Pulau Direction
Pulau Direction atau dalam Bahasa Inggris Direction Island, yang dikenal dalam Bahasa Melayu Cocos sebagai Pulau Tikus, adalah pulau terpencil Kepulauan Cocos (Keeling) di Samudra Hindia. Selama Perang Dunia Pertama dan Kedua pulau ini menjadi tempat penting dan memiliki nilai strategis karena adanya stasiun radio dan telekomunikasi yang dibangun di pulau ini.[1]
Geografi
suntingPulau ini terletak 28 km di sebelah tenggara dari Pulau Keeling Utara, sekitar 2.930 km sebelah barat dari Perth, 3.690 km sebelah barat dari Darwin, 960 km sebelah barat dari Pulau Natal, dan lebih dari 1000 km sebelah barat dari Jawa dan Sumatra.
Sejarah
suntingPada 9 November 1914 saat Perang Dunia I terjadi peperangan di sejumlah pulau di Kepulauan Cocos (Keeling), yang terletak di bagian timur laut Samudra Hindia. Kapal SMS Emden milik Jerman menyerang stasiun radio dan telekomunikasi milik Inggris di Pulau Direction. Di pulau itu, stasiun tersebut merupakan komponen penting dalam sistem hubungan komunikasi ke berbagai wilayah melalui Samudra Hindia.
Kapten Karl von Müller memutuskan untuk menghancurkan menara stasiun radio dan telekomunikasi tersebut. Ketika kapal SMS Emden datang ke pulau itu pada pukul 06.00 waktu setempat tanggal 9 November, staf kantor pusat telegraf menyadari bahwa akan terjadi serangan dan memiliki waktu untuk mengirim pesan yang disebutkan sebagai berikut: "kapal asing ada di pintu masuk ke teluk" dan "SOS, kapal SMS Emden di sini." Jerman dengan segera mendaratkan sebuah pasukan amfibi yang terdiri dari 50 prajurit bersenjata di bawah pimpinan Kapten Letnan Hellmuth von Mücke dengan tiga kapal (satu kapal besar, dua lebih kecil).
Dalam beberapa jam Kapal HMAS Sydney milik Australia tiba di tempat kejadian. Pertempuran itu adalah pertempuran pertama satu lawan satu bagi Angkatan Laut Australia. Ketika kapal SMS Emden mendeteksi mendekatnya kapal HMAS Sydney, Muller tidak memliki pilihan lain selain untuk menaikkan jangkar dan mulai berperang dengan kapal penjalajah milik Australia itu. Mereka meninggalkan Mücke yang telah mendarat di pulau itu. Kapal HMAS Sydney lebih cepat dan memiliki persenjataan yang lebih baik dengan delapan senjata 152 mm daripada SMS Emden yang hanya memiliki sepuluh senjata 105 mm. Namun, penembak Jerman mengawali kebakaran pertama pada pukul 09.40 pada jarak dari 9,7 km dan dengan segera menghancurkan feed alat pengukur jarak sasaran HMAS Sydney dan menyebabkan kerusakan moncong alat penembak.
Namun pertempuran berlangsung sekitar lebih dari satu jam. Setelah kerusakan berat pada kapal dengan hampir 100 tembakan dan puluhan awak kapal tewas pada pukul 11.15, Müller memutuskan untuk melabuhkan kapal SMS Emden di pantai Pulau Keeling Utara untuk mencegah tenggelamnya kapal. Müller lupa untuk menurunkan bendera setelah kapalnya kandas, dan ketika kapal HMAS Sydney kembali, mereka mengirim sinyal kepada kapal SMS Emden untuk menyerah. Karena tidak memperoleh jawaban, ia memerintahkan penembak melanjutkan tembakannya, hanya sampai lawannya mengangkat bendera putih. Setelah mendarat di Pulau Keeling Utara, awak kapal SMS Emden ditangkap, dan beberapa dari mereka dibunuh.
Di Pulau Direction, pasukan amfibi di bawah pimpinan Mücke mampu mendapatkan sekoci kayu bertiang tiga. Dengan sekoci ini mereka berenang ke arah utara, menuju Sumatra. Kemudian mereka pergi untuk sampai ke pantai melalui Laut Arab, dan dari sana melalui wilayah Turki Utsmaniyah ke Istanbul pada bulan Mei 1915. Dari Istanbul mereka kembali ke Jerman.
Referensi
sunting- ^ "Journal of the Australian War Memorial | Australian War Memorial" (dalam bahasa Inggris). www.awm.gov.au. Diakses tanggal 2017-04-07.