Paku Alam VI
Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam VI lahir dengan nama KPH Notokusumo pada 9 April 1856 (versi lain 1860). Ia adalah putra Paku Alam V dari permaisuri. Ia merupakan Adipati Paku Alam dengan masa kekuasaan tersingkat, hanya dua tahun mulai dari tahun 1900 hingga 1902.
Paku Alam VI ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧖꧇ | |||||
---|---|---|---|---|---|
Adipati Kadipaten Pakualaman | |||||
Bertakhta | 1900-1902 | ||||
Penobatan | 11 April 1901 | ||||
Pendahulu | Paku Alam V | ||||
Penerus | Paku Alam VII | ||||
Kelahiran | Raden Mas Natakusuma 9 April 1856 Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda | ||||
Kematian | 9 Juni 1902 Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda | (umur 46)||||
Pemakaman | |||||
| |||||
Wangsa | Mataram | ||||
Ayah | Paku Alam V | ||||
Agama | Islam |
Penobatan
suntingNotokusumo ditahtakan menggantikan almahrum ayahnya pada 11 April 1901 dan langsung menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VI. Dari Pemerintah Hindia Belanda ia juga mendapat pangkat Kolonel tituler. Sungguh sayang kondisinya yang kurang sehat menyebabkan banyak tugas yang diserahkan kepada adiknya, KPH Notodirojo.
Pendidikan
suntingWalaupun tidak sampai selesai dalam menuntut ilmu, Notokusumo pernah sekolah di HBS. Ia merupakan tokoh yang representatif dan dapat baca-tulis dalam bahasa Belanda.
Kehidupan pribadi
suntingKGPAA Paku Alam VI memiliki 9 putra-putri. Secara mendadak penguasa Kadipaten Paku Alaman ini meninggal pada 9 Juni 1902 dan dimakamkan di Girigondo, Adikarto (sekarang Kabupaten Kulon Progo bagian selatan). Banyak tugas yang belum dapat ia kerjakan selama memegang tampuk pemerintahan yang sangat singkat.
Referensi
sunting- Soedarisman Poerwokoesoemo, KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pranala luar
suntingGelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Paku Alam V |
Penguasa Paku Alaman di Yogyakarta 1901–1902 |
Diteruskan oleh: Raad van Beheer/Dewan Perwalian Pakualaman |