Gunung Mahawu

gunung di Indonesia

Gunung Mahawu adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di timur gunung berapi Gunung Lokon-Gunung Empung di Sulawesi Utara, Indonesia.[1] Sementara di kejauhan tampak Pulau Manado Tua dan pulau-pulau di sekitarnya seolah terapung di laut Sulawesi yang sangat luas.[2] Gunung Mahawu memiliki lebar 180 meter dengan kedalaman kawah 140 meter dan memiliki dua kerucut piroklastik di lereng utara,sedang tingginya mencapai 1.311 m dpl.[1][3]

Gunung Mahawu
Titik tertinggi
Ketinggian1.324 m (4.344 kaki)[1]
Koordinat1°21′29″N 124°51′29″E / 1.358°N 124.858°E / 1.358; 124.858
Geografi
LetakSulawesi, Indonesia
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Letusan terakhirNovember 1977
Aktivitas vulkanik pada kawah Gunung Mahawu

Orang Minahasa menamai mahawu pada gunung ini karena sering mengeluarkan abu.[4] Selain menyebutnya dengan mahawu, gunung ini juga disebut gunung Roemengas.[3] Gunung ini pernah mengeluarkan letusan kecil pada tahun 1789.[1] Kemudian tahun 1994, gunung mahawu juga mengeluarkan letupan lumpur fumarol dan aktivitas geiser terjadi sepanjang danau kawah yang berwarna kehijau-hijauan dan terakhir pada tahun 1999.[1][3] Walau sudah tidak aktif, namun aroma bau belerang yang dibawa angin masih jelas tercium.[2] Danau kawah gunung ini kini berukuran kecil karena sebagian pinggirnya sudah mengering.[5]

Pemandangan

sunting

Di lereng mahawu, kita dapat menemukan pemukiman-pemukiman, hutan, dan juga area persawahan.[3] Kita juga dapat melihat burung-madu sangihe di sekitar gunung ini, yang merupakan burung endemik Sulawesi.[6] Untuk para penduduk, mereka cukup banyak melakukan aktivitas di kaki gunung mahawu, di antaranya berprofesi sebagai petani yang menanam berbagai sayuran sampai pada wilayah tengah gunung.[5]

Berbeda dengan gunung berapi lainnya yang cenderung berpasir-pasir di puncaknya, gunung Mahawu ini puncaknya hijau dan banyak tumbuhannya.[5] Saat sampai di puncak kita dapat melihat putihnya kabut awan dan pemandangan di bawah yang menakjubkan, selain itu ada juga hutan lindung kecil yang dihiasi oleh bunga warna-warni.[5] Menuju Mahawu wisatawan akan disuguhi pemandangan perkebunan holtikultura yang tidak kalah indahnya.[2] Warna hijau sayur mayur berpadu dengan warna cokelat tanah yang subur menjadi sebuah kombinasi keindahan yang menakjubkan.[2] Dan bila ingin mengetahui lebih lanjut tentang gunung tersebut, bisa membuka situs www.mahawuvolcano.blogspot.com

sunting

Waktu yang paling baik untuk memulai pendakian adalah pukul 07.00 pagi dari desa Kakaskasen karena hal ini memungkinkan para pendaki untuk melewati kawah saat pagi hari dalam cuaca yang masih dingin dan sejuk.[3] Karena ukuran gunung tidak terlalu besar, para pendaki dapat mencapai puncaknya kurang lebih dengan waktu satu jam.[5] Kendaraan roda empat pun sudah dapat menjangkau daerah dekat puncak, hal ini dikarenakan pemerintah kota Tomohon telah membuat jalan akses yang bagus ke Mahawu.[2]

Dengan memakai kendaraan, seseorang dapat sampai di lokasi dengan waktu sekitar 30 menit dari kota Tomohon.[2] Terdapat area parkir yang cukup luas di lokasi Pos Penjagaan, kita bisa melihat tiga rumah panggung di situ.[2] Satu rumah untuk Pos Penjagaan Polisi Hutan dan dua rumah lainnya disediakan bagi pengunjung yang ingin menginap.[2]

Untuk mencapai puncak dari lokasi parkir, telah disediakan tangga beton lengkap dengan peganggan di tengahnya.[2] Sekitar 160 anak tangga harus dilewati para pendaki untuk mencapai puncak.[2] Sampai di puncak sebuah bangunan dua lantai menanti yang cukup menjadi ruang yang lapang untuk menikmati pemandangan di puncak Mahawu yang indah.[2]

Galeri

sunting
 
  
  
  
Penampakan Gunung Mahawu


Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "Mahawu". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-23. Diakses tanggal 31 Desember 2006. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Buol, Ronny Adolof. Wadrianto, Glori K., ed. "Menengok Kawah Gunung Api Mahawu". Kompas.com. Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-24. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e Yulianingsih, Tri Maya (2010).Jelajah Wisata Nusantara.Yogyakarta:MedPress. Hal 378 Cet 1
  4. ^ Sumarauw Pangkerego, Aneke (1993).Cerita Rakyat dari Minahasa.Jakarta:Grasindo. Hal 5
  5. ^ a b c d e "Gunung Mahawu". Jalan-jalan Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  6. ^ (Inggris) Robert A. Cheke, dkk (2001).Helm Identification Guides Sunbirds.London:A&C Black Publishers. Hal 336