Asam gelugur
Asam gelugur | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | G. atroviridis
|
Nama binomial | |
Garcinia atroviridis Griffith et Anders.
|
Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griffith et Anders.) adalah pohon hijau abadi yang dimanfaatkan untuk bumbu masak dan bahan pengobatan. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan manggis dan asam kandis, berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Sebagai bumbu, buahnya yang dipotong dan dikeringkan dimanfaatkan sebagai pemberi rasa asam pada sejumlah masakan, terutama masakan dari Sumatra. Ekstrak daun asam gelugur yang diberikan secara oral dengan dosis 360mg/kg terhadap mencit memberi efek inhibitor terhadap perkembangan Plasmodium berghei penyebab malaria.[1]
Morfologi
Asam gelugur berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Banyak tumbuh secara liar di peladangan dan halaman rumah. Salah satu vektor penyebarnya adalah hewan musang. Musang suka memakan biji asam gelugur yang rasanya asam agak manis. Kotoran musang yang berisi biji asam gelugur ini kemudian menjadi bakal bibit asam gelugur yang mungkin akan tumbuh kapan saja. Ini terjadi karena biji asam gelugur memiliki masa dormansi (masa biji tidur) yang lumayan lama. Menunggu datangnya situasi yang ideal untuk tumbuh. Bila situasi yang baik ini tidak didapatkan, maka biji akan mati dalam waktu beberapa bulan.
Asam gelugur dapat tumbuh dengan baik pada ketingian 5-1700 m di atas permukaan laut. Tidak dibutuhkan syarat jenis tanah yang ketat. Pohon dapat tumbuh di tanah berpasir, tanah liat, tanah berbatu, tanah basah tepi sungai, tanah kapur, sampai pada tanah kritis di tepian pegunungan. Asam gelugur berbuah tidak mengenal musim, setiap saat ada saja buahnya. Terkadang dalam satu pohon ada bunga, putik, buah muda sampai buah yang sudah menguning dan jatuh. Namun begitu, panen raya biasanya setahun dua kali, di ujung musim hujan dan di ujung musim kemarau.
Asam gelugur termasuk tumbuhan berumah tunggal. Artinya, tegakan betina dan jantan ada dalam pohon yang berbeda. Asam gelugur diperbanyak melalui biji, cangkok dan stek akar. Sifat kelamin tanaman asam gelugur adalah kuat, artinya tidak bisa diubah dengan cara perlakuan. Beda dengan pepaya, yang bisa diubah jenis kelaminnya dengan beberapa cara; aplikasi hormon, misalnya.
Keuntungan membenihkan asam gelugur dari biji adalah hal itu mudah dilakukan, persentase perkecambahan tinggi, persentase keberhasilan sampai menjadi bibit siap tanam di atas 50%. Asam gelugur yang dikembangkan dari biji baru berbuah pada umur 7 tahun. Tanaman kokoh dan kuat karena berakar tunggang, serta dapat terus hidup dan berproduksi dengan baik sampai umur ratusan tahun. Kelemahan pembenihan dari biji adalah pohon berbuah setelah umur 7-8 tahun. Perbanyakan dengan biji persentase pohon jantan biasanya antara 20% sampai 40% dan pohon jantan betinanya baru ketahuan pada usia 4 tahun. Cirinya adalah, pohon betina ranting daunnya ada yang menjulai ke bawah. Sedangkan pohon jantan, rantingnya hanya mengarah ke samping dan ke atas. Pohon jantan akan menghasilkan bunga, namun kebanyakan bunganya akan gugur dan kurang dari 4% yang bakal menjadi buah. Kalau pun menjadi buah, buahnya kecil-kecil dan mudah gugur.
Asam gelugur dapat juga dibiakkan secara vegetatif dengan cara dicangkok, disambung atau persusuan. Keuntungannya pembiakan ini adalah: cepat berbuah, tumbuh tak terlalu tinggi, dan sama sifatnya dengan induknya, pasti betina. Namun kesulitan pembiakan asam gelugur secara vegetatif ini adalah terbatasnya cabang ideal yang baik untuk dikembangkan. Hanya cabang puncak yang tegak ke atas yang bisa dicangkok, disambungkan atau disusukan. Jika menggunakan cabang lain yang mengarah ke samping, maka tajuk pohon akan tetap ke samping. Tak mau tumbuh ke atas, meski sudah ditopang atau disangga dengan baik.
Adapun kekurangan asam gelugur jika dikembangkan dari stek akar adalah jumlah yang didapat hanya sedikit, mengingat pohon induk bisa mati jika akarnya terlalu banyak yang dipotong dan diambil. Pohon yang dihasilkan juga akan mudah tumbang karena tidak memiliki akar tunggang, dan umumnya akan mati pada umur 30-35 tahun. Selain itu, jumlah buah perpohonnya juga lebih sedikit, karena postur tajuk pohon yang lebih kecil. Kelebihannya adalah, bibit yang ditanam pasti betina, mengikut sifat indukannya, dan cepat berbuah (antara 5 - 5,5 tahun sesudah tanam).
Kegunaan
Catatan kaki
- ^ Syamsudin, Rita Marleta Dewi, Simotiyan Hernita 2004. Efek Ekstrak Daun Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff TAnders) Terhadap Plasmodium berghei Pada Mencit. Majalah Farmasi Airlangga. Vol. 4 No. 3
Pranala luar
- (Indonesia) Sambal serai udang. Satu resep masakan menggunakan asam gelugur (dengan gambar asam gelugur).
- (Inggris) Tinjauan dari Dweck tentang khasiat asam gelugur.