Garuda Indonesia Penerbangan 200

insiden penerbangan
Revisi sejak 30 Desember 2015 02.36 oleh 36.68.11.206 (bicara)

Foto Kecelakaan Pesawat Penerbangan 200 dengan secara LIVE di Metro TV Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 adalah sebuah penerbangan dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Yogyakarta, yang meledak ketika terperosok saat melakukan pendaratan pada tanggal 7 Maret 2007 sekitar pukul 07:05 WIB di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta setelah lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta pukul 06:00 WIB. Pesawat ini membawa 133 penumpang, 1 pilot, 1 copilot, dan 5 awak kabin. Pilot pesawat adalah Kapten Marwoto Komar.[2] Jumlah korban tewas adalah 22 orang (21 penumpang dan 1 awak pesawat).[1]

Garuda Indonesia Penerbangan GA-200
Berkas:Kecelakaan Garuda 7-3-07.JPG
Ringkasan peristiwa
Tanggal7 Maret 2007
RingkasanMeluncur keluar landasan, disebabkan kesalahan pilot
LokasiBandar Udara Adi Sutjipto
Penumpang133
Awak7
Tewas22[1]
Selamat118[1]
Jenis pesawatBoeing 737-4B7
OperatorGaruda Indonesia
RegistrasiPK-GZC
Foto cabin sesaat sebelum kecelakaan

Beberapa tokoh Indonesia juga ikut dalam penerbangan ini antara lain yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin (luka ringan)[3], kriminolog Adrianus Meliala (luka), dan mantan rektor UGM Yogyakarta Prof Dr. Kusnadi Hardjosumantri (meninggal).[4]. Pesawat tersebut juga membawa 19 warga negara asing antara lain dari Jepang, Brunei Darussalam dan 8 orang warga Australia yang merupakan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer di Yogyakarta [5]

Saksi mata mengatakan api dipicu dari meledaknya ban depan saat mendarat sehingga menjalar ke badan pesawat. Dilaporkan pula bahwa badan pesawat terbelah memanjang dari bagian kabin hingga ekor pesawat, sementara salah satu sayap pesawat pecah dan terbelah.[6]

Pesawat yang naas tersebut dibuat pada 19 Oktober 1992 dan telah memiliki total jam terbang 34.112 jam per 31 Oktober 2006.[7] Sebelum dipakai Garuda pada 7 Oktober 2002, pesawat tersebut sudah dipakai oleh sejumlah maskapai penerbangan.

Penyelidikan

Pada tanggal 17 Maret 2007, bukti baru dari kotak hitam yang dibawa ke Seattle untuk diteliti lebih lanjut menunjukan bahwa flap sayap pesawat tidak dikembangkan untuk pendaratan. Hal ini berlawanan dengan komentar sang Kapten yang mengatakan bahwa ada downgust tiba-tiba yang mendorong pesawat ke bawah. Juga dilaporkan bahwa kopilot dan pilot berdebat mengenai kecepatan pesawat saat mendarat.

Penyelidikan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyebutkan bahwa pesawat berada pada kecepatan yang 60% lebih tinggi dari yang seharusnya. Pilot Marwoto Komar dilaporkan tidak menghiraukan alarm tanda bahaya pesawat yang berbunyi 15 kali.[8] Pada 2 November 2007, dilaporkan bahwa Komar telah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta,[9] namun hal ini kemudian dibantah.[10]

Komar dinyatakan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian pada 4 Februari 2008. Hal ini dikecam Federasi Pilot Indonesia[11] serta Federasi Internasional Asosiasi Pilot Penerbangan (IFALPA)[12] yang menyatakan bahwa penahanan Komar melanggar peraturan ICAO. Pada April 2009, oleh Pengadilan Negeri Sleman Komar dinyatakan bersalah dan menjadi pilot pertama yang dijatuhi vonis pengadilan. Komar divonis 2 tahun penjara.[13]

Korban

Berkas:PK-GZC-08-01 .jpg.25030.jpg
Foto Garuda Indonesia PK-GZC 737-4B7 diambil ketika hendak mendarat di Adi Sutjipto (2005)
Berkas:Garuda ga-200 crash2.jpg
Garuda GA-200 meledak dan terbakar ketika mendarat

Para korban tewas yang telah teridentifikasi adalah:

Nama Usia Alamat
Suwarni Sugaib 77 tahun Terban, Yogyakarta
Oemaryati Padiono 73 tahun Terban, Yogyakarta
Giarti Purnomo 63 tahun Jakarta Selatan
F.X. Sukamto 46 tahun Jakarta Utara
Wahyu Supardi alias Olga 70 tahun Lenteng Agung, Jakarta
Zaenah Sismadi 69 tahun Kadipaten Kulon, Yogyakarta
Koesnadi Hardjasoemantri 80 tahun Timoho, Yogyakarta
Priyo Sujalmo 53 tahun Cinere
Toto Yulianto 41 tahun Yogyakarta
Jihad Akbar 25 tahun Depok
Dewi Riana Handayani 45 tahun Ciputat, Tangerang
Muljanto Nugroho 45 tahun Tangerang
Wiranto Wooryono 44 tahun Jakarta Timur
Totok Priyanto 54 tahun Jakarta
Moh. Masykur Wiratmo -- tahun Surabaya
Edi Suharyo 54 tahun Warga Amerika
Mark Scott -- tahun Warga Australia
Henry Morgan Saxon Mellish 39 tahun Warga Australia
Allison Sudrajat 41 tahun Warga Australia
Brice Steele 35 tahun Warga Australia
Elizabeth O'Neill -- tahun Warga Brasil

Referensi

Pranala luar