Juno

Dewi dalam mitologi Romawi yang berperan sebagai ratu para dewa dan dewi

Juno adalah dewi dalam mitologi Romawi yang berperan sebagai ratu para dewa dan dewi. Ia merupakan pasangan dari Jupiter, dewa tertinggi dalam panteon Romawi, dan sering kali dianggap sebagai pelindung negara Romawi serta simbol kewanitaan dan pernikahan. Juno adalah dewi yang sangat dihormati oleh bangsa Romawi, dengan peran yang erat kaitannya dengan kekuatan politik dan sosial masyarakat Romawi. Ia disamakan dengan Hera dalam mitologi Yunani, meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam pemujaan dan sifat antara kedua dewi ini.

Patung Dewi Juno

Asal Usul dan Keluarga

sunting

Juno adalah anak dari Saturnus (Cronus dalam mitologi Yunani) dan Ops (Rhea dalam mitologi Yunani). Saturnus, yang meramalkan bahwa salah satu anaknya akan menggulingkan kekuasaannya, menelan semua anak yang dilahirkan Ops. Namun, Ops menyembunyikan Jupiter saat kelahirannya, dan setelah dewasa, Jupiter membebaskan saudara-saudaranya, termasuk Juno. Dengan demikian, Juno merupakan saudara dari Jupiter, Neptunus (Poseidon), Pluto (Hades), Ceres (Demeter), dan Vesta (Hestia).

Juno menikah dengan Jupiter (mitologi)Jupiter dan bersama-sama mereka melahirkan beberapa dewa penting dalam panteon Romawi, termasuk Mars, Vulkanus, Juventas, dan Bellona.

Peran dan Atribut

sunting

Juno memiliki berbagai peran yang berhubungan dengan aspek-aspek penting kehidupan, seperti pernikahan, kesuburan, dan pelindung negara Romawi. Ia sering kali digambarkan sebagai sosok yang penuh martabat dan berdaulat, melambangkan kemurnian serta kekuasaan perempuan dalam masyarakat Romawi.

Beberapa atribut utama Juno meliputi:

  • Juno Regina: Sebagai ratu para dewa, Juno dipuja sebagai pelindung negara dan kekuasaan Romawi. Pemujaan Juno Regina dimulai pada tahun 396 SM setelah penaklukan Veii. Kuilnya di atas Bukit Aventine menjadi salah satu pusat pemujaan penting di Roma.
  • Juno Moneta: Dalam perannya sebagai Juno Moneta, ia bertindak sebagai pelindung kesejahteraan finansial Romawi. Nama Moneta ini berasal dari kuil yang didedikasikan untuk Juno Moneta di Capitolium, yang berdekatan dengan lokasi pencetakan uang logam Romawi. Dari nama ini pula istilah "money" dalam bahasa Inggris berasal.
  • Juno Lucina: Juno juga memainkan peran sebagai pelindung kelahiran dan kesuburan. Sebagai Juno Lucina, ia diyakini membantu perempuan saat melahirkan dan memberikan berkah kesuburan. Festival Matronalia diadakan pada tanggal 1 Maret setiap tahun untuk menghormatinya sebagai pelindung perempuan yang sudah menikah dan ibu.

Kuil dan Pemujaan

sunting

Kuil-kuil Juno tersebar di seluruh wilayah Romawi, dan ia memiliki tempat pemujaan di beberapa bukit suci di Roma, termasuk di Bukit Capitolium, Aventine, dan Esquiline. Juno dipuja dalam berbagai bentuk, mencerminkan perannya yang beragam dalam kehidupan Romawi.

Salah satu kuil paling terkenal yang didedikasikan untuk Juno adalah Kuil Juno Moneta di Capitolium. Kuil ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan religius, tetapi juga berperan penting dalam sistem moneter Romawi.

Festival yang didedikasikan untuk Juno cukup banyak. Salah satu yang paling penting adalah Matronalia, sebuah festival yang dirayakan oleh perempuan Romawi untuk merayakan peran mereka sebagai ibu dan istri. Juno juga dihormati selama Nonae Caprotinae pada 7 Juli, yang terkait dengan legenda pelarian para wanita Romawi dari serangan musuh dan simbolisasi pohon ara (caprificus) yang dianggap sakral bagi Juno.

Peran dalam Mitos

sunting

Meskipun Juno sering kali dikenal sebagai dewi pernikahan dan pelindung negara Romawi, ia juga muncul dalam berbagai mitos yang menunjukkan sisi lain dari karakternya. Dalam beberapa kisah, Juno tampil sebagai dewi yang keras kepala dan penuh kecemburuan, terutama dalam hubungannya dengan perselingkuhan Jupiter.

  • Mitos Herkules: Salah satu mitos yang paling terkenal adalah perseteruan Juno dengan Herkules, anak Jupiter dengan Alcmene, seorang wanita fana. Juno sangat cemburu terhadap Herkules karena ia merupakan anak hasil perselingkuhan Jupiter, dan berusaha berbagai cara untuk mencelakakan Herkules sejak lahir. Misalnya, Juno mengirimkan dua ekor ular untuk membunuh Herkules saat masih bayi, tetapi Herkules yang sudah memiliki kekuatan super, berhasil membunuh ular-ular tersebut. Juno juga menempatkan serangkaian cobaan berat dalam kehidupan Herkules, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas Tugas Herkules.
  • Mitos Io: Mitos lain yang melibatkan Juno adalah kisah Io, seorang pendeta wanita cantik yang menarik perhatian Jupiter. Ketika Juno mencurigai hubungan antara Jupiter (mitologi)Jupiter dan Io, Jupiter mengubah Io menjadi sapi untuk menyembunyikannya. Namun, Juno tetap mencurigai Jupiter dan meminta sapi tersebut sebagai hadiah. Juno kemudian menempatkan Argus, raksasa dengan seratus mata, untuk mengawasi Io. Jupiter akhirnya mengirim dewa Hermes untuk membebaskan Io, dan setelah Argus dibunuh, Juno mengambil mata-mata Argus dan meletakkannya di ekor burung meraknya, yang menjadi simbol dari dewi ini.

Simbol dan Representasi

sunting

Juno sering kali digambarkan dalam seni sebagai sosok perempuan yang anggun dan berwibawa, mengenakan mahkota serta duduk di atas takhta sebagai ratu para dewa. Salah satu simbol yang paling sering dikaitkan dengan Juno adalah burung merak. Burung ini dianggap suci baginya dan melambangkan keagungan serta kebesaran Juno sebagai dewi. Selain itu, burung angsa juga kadang-kadang diasosiasikan dengannya.

Atribut Juno lainnya:

  • Tongkat kerajaan (sceptre) sebagai lambang kekuasaannya.
  • Mahkota sebagai simbol kedudukannya sebagai ratu para dewa.
  • Kereta perang yang ditarik oleh burung merak dalam beberapa penggambaran.

Pengaruh dan Penerimaan dalam Budaya Romawi

sunting

Sebagai dewi yang sangat penting dalam panteon Romawi, Juno tidak hanya dihormati dalam praktik keagamaan tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam politik dan kehidupan sosial Romawi. Ia dianggap sebagai pelindung utama dari kesucian pernikahan dan sering dihubungkan dengan kebahagiaan keluarga dan kesuburan. Sebagai pelindung negara, Juno juga dihormati oleh banyak pemimpin militer dan politik sebagai simbol kekuatan dan stabilitas bangsa Romawi.

Pada masa Kekaisaran Romawi, kultus Juno tetap bertahan, bahkan ketika pengaruh dewa-dewi lainnya mulai berkurang dengan masuknya agama Kristen. Beberapa atribut dan peran Juno, terutama yang berkaitan dengan kelahiran dan pernikahan, terus bertahan dalam kebudayaan Romawi hingga masa akhir kekaisaran.

Referensi

sunting
  1. Larousse Desk Reference Encyclopedia, The Book People, Haydock, 1995, p. 215.
  2. Corbishley, Mike Ancient Rome Warwick Press 1986 p.62
  3. P. K. Buttmann Mythologus I Berlin 1828 p. 200 ff.; J. A. Hartung Die Religion der Römer II Erlangen 1836 p. 62 ; L. Preller Rômische Mythologie I.
  4. G. Wissowa Religion und Kultus der Römer Munich 1912 pp. 181-2, drawing on W. Schulze and W. Otto in 1904 and 1905. Juno would then be a derivate noun in -ōn-, rather unusual in the feminine.
  5. Émile Benveniste, "Expression indo-européenne de l' éternité" Bulletin de la société de linguistique de Paris 38, 1937, pp.103-112: the theme *yuwen- includes the root *yu- at degree 0 and the suffix -wen-. The original meaning of the root *yu- is that of force as found in Vedic ắyuh vital force, āyúh genius of the vital force and also in Greek αιών and Latin aevum.

Pranala luar

sunting