Hari Sabat dalam Gereja Advent

Hari Sabat merupakan bagian yang penting dalam kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ajaran ini diperkenalkan pada pendiri Gereja Advent pada pertengakan abad 19 oleh Rachel Oakes Preston.

Pemeliharaan Hari Sabat

Bagian dari seri tentang
Adventisme
 
Sejarah dan Latarbelakang

Kekristenan
Reformasi Protestan
Anabaptis
Gerakan Miller

Tokoh-tokoh Pendiri

Ellen G. White
Joseph Bates · Uriah Smith
J. N. Andrews · James White

Institusi dan Lembaga

Sekolah, Universitas·
Rumah Sakit, Klinik, Panti Asuhan·
Daftar Gereja Advent di Indonesia

Teologi dan Ajaran

Hari Sabat

Skisma dan Sekte sempalan


Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan
Persekutuan Advent Hari Ketujuh Davidian
Advent Christian Church
Church of God General Conference
Ranting Daud


Orang-orang Advent percaya, hari Sabat merupakan hari khusus berhubungan dengan Allah dan di dalamnya semua manusia diundang supaya merayakannya dengan penuh kegembiraan atas perbuatan Tuhan dalam penciptaan dan penebusan. Pada hari Sabat mereka menghindani apapun yang cenderung menghilangkan suasana kesucian itu. Mereka menghindari segala pekerjaan yang bersifat mencari nafkah dan segala transaksi bisnis (Nehemia 13:15-22). Mereka juga menghindarkan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri, melibatkan diri dalam pelbagai keperluan yang bersifat sekular, dengan omong kosong, atau percakapan mengenai olah raga . [1]

“Sabat tidak dimasukkan untuk menjadi saat yang tanpa aktivitas secara sia-sia. Hukum melarang pekerjaan-pekerjaan sekular pada hari Tuhan itu; pekerjaan untuk mencari nafkah harus dihentikan; tidak ada upaya untuk kesenangan diri atau keuntungan duniawi yang diizikan pada hari ini; tetapi sebagaimana Tuhan berhenti dari pekerjaan penciptaan-Nya, dan beristirahat pada hari Sabat dan memberkatinya, demikianlah manusia harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari kehidupannya dan menyerahkan jam-jam yang kudus itu kepada perhentian yang menyehatkan, untuk berbakti, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang suci.” [2].

Hari Sabat dimulai pada saat matahari terbenam pada hari Jum’at petang dan berakhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang (Kejadian 1:5; Markus 1:32). Pada hari Jum’at orang-orang Advent menyediakan makanan untuk hari Sabat sehingga selama jam-jam hari yang kudus itu mereka dapat berhenti dan segala pekerjaan mereka ( Kel 16:23; Bil 11:8). [3]

Pada hari Jum’at senja, apabila hari Sabat itu mendekat, anggota keluarga atau kelompok umat percaya berkumpul bersama¬-sama sebelum matahani terbenam, dengan menyanyi, berdoa dan membaca Firman Allah, supaya dengan demikian mereka mengundang Tuhan datang sebagai tamu yang dihormati. Begitu pula mereka lakukan pada penutupan Sabat, mengadakan kebaktian bersama pada had Sabat, Sabtu petang, seraya memohon kepada Allah agar hadir dan menuntun sepanjang minggu berikutnya. [4]

Ajaran tentang Hari Sabat

Pernyataan Resmi

Dalam dasar-dasar kepercayaan, Gereja Advent memberikan pernyataan sebagai berikut:

Khalik yang penuh kemurahan, setelah enam hari Penciptaan, berhenti pada han ketujuh dan melembagakan hari Sabat bagi semua umat sebagai satu peringatan Penciptaan. Perintah keempat dan Hukum Allah yang tak dapat berubah itu mengharuskan pemeliharaan Sabat hari ketujuh ini sebagai hari istirahat, berbakti, dan melayani sesuai dengan ajanan dan praktik yang dilakukan Yesus Kristus, Tuhan atas hari Sabat itu. Hari Sabat adalah hari perhubungan yang menyenangkan dengan Tuhan Allah, dan juga dengan sesama. Sabat merupakan sebuah lambang penebusan kita di dalam Kristus, satu tanda penyucian kita, sebuah pernyataan bahwa kita tunduk dan taat, sebuah gambaran mendatang tentang kehidupan yang abadi di dalam kerajaan Allah. Sabat merupakan tanda Allah yang kekal, abadinya perjanjian-Nya antara Dia dan umatNya. Pemeliharaan dengan rasa gembira atas hari yang kudus ini dari senja kepada senja, dan matahari terbenam sampai matahari terbenam, adalah sebuah perayaan atas karya kreatif dan tindak perbuatan yang menebus yang dilakukan Tuhan.[5]

Sejarah

Lihat Juga

Referensi

  1. ^ Laurel Damsteegt, ”Apa yang anda perlu ketahui tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah”, Indonesia Publishing House, cetakan 4, 2002. Hal 306
  2. ^ The Desire of Ages, hlm. 207
  3. ^ Laurel Damsteegt, ”Apa yang anda perlu ketahui tentang 27 Uraian Diktrin Dasar Alkitabiah”, Indonesia Publishing House, cetakan 4, 2002. Hal 307
  4. ^ Idem. Hal 307
  5. ^ http://www.adventist.org/beliefs/fundamental/index.html

Pranala Luar