Roti sajian

Revisi sejak 19 Oktober 2015 23.56 oleh JohnThorne (bicara | kontrib) (Tambahan)

Roti sajian (bahasa Ibrani: לחם הפנים lechem haPānīm‎, arti harfiah: "roti kehadiran";[1] bahasa Inggris: Showbread) adalah suatu jenis roti yang secara khusus dibuat dan dipersembahkan untuk Tuhan dalam tata ibadah bangsa Israel yang dicatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dan juga dirujuk pada bagian Perjanjian Baru. Roti ini harus selalu ada dan ditata pada sebuah meja khusus di Kemah Suci maupun di dalam Bait Suci, sesuai perintah Tuhan pada Keluaran 25:30. Pada Matius 12:4 disebut dengan istilah "τοὺς ἄρτους τῆς προθέσεως".

Catatan Alkitab

Dalam Taurat, roti sajian disebut secara khusus dalam aturan pekerjaan imam ("Priestly Code") dan aturan kekudusan ("Holiness Code]]",[1] tetapi bagian lain dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) juga menyebut sejumlah aspek mengenainya, yaitu dalam Kitab Samuel, Kitab Raja-raja dan Kitab Tawarikh.

 
Ilustrasi imam-imam dalam Bait Suci mengganti roti sajian setiap minggu sekali.

Petunjuk pembuatan

Aturan pembuatan roti sajian dicatat dalam Kitab Imamat pasal 24 ayat 5-9 berupa Firman Tuhan kepada Musa sebagai berikut:

24:5"Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya,
setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
24:6engkau harus mengaturnya menjadi dua susun,
enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun;
kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu,
yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN;
itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.
24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya
dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus;
itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN;
itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."[2]

Karena semua produk yang mengandung ragi dilarang untuk dibawa ke mezbah,[3] dan roti sajian itu dibawa ke Ruang Kudus, maka diyakini bahwa roti itu dibuat tanpa ragi.[1]

Para pembuat

Menurut Kitab 1 Tawarikh, tugas pembuatan roti dan penataannya diberikan secara khusus kepada bani Kehat,[4] menyiratkan adanya suatu tatacara khusus untuk mempersiapkannya yang hanya diketahui oleh bani itu.[1]

Lihat pula

Referensi

Pustaka

  • B. Baentsch, Exodus-Leviticus, p. 419, Göttingen, 1900;
  • Riehm, Handwörterbuch, ii. 1405 et seq
  • M. Black, The Scrolls and Christian Origins: Studies in the Jewish Background of the New Testment (London: Nelson, 1961)
  • M. Barker, Temple Theology: An Introduction (London: SPCK, 2004)
  • Artikel ini memadukan teks dari Jewish Encyclopedia 1901–1906 , sebuah terbitan yang kini berada di ranah publik.

Pranala luar

Templat:Jewish bread