Is Haryanto

Penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia
Revisi sejak 20 September 2015 16.40 oleh Gladynova (bicara | kontrib)

Alphonsius Is Haryanto, lebih dikenal sebagai Is Haryanto (22 Agustus 1940 – 26 Mei 2009)[1] adalah pemusik dan penulis lagu Indonesia. Bersama dengan band Favourite Group (sebagai pemain drum dan kadang-kadang pengisi vokal) ia menyemarakkan blantika musik Indonesia tahun 1970-1980-an. Selain dengan Favourite's, Is pernah membuat proyek bersama Harry Toos di bawah nama Two Faces[2].[3]

Is Haryanto
GenrePop, Pop Jawa, Keroncong
PekerjaanPenyanyi, Komposer, Penulis lagu
InstrumenDrum, Gitar, Piano, Organ, Vokal
Tahun aktif1973 - 2009
LabelPT Remaco, Indra Record, Musica Studio, Nada Sound

Biografi

Masa Kecil

Dilahirkan 22 Agustus 1943 di Tegal, Jawa Tengah. Alphonsius Is Haryanto anak ke-4 dari 9 bersaudara. Ayahnya R. Harjono dan ibunya berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Karier

Favourite Group

Pada tahun 1973, Is Harianto diajak oleh sepupunya A. Riyanto untuk bergabung dalam band Favourite Group yang baru saja kehilangan sebagian besar personilnya. Ia masuk bersamaan dengan saudara sepupunya Harry Santoso (Harry Toos), dan seorang teman mereka Tommy WS untuk memperkuat formasi band Favourite Group yang masih menyisakan A. Riyanto dan Mus Mulyadi. Favourite's Group tidak berangkat dari nol, karena masing-masing pemain sudah punya modal, kata A. Riyanto seperti yang ditulis majalah Tempo edisi Februari 1972. Band ini siap berkompetisi dengan band-band yang telah lebih dulu meraup sukses di belantara musik pop saat itu, seperti Koes Plus, Panbers, The Mercy's, D'Lloyd, dan banyak lagi. Band ini akhirnya menjadi terkenal pada zamannya, di tahun 1970-an.

Selama kariernya di industri musik Tanah Air, band ini banyak menghasilkan hits yang melegenda hingga saat ini. Mereka mengeluarkan belasan album dari berbagai genre musik seperti Pop, Keroncong, Pop Jawa dan Lagu Natal Semuanya laris manis di pasaran. Is Harianto selain sebagai drummer juga banyak menciptkan lagu. Lagunya dibawakan dengan baik oleh sang vocalist Mus Mulyadi, dan meuai hits misalnya Cari Kawan Lain, dsb. Dalam beberapa kesempatan ia juga membawakan sendiri lagu ciptaannya.

Two Faces

Dalam masa kevakuman Favourite Group, Is pernah membuat proyek grup duet bersama Harry Toos dengan nama Two Faces. Mereka sempat mengeluarkan sebuah album pada tahun 1973 berjudul Hidup Bersama Musik.[4]

Mencipta lagu

Vakumnya kelompok musik Favourite Grup dari blantika musik nasional pada sejak akhir tahun 1970-an membuat Is Harianto menyibukkan diri dengan menciptakan lagu. Lagu-lagunya tersebut dinyanyikan oleh banyak penyanyi terkenal pada masanya sejak periode 1970-an sampai 2000-an. Umumnya lagu-lagu yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi tersebut berhasil di pasaran, menjadi hits, dan semakin mendongkrak popularitas penyanyinya. Sepanjang Jalan Kenangan, Setulus Hatiku Semurni Cintamu, Sepanjang Lorong Gelap, dan Rek Ayo Rek merupakan contoh kemahiran beliau dalam berolah lagu.

Is Haryanto juga sukses memoles artis-artis baru di bawah naungan label Remaco. Bersama band pengiring yang dibentuknya yaitu De Meicy, Is Haryanto pun berhasil mengangkat nama-nama baru dalam jagad pop musik Indonesia melalui lagu-lagu karya ciptanya.[5]

Is Haryanto mencipta tidak kurang dari 3000 lagu [6], baik berbahasa Indonesia maupun bahasa Jawa. Karya-karyanya yang dikenal orang sebagai "lagu abadi" misalnya Rèk Ayo Rèk, Sipaté Manungsa, Råndhå Ngarep Omah, Sepanjang Jalan Kenangan, Tanpamu, dan Hilang Permataku.

Lagu yang diciptakan Haryanto beragam. Mulai langgam Jawa hingga pop. Bahkan, lagu Rek Ayo Rek yang identik dengan masyarakat [[Surabaya pun lahir dari kepiawaiannya mencipta lagu. Beberapa orang barangkali sempat mengira tembang yang dipopulerkan Mus Mulyadi itu diciptakan oleh arek Suroboyo asli. Ternyata, lagu itu justru diciptakan cah Solo yang pintar memainkan diksi khas daerah setempat. Dalam lagu Rek Ayo Rek, misalnya. Is Harianto menggunakan kata-kata Surabaya yang khas. Misalnya, Tunjungan (salah satu tempat perbelanjaan di Surabaya), Rujak Cingur (makanan khas), dan kata Rek sebagai sapaan akrab untuk pemuda Surabaya. "Apalagi, dulu yang nyanyiin Mus Mulyadi yang kental logat Surabayanya.[7]

Is Haryanto dikenal sebagai pencipta lagu yang nyentrik. Dia tampak lekat dengan kacamata hitam. Setiap kali tampil di depan publik, dia selalu mengenakan kacamata hitam. Bahkan, menemui tamu di ruang tamu saja dia enggan mencopot kacamatanya. Begitu pula berfoto dengan keluarga, dia juga mengenakan kacamata hitam. Ada rahasia di balik kacamata itu.

Kehidupan Pribadi

Alphonsius Is Haryanto menikah secara berbeda keyakinan dengan Ida Rusdawati yang tetap beragama Islam. Perkawinan tersebut dikaruniai lima orang anak. Vien Adiyanti (Vien), Alice Adiyanti, Anna Adiyanti, Lucy Adiyanti, Fris Adiyanto Boy Is Haryanto. Anak yang sulung, Vien, adalah penyanyi cilik pada tahun 1970-an akhir. Sempat tenar bersama penyanyi cilik lainnya yang seangkatan, Adi Bing Slamet dan Chicha Koeswoyo. Salah satu lagu hitsnya sempat terkenal dulu adalah Bebek-Bebekku Ciptan Is Haryanto. Adik bungsunya Boy Is Haryanto juga sempat menjadi penyanyi cilik yang berduet dengan Vien dalam beberapa album. Adik keempatnya Lucy juga sempat menggeluti dunia musik, namun tidak sampai menjadi penyanyi.[8]

Is Harianto adalah sosok yang mencintai pekerjaannya. Meski dalam kondisi sakit, ia tetap menyanyi dan mengarang lagu. Terakhir, meski dalam kondisi sakit parah, ia masih sempat membuat lagu pesanan orang.

Meninggal Dunia

Alphonsius Is Haryanto wafat pada hari Selasa 26 Mei 2009 sekitar pukul 23.00 WIB di Jakarta. Pria kelahiran 22 Agustus 1940 ini meninggal dalam usia 69 tahun, di kediaman pribadi di kawasan Cipete, Jakarta Selatan setelah tak kuat melawan penyakit yang diderita, yakni Kanker Rectum. Mendiang mengidap kanker rectum sejak setahun sebelumnya, namun kanker itu menunjukkan tanda-tandanya sejak empat tahun lalu. saat itu Haryanto mengeluhkan sakit yang melilit perutnya. Namun, Haryanto tak pernah mau disebut sedang sakit, ia selalu mengatakan kalau dirinya sehat-sehat saja.[9] Jauh sebelum vonis kanker terdeteksi, ia diketahui menderita tumor. Setelah empat tahun kemudian menjadi kanker.[10] Sebelum meninggal, Is Haryanto sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina]] (RSPP). Terakhir Haryanto kembali masuk RSPP pada Rabu (20/5). Namun sejak Senin 25 Mei 2009, pencipta lagu Rek Ayo Rek dan Sepanjang Jalan Kenangan itu memaksa pulang sehingga akhirnya dibawa pulang. Di rumah sempat tertidur, sebelum kemudian koma. Malam itu kondisinya makin kritis dan akhirnya meninggal esok harinya. Saat mengembuskan napasnya, semua keluarga kumpul, termasuk ibunya, Ny Haryono.[11] Vien Adiyanti, putri sulung Is Haryanto memimpin keluarga ikhlas melepas kepergian ayah tercinta. Jenazah Is Haryanto dikebumikan di perkuburan umum Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.[12] Dunia musik Indonesia kembali harus kehilangan salah satu pencipta lagu terbaiknya.

Keinginan Terakhir dan Wasiat Pengurusan Royalti Lagu

Ada keinginan almarhum yang belum sempat dilakukan semasa hidupnya, yakni keinginan menikahkan anak yang kedua, Alice Adiyanti. Dua minggu sebelum meninggal, Is Haryanto juga sempat memberi wasiat kepada keluarga. Is mengumpulkan keluarga untuk menyampaikan banyak pesan. Salah satu pesannya kepada Alice Adiyanti (anak kedua) untuk mengurusi lagu-lagu yang ditinggalkan almarhum.<Refhttp://seleb.tempo.co/read/news/2009/05/27/112178388/wasiat-is-haryanto-minta-lagu-ciptaanya-ada-yang-urus</Ref Semasa hidup, Is Harianto memang mengalami masalah soal royalti. Kontribusi yang dia dapat dari penggunaan lagu-lagunya tidak optimal. Sebab, orang-irang yang mengurusi royalti sering bertindak tidak profesional. Pendapatan yang diterima oleh pencipta lagu tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Rujukan