Sayidiman Suryohadiprojo

diplomat Indonesia

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprojo [1] (lahir 21 September 1927) anak keenam -- dari tujuh bersaudara -- R.T. Bawadiman Kartohadiprodjo (Bupati Pasuruan), merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi (PATI) TNI-AD. Jabatan terakhirnya di lingkungan TNI-AD adalah sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat berpangkat Letnan Jenderal TNI. Sedangkan di luar lingkungan TNI sebagai Gubernur Lemhanas [2].

Berkas:Sayidiman.jpg
Sayidiman Suryohadiprojo

Salah satu lulusan terbaik Akademi Militer Yogyakarta tahun 1948 ini dikenal memiliki pengalaman, pengetahuan, dan perhatian yang luas atas berbagai bidang, khususnya dalam bidang militer, politik, dan diplomasi. Semua ini berkat kiprah dan penugasan yang pernah diembannya sejak berusia muda, mulai dari ikut berjuang dalam Perang Kemerdekaan, mengikuti berbagai operasi mengatasi masalah-masalah keamanan dalam negeri, seperti Darul Islam, PRRI/Permesta, dan G30S/PKI, hingga penugasan di luar bidang militer.

Karier

Karier kemiliterannya sendiri diawali dengan bertugas di Divisi Siliwangi di Jawa Barat, mulai dari sebagai Komandan Peleton hingga menjadi Komandan Batalyon Infantri, sebelum akhirnya ditempatkan di lingkungan pendidikan sebagai Komandan Resimen Taruna Akademi Militer Nasional (AMN) (1960). Perjalanan kariernya kemudian terus meningkat dengan menjadi Perwira Staf Umum di Markas Besar Angkatan Darat (1963), Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Sulawesi Selatan (1968), Ketua Gabungan III/Personel Hankam (1970), dan akhirnya Wakil KSAD (1973). Hanya sebentar menjadi orang kedua di AD, setahun kemudian kembali beralih tugas dengan menjabat sebagai Gubernur Lemhanas (1974-1978). Pada masa itu, perhatiannya terhadap perkembangan dunia olahraga nasional ternyata membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) (1976) dan merangkap sebagai Ketua KONI Pusat Bidang Daerah (1977), sebelum akhirnya bertugas menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang (1979).

Sekembalinya dari tugas di Negeri Matahari Terbit tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam bidang Hankam (1983) serta Komisaris Utama PT Perkebunan (PTP) XXIV/XXV di Jawa Timur (1984-1994). Ketika berdiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990, ia dipercaya menjadi Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat (1990-1995) dan Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat (1995-2000). Begitupun ketika Indonesia menjadi Ketua Gerakan Non Blok (GNB) (1992-1995), ia juga ditunjuk sebagai Dutabesar Keliling RI untuk Wilayah Afrika. Selain itu, menjadi Penasihat Presiden RI Urusan Ketahanan Nasional, Anggota MPR-RI (1993-1998), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, dan Anggota Dewan Pendidikan Tinggi (1993).

Selama berkarier sebagai seorang prajurit TNI, aneka pendidikan militer pernah diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. Antara lain, Kursus Persiapan Hogere Krijgsschool, Company Officers Course, Infantry School di AS, Kursus Pendidikan Guru Militer, Bandung, Kursus Perwira Lanjutan Dua Infanteri , Bandung, Sprachenschule der Bundeswehr, Jerman, Fuehrungs Akademie der Bundeswehr, Jerman, dan International Defense Management, Naval Postgraduate School, AS.

Pengalaman lainnya, ia pun pernah bertugas menjadi dosen di berbagai lembaga pendidikan seperti SESKO AD, SESKO AL, SESKO ABRI, Lemhanas, Institut Bankir Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, Akademi Militer Nasional Jurusan Teknik, Kursus Perwira Lanjutan AD, Sekolah Deplu (Sesparlu, Sesdilu), serta Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia untuk Program Ketahanan Nasional dan Program Studi Jepang.

Keluarga

Sayidiman Suryohadiprojo menikah pada tanggal 6 Juli 1958 dengan Sri Suharyati Djatioetomo, Puteri Brig. Jend. Pol. R. Djatioetomo.

Dari pernikahan tersebut lahir 5 orang anak, yaitu berturut-turut Adwin Haryanto pada Mei 1959 di Surabaya, Laksmi Adriyani pada Oktober 1960 di Bandung, Umi Riyanti pada Mei 1962 di Bandung, Adri Saroso pada Oktober 1963 di Bandung dan Diana Lestari pada Juli 1972 di Jakarta.

Semua anak menikah, Adwin Haryanto dengan Daisy Sudianto, Laksmi Adriyani dengan Ari Utomo, Umi Riyanti dengan Bob Hernoto, Adri Saroso dengan Lily Camelia Anwar, dan Diana Lestari dengan Sutan Simandjuntak. Pernikahan anak-anak telah melahirkan 8 orang cucu, 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Akan tetapi pada sejak tahun 1976 Sri Suharyati sakit berkepanjangan dan wafat pada 1 Juni 1994. Setelah itu Sayidiman pada 6 Januari 1996 menikah lagi dengan Harpini Winastuti Kadarisman SH hingga sekarang.

Karya Tulis

Buku-buku karyanya antara lain:

  • Taktik dan Tehnik Infantri (karya terjemahan, 1954) [3]
  • Masalah-Masalah Pertahanan Negara (1964) [4]
  • Langkah-Langkah Perjuangan Kita (1970) [5]
  • Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup (1982) [6]
  • Menghadapi Tantangan Masa Depan (1987) [7]
  • Pancasila, Islam, dan ABRI (1992) [8]
  • Membangun Peradaban Indonesia (1995) [9]
  • Kepemimpinan ABRI (1996) [10]
  • Mengabdi Negara Sebagai Prajurit (otobiografi, 1997) [11]
  • Si vis pacem, para bellum, Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif (2005) [12]
  • Rakyat Sejahtera Negara Kuat - Mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 (2007) [13]
  • Pengantar Ilmu Perang (2009) [14]
  • Mengobarkan Kembali Api Pancasila (2014)

Tanda Kehormatan

Berbagai penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah Republik Indonesia, yaitu :

Referensi

  1. ^ Perjuangan, Pengabdian dan Kesetiaan Seorang Prajurit : http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?page_id=2
  2. ^ Website Resmi Lemhannas RI - Gubernur Lemhannas 1965 - sekarang : http://www.lemhannas.go.id/id/content/view/20/32/
  3. ^ Diterbitkan oleh Pembimbing
  4. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 261 halaman
  5. ^ Diterbitkan oleh Balai Pustaka
  6. ^ Diterbitkan oleh Universitas Indonesia, 309 halaman
  7. ^ Diterbitkan oleh Gramedia, ISBN 979-403-208-5, 88940150, 295 halaman
  8. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1992, ISBN 979-416-154-3, 9789794161548, 240 halaman
  9. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1995, 235 halaman
  10. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, ISBN 979-8960-00-9, 96942262, 456 halaman
  11. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1997, ISBN 979-416-440-2, 9789794164402, 723 halaman
  12. ^ Diterbitkan oleh Gramedia, 2005 ISBN 979-22-1501-8, 20705007, 342 halaman
  13. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2007, ISBN 978-979-3791-28-9, 2007448615, 413 halaman
  14. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2009, ISBN 978-979-3791-33-3, 2009326262, 176 halaman
  15. ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia - Tanda Kehormatan : http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat=2&id=8&Itemid=43&limit=1&limitstart=9
  16. ^ Kedutaan Besar Jepang di Indonesia < 在インドネシア日本国大使館 > : http://www.id.emb-japan.go.jp/news12_08.html#1

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
Brigjen TNI Solichin G.P
Pangdam Hasanuddin
1968 - 1970
Diteruskan oleh:
Brigjen TNI Azis Bustam
Didahului oleh:
Letjen TNI M. Yasin
Wakil KSAD
1973 - 1974
Diteruskan oleh:
Letjen TNI Wahono
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Letjen TNI A. Kosasih
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional
19741978
Diteruskan oleh:
Letjen TNI Sutopo Yuwono
Jabatan lain
Didahului oleh:
Soegih Arto
Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
19741978
Diteruskan oleh:
Bob Hasan
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
A.J. Witono
Duta Besar RI untuk Jepang
1979 - 1983
Diteruskan oleh:
Wiyogo Atmodarminto