Setya Novanto

Politisi Indonesia
Revisi sejak 17 Desember 2015 07.36 oleh ZukmanID (bicara | kontrib) (Memperbaharui masa jabatan Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI pada bagian riwayat pekerjaan.)

Drs. Setya Novanto, Ak. (lahir 12 November 1954[1]) adalah politikus asal Jawa Barat, Indonesia yang diusung oleh Partai Golkar.[2] Ia menjabat Ketua DPR RI periode 2014 - 2019 dan telah menjadi anggota DPR RI sejak 1999 hingga masa jabatan 2019 (tanpa putus) sebagai perwakilan Golkar dari dapil Nusa Tenggara Timur Dua, yang meliputi wilayah Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba.[2] Namun pada tanggal 16 Desember 2016, Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI terkait kasus pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dalam rekaman kontrak PT. Freeport Indonesia.[3] Ia juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar periode 2009-2014.[4]

Setya Novanto
Berkas:Foto Resmi Setya Novanto.jpg
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 16
Masa jabatan
2 Oktober 2014 – 16 Desember 2015
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
WakilFadli Zon
(Bidang Politik dan Keamanan)
Agus Hermanto
(Bidang Industri dan Pembangunan)
Taufik Kurniawan
(Bidang Ekonomi dan Keuangan)
Fahri Hamzah
(Bidang Kesejahteraan Rakyat)
Sebelum
Pendahulu
Marzuki Alie
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir12 November 1954 (umur 70) [1]
Indonesia Bandung, Jawa Barat, Indonesia[1]
Partai politikGolkar
Suami/istriLuciana Lily H
Deisti Astriani Tagor, S.H.
AnakPernikahan dengan Luciana Lily H:
Reza Herwindo
Dwina Michaela
Pernikahan dengan Deisti Astriani Tagor:
Gavriel Putranto
Giovanno Farrell
AlmamaterUniversitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Universitas Trisakti
PekerjaanPolitisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat hidup

Awal kehidupan dan pendidikan

Setya Novanto lahir pada 12 November 1955 di Bandung, Jawa Barat dari pasangan Sewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri.[5] Pada tahun 1967, ia meninggalkan Bandung dan bermukim di Jakarta dan melanjutkan sekolah dasarnya di SD Negeri 6 Jakarta. [6][7] Orang tuanya bercerai saat ia masih duduk di Sekolah Dasar.[1] Di Jakarta ia menempuh pendidikan di SMPN 73 Tebet, Jakarta Selatan.[7]Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMA 9 (kini disebut SMAN 70)[7]Pada masa SMA ia bertemu dengan Hayono Isman (mantan Menteri Pemuda dan Olahraga kabinet Presiden Soeharto) yang dikemudian hari menjadi titik tolak upaya politiknya.[2] Selepas SMA ia melanjutkan kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. [5]

Pendidikan tinggi dan pekerjaan awal

Saat kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Setya dinyatakan memiliki banyak pekerjaan selama bermukim di kota tersebut. Ia mulai dari berjualan beras dan madu modal Rp82.500 dan memulai dengan kulakan tiga kuintal beras hingga bisa berjualan beras sampai dua truk yang langsung diambil dari pusatnya di Lamongan.[8] Saat itu ia juga punya kios di pasar Keputren, Surabaya namun usaha tersebut tak bertahan lama dan predikat juragan beras ditanggalkannya karena mitra usahanya mulai tidak jujur.[8] Ia mendirikan CV Mandar Teguh bersama putra Direktur Bank BRI Surabaya, Hartawan, dan pada saat yang sama ia ditawari bekerja menjual mobil salesman Suzuki untuk Indonesia Bagian Timur. Ia mengiyakannya dan memilih membubarkan CV yang didirikannya. Berkat kepiawaiannya menjual, pada usia 22 tahun dan Setya tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Widya Mandala Surabaya yang menjadi Kepala Penjualan Mobil untuk wilayah Indonesia Bagian Timur.[8] Setya pun pernah menjadi model, dan terpilih jadi pria tampan Surabaya (1975)[5]. Dimasa masa ini Setya Novanto dikenal sebagai orang yang ulet dan banyak sahabat. [5]Selepas kuliah di Widya Mandala, Setya bekerja untuk PT Aninda Cipta Perdana yang bergerak sebagai perusahaan penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik untuk wilayah Surabaya dan Nusa Tenggara Timur.[2] PT Aninda dimiliki oleh Hayono Isman, teman sekelas Setya di SMA Negeri 9 Jakarta. [2] Pertemanan dengan Hayono Isman inilah yang menjadi awal mula persinggungan Setya dengan dunia politik.[2] Kembali ke Jakarta di tahun 1982, Setya meneruskan kuliah jurusan akuntansi di Universitas Trisakti. [2] Selama kuliah ia tinggal di rumah teman dan atasannya, Hayono, di Menteng, Jakarta dan tetap bekerja di PT Aninda Cipta Perdana.[2] Selain menjadi staf, ia juga mengurus kebun, menyapu, mengepel, hingga menyuci mobil dan menjadi sopir pribadi keluarga Hayono. [6] [2] Semasa kuliah Setya diingat oleh temannya sebagai seseorang yang rapi dan rajin, namun minim kegiatan sosial dan politik saat mahasiswa.[7] Sebagai pengusaha, ia dikenal sebagai salah satu binaan konglomerat Sudwikatmono dan oleh Sudwikatmono, Setya diakui memiliki kemampuan lobi diatas rata rata walaupun kurang matang. [8] Dalam wawancaranya dengan tabloid SWA ditahun 1999 Setya mengaku,

Sudwikatmono adalah pembina usaha saya, Hayono Isman membina saya dalam politik, dan Wismoyo Arismunandar membina wawasan pengabdian pada bangsa dan negara.[8]

Bisnis dan politik

Setya memulai kiprahnya di bidang politik sebagai kader Kosgoro ditahun 1974.[8] Ia menjalin kedekatan erat dengan Hayono Isman yang telah dikenalnya ketika sama-sama menjadi siswa SMA IX Jakarta.[8]

Setya Novanto terpilih dalam pencalonan Ketua DPR RI Periode 2014 - 2019 dari Partai Golkar. Pada tanggal 2 Oktober 2014, ia terpilih sebagai Ketua DPR RI.[9][10]

Kehidupan pribadi

Setya menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, putri dari Brigadir Jenderal Sudharsono (mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat). Dari pernikahan ini ia memiliki dua anak yaitu Rheza Herwindo dan Dwina Michaella.[2][6] Ia kemudian bercerai dengan Luciana Lily dan menikah dengan Deisti Astriani Tagor dan memiliki dua anak yaitu Giovanno Farrel Novanto dan Gavriel Putranto. [6] Deisti mengaku bahwa suaminya begitu sibuknya sehingga saat saat bersama yang mereka rutin lakukan adalah berdiskusi di kamar mandi.[11]Karena ditempat lain ia kerap menerima tamu dan telpon.[11]


Kontroversi

Bank Bali

Pada tahun 2001, Setya Novanto menjadi salah satu saksi persidangan kasus hak piutang (cessie) PT Bank Bali kepada Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).[12][13][14]

KTP Elektronik

Nama Setya Novanto pernah disebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai salah satu pengendali proyek dalam kasus e-KTP.[12] Setya ikut terseret dalam kasus pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara elektronik (e-KTP) untuk tahun anggaran 2011-2012, salah satu proyek Kementerian Dalam Negeri.[12] Dalam kasus ini, Nazaruddin menyebutkan ada aliran dana yang mengalir ke sejumlah anggota DPR salah satunya Setya Novanto. Setya diperkirakan menerima Rp300.000.000.000,00 dari proyek e-KTP.[12]

PON XVII

Setya Novanto pernah diperiksa terkait perkara suap pembangunan lanjutan tempat Pekan Olahraga Nasional XVII.[12] Ruang kerja Setya Novanto juga digeledah oleh Penyidik KPK pada 19 Maret 2013.[12] Tersangka dalam kasus itu adalah mantan Gubernur Riau Rusli Zainal.[12]


Riwayat pendidikan

Riwayat pekerjaan

  • PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam-Presiden Komisaris (1987 - 2004)[1]
  • PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam-Komisaris (1987 - 2004)[1]
  • PT. Bukit Granit Mining Mandiri, Batam-Komisaris (1990 - 2004)[1]
  • PT. Orienta Sari Mahkota-Komisaris (1992 - 2003)[1]
  • PT. Menara Wenang, Jakarta-Komisaris (1992 - 2003)[1]
  • PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta-Komisaris (1992 - 1996)[1]
  • PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta-Direktur (1992 - 2000)[1]
  • PT. Bogamakmur Arthawijaya, Jakarta-Komisaris (1996 - sekarang)[1]
  • Founder Tee Box Cafe, Jakarta (1996 - sekarang)[1]
  • NOVA GROUP, Jakarta- Presiden Komisaris (1998 - 2004)[1]
  • PT. Mulia Intan Lestari, Jakarta-Presiden Direktur (1999 - 2000)[1]
  • Anggota DPR-RI dari Partai Golkar (1999 - 2004, 2004 - 2009, 2009 - 2014, 2014 - 2019)[1]
  • Badan Anggaran DPR-RI
  • Ketua Fraksi Partai Golkar (2009 - sekarang)[1]
  • Ketua DPR-RI (2014 - 2016)[3].

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x "Setya Novanto - Profil". Merdeka.com. Diakses tanggal December 3, 2015. 
  2. ^ a b c d e f g h i j Tempo.co: Setya Novanto, Penjual Madu yang Menikahi Anak Jenderal
  3. ^ a b Setya Novanto Akhirnya Mundur dari Jabatan Ketua DPR Tempo.co, tanggal 16 Desember 2015. Diakses tanggal 16 Desember 2015.
  4. ^ Vivanews: Siapa Setya Novanto, Ketua DPR RI Terpilih. Setya Novanto terpilih dalam rapat paripurna DPR RI2 Oktober 2014
  5. ^ a b c d Setya Novanto Ternyata Pernah Jadi Pria Tertampan Surabaya Selasa, 17 November 2015
  6. ^ a b c d TokohIndonesia.com: Setya Novanto: Janji Respon Tuntutan Rakyat
  7. ^ a b c d Batam Pos: Mengenal Setya Novanto, Ketua DPR RI yang Disebut-Sebut Catut Nama Presiden di itu bermukim di Kota Kembang.
  8. ^ a b c d e f g Majalah SWA SWA - Sajian Khusus 02: Setya Novanto, Episode Kelabu Setya. Edisi 16 Tahun 19999
  9. ^ "Sah! Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR". detikNews. 2 Oktober 2014. Diakses tanggal Oktober 2014. 
  10. ^ "Setya Novanto Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua DPR". beritasatu. 2 Oktober 2014. Diakses tanggal Oktober 2014. 
  11. ^ a b Setya Novanto dan Deisti Astriani Tagor: Rutin Berdiskusi di Kamar Mandi
  12. ^ a b c d e f g N., Basuki Rahmat (17 November 2015). "Jejak Kontroversi Ketua DPR Setya Novanto". cnnindonesia.com. Diakses tanggal 3 Desember 2015. 
  13. ^ Utami, Ranny Virginia (15 Mei 2015). "Jokowi Tak Jelaskan Pertemuan dengan Kerabat Buron Bank Bali". Diakses tanggal 3 Desember 2015. 
  14. ^ Dalam cnnindonesia.com tertulis Bank Dagang Negara Indonesia, namun di artikel lain yaitu Bank Dagang Nasional Indonesia

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Marzuki Alie
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia

2 Oktober 2014 – 16 Desember 2015
Diteruskan oleh:
Kosong