Kolese Kanisius

sekolah menengah atas di Kota Jakarta Pusat, Jakarta
Revisi sejak 30 Desember 2015 18.03 oleh Hahihuheho (bicara | kontrib)

Kolese Kanisius (bahasa Inggris: Canisius College, bahasa Latin: Collegium Canisianum) atau yang lebih dikenal dengan akronim CC (dieja menyesuaikan ejaan lama, atau [sésé]) adalah lembaga pendidikan bernapaskan iman Katolik yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1927, dengan seorang rohaniwan Yesuit, Pater Dr. J. Kurris SJ, sebagai direktur Kolese Kanisius yang pertama. Hingga kini Kolese Kanisius dikenal sebagai lembaga pendidikan khusus laki-laki. Nama Kanisius diambil dari santo pelindung sekolah, Santo Petrus Kanisius (1521-1597). Kolese Kanisius memiliki semangat dasar yaitu 3C: Competence, Compassion, dan Conscience. Kolese Kanisius dikenal sebagai salah satu sekolah yang memiliki larangan ketat dalam menyontek.

Kolese Kanisius
Berkas:Logo CC RESMI.png
Informasi
Nama latinCollegium Canisianum
Didirikan1 Juni 1927
JenisSwasta
AkreditasiA
Rektor / KetuaPater Drs. Vincentius Istanto Pramuja, M.Ed., SJ.
Kepala SekolahSMA:
Pater Drs. Joannes Heru Hendarto, M.Ed., SJ.
SMP:
Pater Eduard Calistus Ratu Dopo, M.Ed., SJ.
ModeratorSMA:
Pater Mario, SJ. SMP:
Pater Paulus Andri Astanto, M.Th., SJ.
Jumlah kelas19 (SMA)
18 (SMP)
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasVII, VIII, IX, X IPA, X IPS, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS
KurikulumKurikulum 2006
Jumlah siswa± 600 siswa (SMA)
± 450 siswa (SMP)
StatusSwasta
Alamat
LokasiJl. Menteng Raya No.64, Jakarta Pusat, DKI Jakarta,  Indonesia
Situs webwww.kanisius.com
www.kanisius.edu
www.smp.kanisius.edu
Lain-lain
LulusanPAKKJ
Moto
MotoAd Maiorem Dei Gloriam

Sejarah Berdiri

Periode awal (1927-1931)

Kolese Kanisius berdiri pada tanggal 24 Oktober 1926 ketika Pater Dr. J. Kurris, SJ datang sebagai direktur Kolese Kanisius yang pertama. Berkat jasa dia, dimulailah kelas pertama tanggal 1 Juli 1927 sebagai AMS (Algemene Middlebare School).[1]

Pembangunan gedung dengan asrama, aula, dan lapangan tenis selesai tanggal 1 Juli 1929. Pada 26 Oktober 1931, status Kolese Kanisius lengkap dan Pater Van Hoof, SJ diangkat sebagai rektor yang pertama.

Masa kemajuan (1931-1952)

Meskipun telah memiliki gedung baru, murid, dan staf guru yang lengkap, kekurangan selalu membuntuti Kolese Kanisius. Maka dimulailah suatu gerakan yang bertujuan membentuk kelompok pendidikan. Pada tahun-tahun tersebutlah Kolese Kanisius mulai mencapai kemajuan di banyak bidang, di antaranya paduan suara, orkestra, perkumpulan sandiwara dan majalah.

Pada tahun 1938, RP Van Hoof, SJ digantikan oleh RP De Quay, SJ. Tugas RP De Quay cukup berat, yaitu membangun HBS. Pada tahun itu juga, dibangunlah gedung baru 2 tingkat beserta asrama yang berada di sayap kanan. Pembangunan gedung tersebut sempat tertunda karena adanya Perang Dunia II, serta pemindahtugasan RP De Quay, SJ. Selama perang, tidak ada kegiatan belajar-mengajar di Kanisius dan sekolah ini dijadikan Sekolah Menengah Tinggi Negeri. Baru tanggal 1 Januari 1946, Kanisius kembali dibuka dan pembangunan HBS kembali dilanjutkan oleh RP Bastiaan, SJ. sampai tahun 1948.

Rektor pada tahun 1940-1947 adalah RP Van den Linden, SJ dan kemudian digantikan RP Ingen Housz, SJ. Tanggal 1 Agustus 1949, kegiatan di Kanisius dapat kembali berjalan normal. Sebelum akhir tahun 1949, murid-murid Kanisius menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya, setelah adanya penyerahan kedaulatan Indonesia dari Belanda.

Tahun 1952, Kanisius merayakan peringatan 25 tahun Kolese. Perayaan itu diisi acara parade sepeda hias. Selain itu, muncul beberapa cabang olahraga baru, seperti bola basket, bola tangan, dan gerak jalan.

Periode 1952-1967

Mulai tahun ajaran 1952-1953, keadaan pendidikan di Kolese Kanisius sudah mulai terarah dan telah menemukan haluannya. Pada tahun 1952, Kolese Kanisius membuka SMP dan SMA, dan HBS mulai dihapus.[1] Saat itu, direktur SMP dan SMA adalah Pater Kreekelberg, SJ (sekarang P. Kiswara, SJ).

Selama 15 tahun ini, siswa SMP dan SMA Kanisius selalu mencapai angka kelulusan 90-100% dalam Ujian Penghabisan Negeri. Tahun 1962, Kolese Kanisius dipercaya untuk membuka kelas percobaan bagian A dan C. Untuk memenuhi peraturan P&K yang berlaku, maka Pak Sutaryo Komara diangkat menjadi direktur SMA, karena jumlah kelasnya sudah lebih dari 12 kelas. Sejak 1 Agustus 1964, P. Jeuken, SJ menjadi direktur SMP-SMA menggantikan Pater Krakeelberg, SJ. Dia membawa perubahan yang cukup besar, diantaranya dengan pengembangan mata pelajaran menjadi 4 jurusan yaitu ilmu budaya, ilmu sosial, ilmu pasti, dan ilmu pengetahuan alam.

Untuk mempererat hubungan dengan sekolah lain, diadakanlah PORASKA (Pertandingan Antara Sekolah Katolik). Karena pertandingan ini tidak hanya melibatkan pria, maka Kolese Kanisius bekerja sama dengan SERVIAM (SMA Santa Ursula dan SMA Santa Theresia). Selain itu juga dibentuk Koor Malam Kesenian tahun 1967 dengan kedua SMA tersebut.

Pramuka didirikan 1962 dan mampu meraih juara pertama dalam waktu singkat. Camping selalu diadakan setiap liburan dengan jumlah peserta yang cukup banyak. PPSK (Persatuan Pelajar Sekolah Katolik) didirikan sebagai cikal bakal pengurus OSIS di kemudian hari. PPSK Kanisius juga ikut membantu usaha memberantas PKI (Partai Komunis Indonesia). Bulan Maret 1966, para siswa berjaga di depan sekolah dengan menggunakan senjata pinjaman dari siswa yang orangtuanya anggota ABRI. Kegiatan lain yang muncul di Kanisius adalah siaran radio amatir Pemancar Kanisius.

Periode 1967-1977

Tahun 1967, untuk pertama kalinya Kolese Kanisius dipimpin oleh alumninya sendiri, yaitu Pater Prayitno, SJ.[1] Kolese Kanisius juga merayakan perayaan ke-40 secara terbatas di kalangan alumni saja. Pada tahun ini juga, asrama sekolah ditiadakan dan diubah menjadi ruang kelas. Di segi pendidikan, terjadi perubahan kurikulum, yaitu jurusan berkurang menjadi 3, yaitu sastra budaya, ilmu pasti-alam, dan ilmu sosial-ekonomi. Diadakan juga ujian bersama dengan sekolah lain, seperti Pangudi Luhur, Santa Theresia, Santa Ursula, Budi Mulia, dan lain-lain.

Tahun 1974, pimpinan SMP Kanisius diserahkan pada Pater Sewaka, SJ dan Pater Jeuken, SJ sehingga tidak ada lagi pimpinan merangkap jabatan SMP dan SMA. Kompleks pastoran juga dibangun. Pada perayaan kolese ke-50 tahun 1977, diadakan balap reli motor tanggal 17 Juli 1977. Selain itu juga ada bazaar murah, yang pendapatannya disumbangkan ke sekolah kurang mampu di Jawa Tengah.

Tahun 1974 Kanisius juga menerapkan sistem Credit Point untuk menindaklanjuti kurikulum dari Kanwil P&K DKI Jakarta. Sistem ini digunakan untuk meningkatkan mutu lulusan SMP dan SMA sesuai dengan bakatnya masing-masing. Selain itu, gedung baru bertingkat 2 juga dibangun dengan bantuan Pemerintah Belanda.

Selama kurun 10 tahun (1966-1976), ada 3 sistem pendidikan yang berbeda, yaitu Ujian Penghabisan Negeri (1966-1970), Ujian Penghabisan Sekolah (1971-1975) dan sistem Credit Point (mulai 1976). Pater Jeuken, SJ kemudian digantikan Pater Drost, SJ yang sebelumnya menjabat sebagai rektor IKIP Sanata Dharma. Istilah rektor kemudian diganti menjadi superior.

Periode 1977-1987

Tahun 1982, SMA Kanisius menjadi sampel tes nasional, dimana Kanisius diminta 20 muridnya untuk menentukan batas kemampuan belajar.[1] Tahun itu juga mulai diadakan EBTANAS dengan pelajaran yang diujikan yaitu PMP/PKn dan Bahasa Indonesia. Pater Drost, SJ juga ikut menyusun dan memantapkan kurikulum 1984, dimana terdapat PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan).

Kolese Kanisius juga mendapat kemajuan pesat di bidang seni. Frater Aziz Mardopo, SJ (sub moderator 1981-1983) dan Frater Sandiawan Sumardi, SJ (sub moderator 1983-1985) mendirikan satu ekskul baru bernama Craddha (teater dan drama Kolese Kanisius) yang anggotanya juga murid dari Santa Ursula, Santa Maria, dan Tarakanita. Diadakan juga acara Malam Puisi dimana dihadiri penyair dari TIM.

Saat itu, ekskul Canipress mengalami kekurangan dana. Redaksi majalah menolak kalau harga majalah dinaikkan, sehingga sebagai gantinya uang sekolah muridlah yang dinaikkan. Di Hari Pers 1987, Canipress diundang majalah Nona untuk mengikuti lomba koran dinding dan berhasil menjadi juara nasional. Sejak saat itu, perkembangan majalah dan koran dinding di SMP dan SMA dimulai.

Periode 1987-2002

Kolese Kanisius selalu membenahi diri agar unggul dalam pelayanan pendidikan. Untuk itu, dibangunlah infrastruktur yang lebih memadai. Tahun 1991, dua bangunan depan Menteng Raya 66 dan 68 karya arsitek Belanda, Fermon-Cuypers, dihancurkan dan diratakan dengan tanah. Setelah itu dibangunlah gedung baru 4 lantai, dengan lotengnya sebagai markas PAKKJ (Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta). Fasilitas baru pun tersedia, seperti kantin, lapangan parkir, ruangan kelas baru untuk SMA, aula, dan laboratorium SMA. Aula lama di belakang yang tadinya hanya 1 lantai pun dibangun menjadi 2 lantai.

Awal tahun 2000, ditetapkan aturan baru mengenai menyontek. Siswa SMP: sekali menyontek tidak bisa masuk SMA, dan 2 kali menyontek keluar dari SMP, dan SMA: satu kali menyontek langsung dikeluarkan dari SMA. Pater E. Baskoro Poedjinoegroho, SJ menjadi Kepala SMA Kanisius awal tahun 2001 menggantikan Pater Riyo Mursanto, SJ. Kepala SMP juga diganti, dari Bapak A.J. Djuwarta menjadi Bruder Triyono, SJ. Sedangkan moderator SMP dijabat Pater Guido K. Hidayat, SJ.

Periode 2002-sekarang

Pada tahun 2009, terjadi pergantian Kepala SMA Kanisius menjadi Pater Drs. Joannes Heru Hendarto, M.Ed., SJ. [1]

Letak

Kolese Kanisius bertempat di Jalan Menteng Raya No. 64, Jakarta Pusat.[1]

Kanisius sebagai Kolese

Hingga kini Kanisius membuka kelas SMP (VII, VIII, IX) dan kelas SMA (X, XI IPA dan IPS, XII IPA dan IPS). Yang menjadi ciri khas dari Kanisius adalah sifatnya sebagai kolese (college), dimana siswa tak hanya dibangun diri sebatas akademiknya saja namun memiliki sifat rohani dan beberapa sifat kelakuan yang ditonjolkan, yang dikenal dengan 3C. Prinsip 3C ini adalah Competence (kepintaran), Conscience (hati nurani), dan Compassion (kepedulian terhadap sesama). Dari prinsip ini dikembangkan beberapa prinsip lain yang berdasarkan 3C ini, yakni sikap kejujuran, sikap "man for and with others" (kita hidup untuk dan bersama sesama), berbagai Semangat Ignatian yang dibangun oleh Ignatius Loyola. Semangat Ignatian yang dibangun adalah Ad Maiorem Dei Gloriam (Demi Lebih Besarnya Kemuliaan Tuhan), magis (selalu semakin baik dari hari-ke-hari), refleksi, diskresi (mampu membedakan perbuatan baik dan jahat).

Biaya

Biaya sekolah tiap siswa berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya subsidi silang antara siswa yang mampu untuk siswa yang tidak mampu. Biaya yang dikeluarkan bergantung pada keadaan finansial dari keluarga siswa. Masing-masing orang tua atau wali dan peserta didik akan diundang dalam wawancara selama proses seleksi. Hasil wawancara tidak hanya menentukan calon siswa mana yang akan diterima, namun akan menentukan berapa yang harus dibayarkan untuk seorang murid. Setiap siswa yang kurang mampu dapat meminta dan/atau menerima beasiswa atau keringanan biaya dari yayasan.

Fasilitas

 
Kapel Kanisius diambil dari jendela gedung selatan SMA.

Kolese Kanisius memiliki beberapa fasilitas sekolah, misalnya lapangan sepak bola yang langsung menyambut pengunjung yang datang. Kemudian terdapat dinding panjat untuk latihan panjat gunung. Di gedung utama terdapat laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium kimia, dan beberapa laboratorium komputer, serta laboratorium bahasa. Disediakan 1 aula di lantai 4 gedung utama dan 2 ruangan rapat/pertemuan. Di gedung perpustakaan terdapat pula kantor administrasi, ruang kepala sekolah, dan di atasnya tersedia aula yang memiliki panggung drama. Selain itu terdapat 2 lapangan bola voli luar gedung, 1 lapangan bola basket luar gedung, 4 lapangan kecil untuk latihan basket, 1 sport hall yang dapat dijadikan 1 lapangan bola basket dalam ruangan dan 3 lapangan bulu tangkis dalam ruangan. Sport hall ini biasa digunakan untuk misa akbar. Sebagai sekolah Katolik, Kolese Kanisius memiliki 1 kapel dan 1 gua Bunda Maria di sisi utara.

Prestasi

Siswa tak hanya dituntut untuk berprestasi secara akademik saja, namun dikembangkan pula sisi non-akademis seperti olahraga dan seni. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh keseimbangan diri.

Beberapa prestasi akademik:

Prestasi non-akademik:

  • Juara Master Fide Kompetisi Catur ASEAN VIII pada tahun 2006 dan meraih Predikat International Master Kompetisi Catur di Selandia Baru 2006

Acara

Berkas:Logo cccup 2008-2.preview.jpg
Logo Canisius College Cup 2008
 
Lapangan voli luar ruangan. Pertandingan voli CC Cup dan POR CC diadakan di sini

Kolese Kanisius mengadakan berbagai acara sekolah, di antaranya:

  • Canisius College Cup (CC Cup): Kompetisi antar SMU Se-Jakarta di dalam bidang olahraga, seperti basket, sepak bola, voli, tenis meja, bulu tangkis, pencak silat dan lain-lain. Acara ini, salah satu tujuannya adalah untuk memperat hubungan kekeluargaan dengan siswa-siswa dari sekolah lain. Biasanya diadakan setiap tahunnya pada September atau Oktober, namun dengan adanya kebijakan sekolah yang baru, CC Cup hanya akan diadakan dua tahun sekali. CC Cup terakhir kali diselenggarakan pada tahun 2013, yakni pada tanggal 1-9 November 2013.
  • Canisius Art Blast (CAB): Acara pentas drama musikal 2 tahunan yang melibatkan siswa-siswa SMA dengan didukung oleh siswi-siswi dari salah satu SMA Katolik lain di Jakarta. Berikut adalah daftar pementasan CAB dari tahun ke tahun:
Tahun Tempat Tema Kolaborasi bersama
2002 Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki West Side Story (Inggris) SMA Santa Theresia Jakarta
2004 Gedung Kesenian Jakarta Jesus Christ Superstar (Inggris) SMA Santa Ursula Jakarta
2006 Gedung Kesenian Jakarta Grease (Inggris) SMA Sang Timur Jakarta
2010 Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Oliver! SMA Sang Timur Jakarta dan SMIP Santa Theresia Jakarta
2012 Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Conscientia Extravaganza SMA Kolese Gonzaga Jakarta
2014 Gedung Kesenian Jakarta Newsies (Inggris) SMA Kolese Gonzaga Jakarta, SMA Santa Ursula Jakarta, dan SMIP Santa Theresia Jakarta
  • Pekan Olah Raga Canisius College (POR CC):Kegiatan yang hampir mirip dengan CC Cup, tetapi diselenggarakan oleh Presidium dan Legionnaire (pengurus OSIS) SMP Kolese Kanisius. POR CC dilaksanakan setahun sekali. Penyelenggaraan POR CC yang terakhir adalah POR CC XXV pada 18-24 Oktober 2014.
  • CASANOVA (Canisius Science, Art, and Language on Festival): Lomba sains dan seni yang merupakan peleburan dari CEC dan CSAC, dan diakhiri dengan Jazz Nite. CASANOVA juga diadakan setiap dua tahun sekali secara selang-seling dengan CC Cup. Pada tahun 2013, acara ini dilaksanakan pada 30 Januari-2 Februar. Penyelenggaraan terakhir CASANOVA yaitu pada tanggal 17-24 Januari 2015.
    • Canisius Science and Art Competition (CSAC): Kompetisi ilmiah dan seni antar SMU Se-Jakarta. Dilebur menjadi CASANOVA sejak tahun 2007.
    • Canisius English Competition (CEC): Kompetisi bahasa inggris antar SMU tingkat Nasional. CEC terdiri dari 4 cabang lomba yaitu debate competition (40 tim), presenting ideas, story telling, dan newsboard. CEC ditangani oleh ekstrakurikuler Canisius English Forum. CEC kemudian dilebur menjadi CASANOVA sejak tahun 2007. Namun, pada penyelenggaraan CASANOVA tahun 2011, CEC tidak diselenggarakan.
    • Jazz Nite: Acara puncak dari CASANOVA (Canisius Science Art and Language on Festival). Menampilkan beberapa musisi jazz Indonesia dan penampilan dari CWE (Canisius Wind Ensemble) serta band-band dari Kanisius sendiri. Jazz Nite sendiri terakhir kali diadakan pada tanggal 2 Februari 2013, selepas CASANOVA 2013.
    • Canisius Musicwave: Canisius Musicwave merupakan sebuah konsep penutupan baru CASANOVA. Diadakan pertama kali pada tahun 2015, Canisius Musicwave langsung mendapat perhatian dari kurang lebih 1700 pengunjung. Canisius Musicwave dipilih sebagai terobosan baru agar para pengunjung selain para penggemar musik jazz tetap dapat menikmati musik kesukaannya. Canisius Musicwave menghadirkan grup-grup band terkenal seperti Maliq & D'Essentials, Dried Cassava, dan juga para DJ dari Creme De La Creme (CDLC).
  • Jambore Canisius College (JCC): Acara perkemahan khas Kanisius. Pada tahun 2010, JCC diadakan di Gunung Puntang, Bandung Selatan, Jawa Barat pada tanggal 31 Oktober-2 November dengan mengangkat tema "Kanisian Cinta Alam". Paada tahun 2012, JCC kemudian dilebur menjadi satu dengan kegiatan Live-In dalam suatu kegiatan bernama Pekan Sosial
  • Bakti Sosial (Baksos): Acara kunjungan sosial oleh para siswa Kolese Kanisius ke panti-panti sosial, mulai dari panti asuhan hingga panti rehabilitasi bagi mantan penderita kusta.
  • Live-In: Acara sosial dimana siswa diberikan kesempatan untuk merasakan hidup sederhana di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Pada tahun 2010, acara Live-In akan diadakan di Wonogiri, Jawa Tengah dan diadakan pada 1-5 November 2010. Live-In terakhir kali diadakan pada tanggal 21-25 Oktober 2012 di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, bersamaan dengan pelaksanaan Jambore dalam suatu kegiatan bernama Pekan Sosial.
  • Compassion Week: Acara sosial dimana siswa diberi kesempatan untuk menyebarkan kegiatan Compassion kepada lingkungan-lingkungan kumuh seperti Bantar Gebang, Pulau Rambut, dll.. Compassion Week terakhir kali diselenggarakan pada tanggal 6-13 September 2014.
  • Krisma : diadakan bagi siswa - siswa Kolese Kanisius yang beragama Katolik yang belum menerima Sakramen Krisma. biasanya dilakukan 3-4 tahun sekali.
  • Exhibitions of Learning Experience : Presentasi hasil penelitian karya ilmiah yang dilakukan oleh siswa kelas 9 SMP Kolese Kanisius. Kegiatan ini dilakukan setahun sekali, sebagai ajang belajar bersama bagi para tamu yang diundang, dan bagian dari ujian praktek sebagai syarat kelulusan.
  • Konser Natal : Acara yang diadakan oleh SMP Kolese Kanisius yang menampilkan penampilan musik yang membawakan lagu-lagu natal, baik dalam bentuk orkestra, maupun choir. Pada tahun 2014 yang lalu, dibawakan sebuah drama yang bertajuk A Christmas Carol, yang merupakan adaptasi dari novel karya Charles Dickens. Acara ini sukses digelar, dan banyak penonton memadati gedung pertunjukan yang mengambil tempat di GBB, TIM.

Ekstrakurikuler

  • Olahraga:
    • Sepak Bola
    • Bola Basket
    • Tenis Meja
    • Bulu Tangkis
    • Voli
    • Tae Kwon Do
    • Paskibra
    • Canibreak, ekstrakulikuler break dance
    • Canichess, ekstrakurikuler catur
    • Canimount (CM), ekstrakurikuler pecinta alam
    • Tunggal Hati Seminari (THS), ekstrakurikuler pencak silat berimankan Katolik.
  • Non-Olahraga:
    • Canisius English Forum (CEF), forum debat bahasa Inggris untuk SMA, Canienglish [SMP]
    • Canisius Science Club (CSC), kelompok ilmiah
    • Canicart, ekstrakurikuler menggambar kartun manga
    • Caniart, ekstakurikuler seni rupa
    • Caniband, ekstrakurikuler band
    • Canicomp, ekstrakurikuler pemrograman
    • Pramuka Gudep-005
    • Canisius Red Cross (CRC), palang merah
    • Canimass [SMP] dan Canipress [SMA], ekstrakulikuler jurnalistik
    • Canisius Wind Ensemble, kelompok alat musik tiup
    • Koor terdiri dari Persevera (SMA Kanisius), Perseviam (SMA Kanisius-SMK Santa Theresia), dan Ursula Canisius Voice (SMA Kanisius-SMA Santa Ursula)
    • Craddha, ekstakurikuler teater
    • Canilens, ekstrakurikuler fotografi
    • Canisius Multimedia (CMM), ekstrakurikuler multimedua
    • Organis
    • Klub Gitar

Komunitas - komunitas non ekstrakurikuler

  • Komunitas Sejarah (SMP)
  • Fotografi/CJPC (SMP)
  • Misdinar/CCABC (SMP,SMA)
  • Examen/CanExCo (SMA)
  • Komunitas Sastra (SMP)

Jam belajar

Proses belajar mengajar atau intrakurikuler di Kolese Kanisius dilaksanakan pada hari Senin hingga Sabtu untuk siswa SMA dengan jam belajar dari pukul 07:00 sampai 13.35 WIB (Senin-Kamis), 07.00 sampai 11.55 WIB (Jumat dan Sabtu). Kegiatan ekstrakurikuler, seni wajib budaya,dan muatan lokal dilaksanakan setelah jam intrakurikuler.

Untuk siswa SMP, jam belajar dimulai pada pukul 07:00 sampai 13:30 WIB (Senin-Jumat) dan hari Sabtu libur.

Keterangan lain

  • Rasio guru dan murid berkisar 1:20. Rasio kepadatan murid dalam satu kelas: 30-40 orang.
  • Kolese Kanisius menggunakan sistem tim (dua sampai tiga guru mengajar satu bidang) untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Akuntansi, dan Sejarah.
  • Kolese Kanisius dikenal sebagai salah satu sekolah pertama yang paling menindak tegas siswa yang menyontek. Terhadap tindakan menyontek, SMP Kolese Kanisius memberikan sanksi berupa: 1 kali menyontek, tidak diperbolehkan mendaftar di SMA Kolese Kanisius, dan 2 kali menyontek, akan dikeluarkan dari sekolah. Untuk SMA, 1 kali menyontek dikenakan sanksi langsung dikeluarkan dari sekolah. Hal ini ditegaskan kembali dalam surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani peserta didik baru.
  • Kolese Kanisius juga tegas akan komitmen terhadap anti-narkoba. Setiap peserta didik baru diwajibkan menandatangani surat pernyataan bermaterai bahwa ia siap untuk mengikuti tes narkoba sewaktu-waktu.

Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ)

Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta atau disingkat PAKKJ merupakan wadah alumni yang akan membantu para lulusan Kanisius setelah menyelesaikan masa SMP dan SMA, misalnya dengan bantuan beasiswa dan bursa kerja. Selain itu, PAKKJ juga seringkali mengadakan kegiatan berkala untuk mendukung solidaritas antarangkatan, termasuk dengan mereka yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.

Sekretariat PAKKJ terletak di lantai 5 gedung utama Kolese Kanisius Jakarta. Dewan Pembina PAKKJ periode 2003-2006 diketuai oleh Bapak Fauzi Bowo, sedangkan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat adalah Michael Tedja dengan Sekretaris Jenderal Jacobus Dwihartanto. Untuk periode 2006-2009, Ketua Umum DPP adalah Jacobus Dwihartanto dengan Sekretaris Jenderal Phoa Bing Hauw. Ketua Dewan Pembina adalah Fauzi Bowo.

Pada kepengurusan periode 2009-2012, Dewan Pembina PAKKJ diketuai oleh Bapak Fauzi Bowo, sedangkan Dewan Pengurus Pusat dipimpin oleh Adhi I. Anondo sebagai Ketua Umum dan FX Arifadi Budiarjo sebagai Sekretaris Jenderal.

Berikut ini adalah beberapa daftar alumni dari Kolese Kanisius (SMP dan/atau SMA) yang telah dikenal masyarakat luas:

Referensi

  1. ^ a b c d e f SMA Kanisius: The Center of Character Building Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Kanisius" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ Taman Ismail Marzuki: Biografi Ananda Sukarlan

Pranala luar

6°11′7.86″S 106°50′5.11″E / 6.1855167°S 106.8347528°E / -6.1855167; 106.8347528