Prasasti Merneptah
Prasasti Merneptah atau Jayastamba Merneptah, adalah tugu prasasti peninggalan Merneptah, Firaun Mesir Kuno yang memerintah dari tahun 1213 sampai 1203 Pramasehi. Prasasti ini ditemukan oleh Flinders Petrie di Tebe pada tahun 1896, dan sekarang ini tersimpan di Museum Mesir di Kairo.[1][2]
Prasasti Merneptah | |
---|---|
Bahan baku | Granit |
Sistem penulisan | Hieroglif Mesir Kuno |
Dibuat | Sekitar tahun 1208 Pramasehi |
Ditemukan | 1896 Tebe, Mesir 25°43′14″N 32°36′37″E / 25.72056°N 32.61028°E |
Ditemukan oleh | Flinders Petrie |
Lokasi sekarang | Museum Mesir, Kairo |
Identifikasi | JE 31408 |
Periode | Zaman Kerajaan Baru |
Sebagian besar isinya mengabadikan kemenangan Merneptah atas bangsa Libya Kuno beserta sekutu-sekutunya, tetapi tiga baris terakhir dari keseluruhan 28 baris prasasti ini menyoroti sebuah perang lain di Kanaan, yang pada masa itu merupakan bagian dari kemaharajaan Mesir. Adakalanya prasasti ini disebut Prasasti Israel karena sebagian besar sarjana menerjemahkan segugus hieroglif pada baris ke-27 menjadi "Israel". Berbagai terjemahan alternatif sudah pula diusulkan tetapi tidak berterima umum.[3]
Prasasti ini adalah peninggalan tertulis tertua, dan satu-satunya peninggalan tertulis Mesir Kuno, yang menyebut-nyebut Israel,[4] Prasasti Merneptah adalah adalah salah satu dari empat prasasti Zaman Besi yang diperkirakan berasal dari zaman Israel Kuno, dan yang memuat nama Israel. Tiga prasasti selebihnya adalah Prasasti Mesa, Prasasti Tel Dan, dan Prasasti Kurkh.[5][6][7] Itulah sebabnya sebagian pihak menganggap Prasasti Merneptah sebagai temuan Flinders Petrie yang paling terkenal,[8] bahkan Flinders Petrie sendiri setuju dengan anggapan tersebut.[1]
Teks
suntingBagian
suntingSetelah menyebutkan kemenangan Merneptah terhadap Libia dengan panjang lebar, beberapa baris terakhir prasasti ini berkaitan dengan Kanaan:[9]
- Para pangeran bersujud, mengatakan, "Damai!"
- Tak seorangpun menaikkan kepalanya di antara Sembilan Busur.
- Sekarang Tehenu (Libya) sudah menjadi puing-puing,
- Hatti sudah ditenteramkan;
- Kanaan sudah dijarah menjadi berbagai malapetaka:
- Ashkelon sudah diatasi;
- Gezer sudah direbut;
- Yano'am sudah dimusnahkan.
- Kanaan sudah dijarah menjadi berbagai malapetaka:
- Hatti sudah ditenteramkan;
- Israel dibiarkan gersang dan benihnya tidak ada;
- Hurru menjadi janda karena Mesir.
"Sembilan busur" (bahasa Inggris: nine bows) adalah istilah Mesir untuk musuh-musuh mereka - musuh-musuh yang sesungguhnya berbeda-beda menurut waktu dan keadaan.[10] Hatti dan Hurru adalah Suriah/Palestina, Kanaan dan Israel merupakan unit yang lebih kecil, serta Ashkelon, Gezer dan Yanoam adalah kota-kota di wilayah tersebut; menurut prasasti ini semuanya berada di bawah kekuasaan Mesir.[11]
"Israel dibiarkan gersang"
suntingBaris yang berhubungan dengan Israel adalah:
|
|
|
|
| |||||||||||||||||||
ysrỉꜣr | fk.t | bn | pr.t | =f | |||||||||||||||||||
Israel | gersang | ["tidak ada"] | benih/biji | nya | |||||||||||||||||||
Israel | waste | [negative] | seed/grain | his/its |
Kata-kata dalam huruf hieroglif untuk Ashkelon, Gezer dan Yanoam diberi kata penentu untuk "kota" - sebuah "tongkat" ditambah "tiga gunung", sedangkan hieroglif untuk Israel diberi tanda tongkat untuk "tempat asing" dengan gambar laki-laki dan perempuan duduk di atas 3 garis sejajar membujur (tanda untuk bentuk jamak):
|
|
Tanda "orang-orang asing" ini biasanya digunakan orang Mesir bagi suku-suku yang nomaden, bukannya mereka yang tinggal dalam kota-kota. Istilah "gersang" (wasted), "tidak berbenih" (bare of seed) sering dipakai untuk bangsa-bangsa yang dikalahkan - mengandung makna gudang biji-bijian/makanan bangsa tersebut sudah dihancurkan, yang mengakibatkan kelaparan pada tahun berikutnya, membuat mereka tidak dapat menjadi ancaman militer bagi Mesir.[13]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b Drower 1995, hlm. 221.
- ^ Redmount 2001, hlm. 71–72, 97.
- ^ Sparks 1998, hlm. 96–.
- ^ Hasel 1998, hlm. 194.
- ^ Lemche 1998, hlm. 46, 62: "Tidak ada prasasti Zaman Besi lainnya dari Palestina maupun dari Seberang Yordan yang sejauh ini memuat rujukan spesifik apa pun kepada Israel... Prasasti yang memuat nama Israel sangat terbatas jumlahnya. Satu di antaranya berasal dari Mesir, yang lain berasal dari Seberang Yordan, terpisahkan dari prasasti yang pertama oleh rentang waktu sekurang-kurangnya 250 tahun. Rujukan ketiga didapati di dalam prasasti dari Tel Dan – if it is genuine, a question not yet settled. The Assyrian and Mesopotamian sources only once mentioned a king of Israel, Ahab, in a spurious rendering of the name."
- ^ Maeir, Aren. Maeir, A. M. 2013. Israel and Judah. pp. 3523–27, The Encyclopedia of Ancient History. New York: Blackwell.
The earliest certain mention of the ethnonym Israel occurs in a victory inscription of the Egyptian king Merenptah, his well-known “Israel Stela” (c. 1210 BCE); recently, a possible earlier reference has been identified in a text from the reign of Rameses II (see Rameses I–XI). Thereafter, no reference to either Judah or Israel appears until the ninth century. The pharaoh Sheshonq I (biblical Shishak; see Sheshonq I–VI) mentions neither entity by name in the inscription recording his campaign in the southern Levant during the late tenth century. In the ninth century, Israelite kings, and possibly a Judaean king, are mentioned in several sources: the Aramaean stele from Tel Dan, inscriptions of Shalmaneser III of Assyria, and the stela of Mesha of Moab. From the early eighth century onward, the kingdoms of Israel and Judah are both mentioned somewhat regularly in Assyrian and subsequently Babylonian sources, and from this point on there is relatively good agreement between the biblical accounts on the one hand and the archaeological evidence and extra-biblical texts on the other.
- ^ Fleming, Daniel E. (1998-01-01). "Mari and the Possibilities of Biblical Memory". Revue d'Assyriologie et d'Archéologie Orientale. 92 (1): 41–78. JSTOR 23282083.
The Assyrian royal annals, along with the Mesha and Dan inscriptions, show a thriving northern state called Israël in the mid—9th century, and the continuity of settlement back to the early Iron Age suggests that the establishment of a sedentary identity should be associated with this population, whatever their origin. In the mid—14th century, the Amarna letters mention no Israël, nor any of the biblical tribes, while the Merneptah stele places someone called Israël in hill-country Palestine toward the end of the Late Bronze Age. The language and material culture of emergent Israël show strong local continuity, in contrast to the distinctly foreign character of early Philistine material culture.
- ^ The Biblical Archaeologist, American Schools of Oriental Research, 1997, hlm. 35.
- ^ Sparkes 1998, hlm. 96-97.
- ^ FitzWilliam Museum
- ^ Smith 2002, hlm. 26.
- ^ Dalam teks aslinya, burung (burung seriti) ditempatkan di bawah tanda t (setengah lingkaran) tetapi untuk memudahkan pembacaan, burung di sini ditempatkan di sebelah tanda t.
- ^ Redmount 1999, hlm. 97.
Pustaka
sunting- Coogan, Michael D., 1999. The Oxford History of the Biblical Word, Oxford University Press
- Görg, Manfred. 2001. "Israel in Hieroglyphen." Biblische Notizen: Beiträge zur exegetischen Diskussion 106:21–27.
- Hasel, Michael G. 1994. "Israel in the Merneptah Stela." Bulletin of the American Schools of Oriental Research 296:45–61.
- Hasel, Michael G. 1998. Domination and Resistance: Egyptian Military Activity in the Southern Levant, 1300–1185 BC. Probleme der Ägyptologie 11. Leiden: Brill. ISBN 90-04-10984-6
- Hasel, Michael G. 2003. "Merenptah's Inscription and Reliefs and the Origin of Israel" in Beth Alpert Nakhai ed. The Near East in the Southwest: Essays in Honor of William G. Dever, pp. 19–44. Annual of the American Schools of Oriental Research 58. Boston: American Schools of Oriental Research. ISBN 0-89757-065-0
- Hasel, Michael G. 2004. "The Structure of the Final Hymnic-Poetic Unit on the Merenptah Stela." Zeitschrift für die alttestamentliche Wissenschaft 116:75–81.