barat Daya (西南路財神)
Dewa Keberuntungan - Liu Hai (偏財神 - 劉海). Ia sering kali ditampilkan mengendarai seekor katak emas berkaki tiga.[8]
  • Dewa Harta Timur Laut (東北路財神)
Dewa Emas - Shen Wan Shan (金財神 - 沈萬山)
  • Dewa Harta Barat Laut (西北路財神)
Dewa Harta Sipil – Dao Zhu Gong (文財财神 - 陶朱公)

Cai Shen dalam Buddhisme

sunting
  • Budai, rupangnya sangat terkenal dan mudah dikenali. Ia selalu digambarkan tertawa, mengenakan jubah biksu yang tidak dapat menutupi perutnya yang buncit, terkadang dikelilingi anak-anak, atau membawa kepingan uang, atau sebuah kantong yang dapat mengeluarkan segala benda yang ia inginkan. Ia merupakan salah satu biksu Buddhis di Tiongkok yang dipercaya merupakan reinkarnasi dari Bodhisatwa Maitreya.
  • Ji Gong adalah seorang arhat dalam agama Buddha. Sebagian masyarakat awam memujanya sebagai dewa yang memberikan nomor lotre.[9]
  • Shan Cai Tong Zi adalah salah satu pengiring Kuan Im yang sering kali digambarkan sebagai seorang bocah pria. Dikisahkan bahwa banyak harta pusaka yang muncul di kediaman orangtuanya pada saat ia dilahirkan. Namanya dalam bahasa Sanskerta (Sudhana) dan mandarin (San Chai) memiliki arti menghargai harta. Itulah sebabnya, masyarakat memujanya sebagai dewa harta.[10][11]
  • Jambhala adalah sekelompok Dharmapala yang dipuja penganut Buddhisme Tibet. Terdapat lima Jambhala, yaitu Jambhala Kuning, Merah, Biru, Hijau, dan Putih. Jambhala yang paling terkenal di China adalah Jambhala Kuning atau Huang Cai Shen. Karena Ganesa dianggap sebagai Jambhala Merah, ia juga dipuja sebagai Dewa Rezeki.

Cai Shen yang lain

sunting
  • Fu De Zheng Shen atau dewa bumi adalah Cai Shen yang paling dikenal oleh semua orang.[3] Semasa hidupnya, ia merupakan pemimpin yang adil, menciptakan lumbung padi, dan mengatur irigasi. Oleh sebab itu, masyarakat mempercayainya sebagai pelindung tempat usaha maupun hasil bumi bagi para pengusaha dan petani. Itulah sebabnya Fu De Zheng Shen juga dipuja sebagai dewa rezeki.[5]
  • Fa Chu Kung merupakan salah satu dewa purba yang mengusir semua bandit hingga siluman yang mengganggu pekerjaan para petani. Oleh sebab itu, ia diangkat dan dipercaya menjadi dewa rezeki.[5]
  • Zheng Fu Cai Shen (Hanzi=增福財神; Hokkien=Tiam Hok Cai Sin) adalah Dewa Kekayaan Penambah Rezeki.[3]
  • Wu Chang Gui atau Si Hitam dan Si Putih, dua penjaga alam baka. Meskipun tidak memiliki tugas yang berhubungan dengan kekayaan, masyarakat memuja mereka sebagai dewa yang memberi nomor lotre.[12]

Legenda

sunting

Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).

Bigan dalam Fengshen Yanyi

sunting

Jiang Ziya, yaitu perdana menteri Raja muda Wen, meramalkan melalui tulang orakel bahwa Bigan, seorang menteri yang setia dan berbudi di istana Raja Zhou, akan segera meninggal. Ia segera memberikan jimat kepada Bigan serta mengatakan beberapa nasihat.[4]

Pada suatu malam, Raja Zhou mengadakan perjamuan dengan mengundang beberapa imortal. Bigan merasa ada sesuatu yang aneh, meskipun awalnya ia tidak tahu bahwa tamu-tamu tersebut sebenarnya adalah para siluman rubah, rekan-rekan dari Daji. Para imortal tersebut menjadi mabuk, tanpa sengaja Bigan melihat salah satunya mengeluarkan ekor rubah dari balik bajunya. Bigan segera mengumpulkan para prajurit untuk mengikuti siluman-siluman tersebut saat kembali ke sarangnya kemudian membunuh mereka semua. Ia membuat sebuah jubah dari kulit mereka kemudian ia persembahkan kepada Raja Zhou. Daji yang melihat jubah tersebut menjadi ngeri dan bersumpah akan membalas dendam kepadanya.[4]

Tak lama kemudian, Daji berkata kepada Raja Zhou bahwa ia terkena serangan jantung dan hanya "jantung lembut berlubang tujuh" yang dapat menyembuhkannya. Tidak ada seorang pun di istana yang memiliki jantung semacam itu, kecuali Bigan yang dianggap sebagai orang suci. Bigan menelan jimat dari Jiang Ziya kemudian mengeluarkan jantungnya sendiri untuk ia persembahkan kepada Raja Zhou. Ia tidak meninggal, bahkan tidak ada darah yang menetes. Sesuai nasihat Jiang Ziya, ia diharuskan untuk segera pulang ke rumahnya dan tidak boleh untuk menoleh ke belakang.[4]

Setelah dekat dengan rumahnya, seorang penjual wanita berseru dari belakang, "Hey! Jual sawi putih murah tanpa akar!" Bigan yang penasaran kemudian menoleh dan bertanya, "Bagaimana mungkin ada sawi putih yang tidak memiliki akar?" Wanita tersebut menyeringai kemudian menjawab, "Anda benar, Tuan. Sawi putih tidak dapat hidup tanpa akar (Hanzi= 心; pinyin= xīn), sebagaimana manusia tidak dapat hidup tanpa jantung (Hanzi= 心; pinyin= xīn)" (aksara untuk akar dan jantung adalah sama). Bigan berteriak nyaring kemudian jatuh dan meninggal. Wanita tersebut segera melesat pergi dalam wujud aslinya, yaitu siluman pipa (alat musik) dari giok.[4]

Setelah perang antara Shang dan Zhou berakhir, Jiang Ziya melakukan ritual pengangkatan para dewa. Bigan dianugerahi gelar Wén qū xīng jūn (Hanzi= 文曲星君; lit. Bintang Wen Qu). [4]

Zhao Gong Ming dalam Fengshen Yanyi

sunting

Dalam peperangan yang berlangsung, Kaisar Zhou Wang (Hanzi= 紂王; Hokkien=Tiu Ong) dari Dinasti Shang memerintahkan Wen Zhong (Hanzi= 聞仲; Hokkien=Bun Tiong) jendralnya yang terkenal untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang (Hanzi= 周武王; Hokkien=Bun Ong). Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan enam orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen (Hokkien=Si Ciap Tin; lit. Sepuluh Barisan Pemusnah). Jiang Ziya (姜子牙) berhasil menghancurkan enam diantaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming, sahabatnya, yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan Emei Shan (Hanzi= 峨嵋山; Hokkien=Go Bi San). Demi persahabatan mereka, Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu, meskipun Raja Zhou adalah seorang pemimpin yang kejam. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkamnya, tetapi ia buat tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Zhao Gong Ming mengikat leher harimau itu dengan angkin (sejenis kain) dan menempeli dahinya dengan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya dan tunduk pada perintahnya.[2][3]

Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya dan menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh dan tewas. Namun, Guang Cheng Zi (Hokkien=Kong Sheng Cu) datang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren (Hokkien=Wi Liong Cin Jin) keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiatnya; Chi Jing Zi dan Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa itu.[3]

Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng dan Cao Bao. Xia Sheng adalah seorang pertapa Taois dari Gunung Wu Yi (武夷山); ia menghabiskan waktu-waktunya dengan bermain catur dan berdiskusi mengenai Tao bersama sahabatnya Ca Bao. Suatu ketika keduanya bertemu dengan Zhao Gong Ming yang sedang mengejar Randeng Daoren (Hanzi=燃灯道人), Xiao Sheng menggunakan senjatanya (luo bao jing qian; 落宝金钱; lit. "Uang emas menjatuhkan pusaka") untuk menahan dua pusaka Zhao Gong Ming (fu long suo - 缚龙索; lit. "Tali pengikat naga" dan ting hai shen zhu - 定海神珠; lit. "Permata Pengatur Raja Laut"), tetapi Zhao Gong Ming membunuhnya dengan ruyung emas.[13] Cao Bao sendiri akhirnya bergabung melawan pasukan Shang dan terbunuh oleh Wang Bian (王变).[14]

Setelah semua pusakanya berhasil dirampas, Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (lit. Pulau Tiga Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh. Gunting wasiat itu adalah dua ekor naga yang berubah wujud serta memiliki kemampuan luar biasa. Banyak pahlawan sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi dua bagian dan tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar.[3]

Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taois dari pegunungan Gun Lun Shan yang bernama Lu Ya (陆压道君). Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala dan kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil. Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut, Jiang Ziya mengadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu, semangat dan tenaganya lenyap.[3]

Kedua murid Zhao Gong Ming, Yao Shao Si dan Chen Jiu Gong, datang ke perkemahan perkemahan Zhou untuk menghentikan ritual ding tou qi jian su (Hanzi= 釘投七箭書; lit. paku di kepala, buku tujuh pedang) yang dilakukan oleh Jiang Ziya. Namun, kedatangan keduanya diketahui oleh Yang Jian atau Er Lang Shen dan Neza. Yao Shao Si dibunuh oleh Neza,[15] sementara Chen Jiu Gong oleh Yang Jian.[16]

Pada hari ke-21, setelah mencuci rambutnya, Jiang Zi Ya merentangkan busur dan mengarahkan anak panahnya ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming, yang berada di kubu pasukan Shang, mendadak merasa mata kirinya sakit sekali kemudian menjadi buta. Panah Jiang Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming dan panah ketiga diarahkan ke jantungnya. Akhirnya Zhao Gong Ming tewas.[3]

Setelah Wen Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang dan mendirikan dinasti Zhou, Jiang Zi Ya melaksanakan perintah gurunya (Yuanshi Tianzun) untuk mengadakan pelantikan para malaikat. Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi= 金龍如意正一龍虎玄壇真君; lit. "Penguasa Sejati Naga Emas Pengabul Permintaan dan Altar Persatuan Kuno Naga-Harimau") yang secara singkat disebut Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi=正一玄壇真君; Hokkien=Ceng It Hian Than Cin Kun).[2][3] Ia dibantu oleh empat asisten, yaitu:

  • Xiao Sheng sebagai Dewa Harta Timur yang bergelar Zhao Bao Tian Zun (Hanzi=招寳天尊; lit. Malaikat Pemanggil Mustika).[13]
  • Cao Bao sebagai Dewa Harta Barat yang bergelar Na Zhen Tian Zun (Hanzi= 納珍天尊; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga).[14]
  • Yao Shao Si sebagai Dewa Harta Utara yang bergelar Li Shi Xian Guan (Hanzi= 利市仙官; lit. Pejabat Dewa Keuntungan).[15]
  • Chen Jiu Gong sebagai Dewa Harta Selatan yang bergelar Hao Chai Shi Zhe (Hanzi=招財使者; lit. Duta Pemanggil Kekayaan).[16]

Quan dan marga Lin

sunting

Bigan memiliki istri bermarga Chen (Hanzi=陈; Kantonis=Chan; Khek= Chin). Saat Bigan ditangkap Kaisar Zhou dari Shang untuk dihukum mati, istrinya yang tengah hamil tua melarikan diri ke hutan dan melahirkan seorang putra yang ia namai Quan (Hanzi=泉, Jian) dengan marga Lin. Setelah Dinasti Shang runtuh, Quan dianugerahi sebagai leluhur seluruh marga Lin oleh Raja Wu dari Zhou.

Cai Shen menceraikan istri

sunting

Cai Shen (Zhao Gong Ming) dulu ditemani patung istrinya pada altar di kuil-kuil pemujaan, tetapi kini tidak ada lagi patung istrinya itu dikarenakan Cai Shen menceraikannya. Kisah tersebut bermula dari seorang pengemis, ia datang ke kuil hanya untuk memohon rezeki di altarnya dan tidak mempedulikan dewa-dewa yang lain. Cai Shen melihat bahwa pengemis itu tidak pernah mau bekerja, hanya mengharapkan uluran tangan dari orang-orang yang menaruh belas kasihan kepadanya. Ia berpikir, jika semua orang diberi rezeki begitu saja, dunia akan dipenuhi orang-orang pemalas yang tidak mau bekerja. Namun, pengemis itu hanya beranggapan bahwa Cai Shen sebagai dewa rezeki pastilah banyak kekayaannya.[17]

Istri Cai Shen tergerak hatinya, ia ingin menyadarkan suaminya agar mau berbaik hati membantu si pengemis. Namun, Cai Shen tetap tidak mau mempedulikan dan malah mengalihkan pandangannya. Karena tidak memiliki kekuasaan memberi rezeki, istri Cai Shen mengambil anting emasnya kemudian melemparkannya kepada si pengemis. Si pengemis mengira bahwa Cai Shenlah yang memberinya rezeki dan mengucapkan terima kasih.[17]

Cai Shen sendiri langsung menoleh saat mendengar ada benda yang terjatuh, dan terkejut bahwa benda itu adalah anting yang ia gunakan untuk melamar istrinya. Anting tersebut dilemparkan begitu saja kepada si pengemis yang malas, apalagi anting tersebut dijual untuk berfoya-foya, bukan sebagai modal usaha. Setelah uang penjualan anting habis, si pengemis kembali ke kuil untuk memohon kepadanya. Zhao pun mengusir istrinya dari altar dan sejak itu tidak ada lagi orang malas yang memohon kepadanya menjadi kaya raya. Terdapat sebuah syair di Shandong dan Beijing yang berbunyi sebagai berikut:[17]

"UangKu hanya ada beberapa sen, kamu minta, dia minta. Pagi malam memohon, membuatKu menjadi sulit."
"UangKu hanya ada beberapa sen, kamu minta, semua meminta. Aku hanya memberi kepada yang rajin dan berbudi luhur."

Cai Shen dan tahun baru Imlek

sunting

Setiap perayaan Tahun Baru Imlek, orang-orang kaya memberikan sumbangan (angpao). Tradisi tersebut konon berasal dari kisah seorang konglomerat yang terkenal sangat pelit dan tidak pernah mau berdana. Ia sangat memuja dan mengagumi Zhao Gong Ming, kemudian berdoa "Mohon Dewa Rejeki Datang Lah Kerumah Ku, Agar Aku bisa Bertambah Kaya Lagi." Selanjutnya ia mempersiapkan banyak hidangan dan berharap bisa mendapat berkah darinya.[17]

Pagi harinya, si konglomerat membuka pintu rumahnya dan mempersiapkan hidangan persembahan untuk menyambut Cai Shen, kemudian menunggu. Namun, ada seorang pengemis kelaparan datang dan meminta makanan persembahan itu untuk ia makan. Si konglomerat marah dan memukulnya. Tiba-tiba si pengemis bertubah wujud menjadi Cai Shen dan berkata, "Bagi diriku bukanlah Harta yang menyebabkan Manusia kaya, tapi memiliki hati yang emas, Sebagai hukumannya engkau terlalu serakah dan tidak pernah membantu orang kesulitan, maka engkau mulai sekarang menjadi seorang pengemis." Semenjak itu, seluruh usaha si konglomerat menjadi bangkrut dan dirinya menjadi pengemis. Itulah sebabnya masyarakat China yang kaya memberikan sebagian hartanya kepada orang yang berkesusahan dengan harapan Cai Shen akan selalu memberkahi mereka.[17]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Encyclopædia Britannica, article Ts'ai Shen
  2. ^ a b c d e Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. Central God of Wealth – Zhao Gong Ming
  3. ^ a b c d e f g h i j k l Buddhist Temple Jindeyuan. 28 Februari 2011. Akses=30 Maret 2013. Cai Sin Ya – Dewa Harta[pranala nonaktif permanen]. Jakarta.
  4. ^ a b c d e f g h i j k Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. Common Chinese God of Wealth – Cai Bo Xing Jun Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Kumantong3" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ a b c d e Purnama. 8 Februari 2010. Akses=1 April 2013. Pemahaman Dewa Rejeki dalam masyarakat Tionghoa – Reply #1[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Cultural-china.com. Akses=2 April 2013. Civil God of Wealth – Bi Gan[pranala nonaktif permanen].
  7. ^ Ditulis oleh Jave Wu, link sudah mati
  8. ^ Kumantong. Maret 2012. Akses=2 April 2013. South-West Chinese God of Wealth - Liu Hai
  9. ^ Kumantong9. Maret 2012. Akses=2 April 2013. Crazy God Of Wealth - Ji Gong
  10. ^ Kumantong10. Maret 2012. Akses=2 April 2013. Child God Of Wealth - Shan Chai Tong Zi
  11. ^ Chinese-English Dictionary
  12. ^ Kumantong11. Maret 2012. Akses=2 April 2013. 2 Hell Gods Of Wealth - Hei Bai Wu Chang
  13. ^ a b Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. East Direction God of Wealth – Xiao Sheng
  14. ^ a b Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. West Direction God of Wealth – Cao Bao
  15. ^ a b Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. West Direction God of Wealth – Cao Bao
  16. ^ a b Kumantong. Maret 2012. Akses=1 April 2013. West Direction God of Wealth – Cao Bao
  17. ^ a b c d e Purnama. 5 Februari 2010. Akses=1 April 2013. Pemahaman Dewa Rejeki dalam masyarakat Tionghoa[pranala nonaktif permanen]