Para rasul

murid-murid Yesus yang diberi amanat menyebarluaskan injil

Keduabelas Rasul (Bahasa Yunani: Ἀπόστολος, apostolos) adalah para pria yang, menurut Injil-Injil Sinoptik dan tradisi-tradisi Kristiani, dipilih dari antara murid-murid Yesus untuk suatu misi. Menurut Bauer lexicon, Kamus Alkitab Perjanjian Baru Yunani-Ingris Walter Bauer: "...Yudaisme mempunyai jabatan yang dikenal sebagai rasul (שליח)". Dalam Islam, Al-Qur'an menyebut Keduabelas Rasul sebagai "الحواريون".

Injil Markus menyebutkan bahwa Yesus pertama-tama mengutus keduabelas orang tersebut pergi berdua-dua (Markus 6:7-13, bdk. Matius 10:5-42, Lukas 9:1-6), ke kota-kota di Galilea. Menurut Injil, awalnya mereka ditugasi menyembuhkan orang sakit, dan mengusir roh-roh jahat, serta dalam Injil Matius membangkitkan orang mati, namun menurut beberapa sarjana "membangkitkan orang mati" adalah metafora dari menyembuhkan orang-orang yang sakit secara siritual dan dengan demikian menyingkirkan perilaku yang buruk. Mereka juga diperintahkan untuk: "jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju." Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima mereka, maka mereka harus keluar dari situ dan mengebaskan debu dari kaki mereka, suatu sikap yang dianggap beberapa sarjana sebagai tindakan merendahkan (Miller 26). Membawa tongkat (Matius dan Lukas menulis bahkan sebatang tongkat pun jangan) kadang-kadang dijadikan alasan mengapa para uskup menggunakan tongkat jabatan, dalam denominasi-denominasi yang melestarikan suksesi apostolik.

Selanjutnya dalam narasi-narasi Injil, kedua belas rasul dikisahkan diutus untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia, tanpa membeda-bedakan apakah orang Yahudi ataukah bangsa-bangsa lain. Meskipun para rasul digambarkan sebagai orang-orang Yahudi Galilea, dan 10 dari nama-nama mereka berasal dari Bahasa Aram, namun 4 nama lain yang berasal dari Bahasa Yunani[1] menunjukkan latar belakang mereka yang lebih metropolis. Bahwasanya kedua belas rasul dan orang-orang terdekat Yesus semuanya adalah orang-orang Kristiani Yahudi dengan jelas ditunjukkan dalam pernyataan Yesus bahwa misinya ditujukan bagi orang-orang yang berasal dari rumah Israel (Matius 15:24) dan dengan fakta bahwa sesudah kematian Yesus barulah para rasul sepakat dengan Paulus bahwa ajaran Injil oleh diberitakan pula kepada bangsa-bangsa lain yang tak bersunat (Kisah Para Rasul 1:4-8, 10:1-11:18, 15:1-31, Galatia 2:7-9).

Keduabelas Rasul

Menurut daftar yang terdapat dalam Injil-Injil Sinoptik (Markus 3:13-19, Matius 10:1-4, Lukas 6:12-16), dua belas orang dipilih oleh Yesus menjelang permulaan pelayananNya, kedua belas orang yang juga disebutNya Rasul itu adalah:

  1. Simon: yang diberi nama Petrus (Bahasa Yunani: petros, petra; Bahasa Aram: kēf; Bahasa Inggris: rock; Bahasa Indonesia: Batu Karang) oleh Yesus, dikenal pula dengan sebutan Simon bar Yonah atau Simon bar Yokhanan (Bahasa Aram), dan sebelum itu disebut dengan nama (Surat-Surat Paulus lebih dahulu ditulis) Kefas (Bahasa Aram) oleh Paulus dari Tarsus, dan Simon Petrus, nelayan dari Betsaida "di Galilea" (Yohanes 1:44; bdk. 12:21)
  2. Andreas: saudara Petrus, nelayan dari etsaida, dan murid Yohanes Pembaptis, disebut pula Rasul Yang Pertama Kali Dipanggil.
  3. Yakobus dan
  4. Yohanes: anak-anak Zebedeus, yang disebut Yesus Boanerges (sebuah nama Aram yang dijelaskan dalam Markus 3:17 sebagai "Anak-anak Guruh")
  5. Filipus: dari Betsaida "di Galilea" (Yohanes 1:44, 12:21)
  6. Bartolomeus: dalam Bahasa Aram "bar-Talemai?", "putra Talemai" atau "orang Ptolemais", kadang-kadang diidentifikasikan dengan Natanael yang disebut-sebut dalam Yohanes 1:45-1:51.
  7. Tomas: juga dikenal sebagai Yudas Tomas Didimus - Kata Bahasa Aram T'oma' = kembar, dan kata Bahasa Yunani Didymous = kembar
  8. Yakobus, anak Alfeus: umumnya dikenal sebagai Yakobus Muda. Kadang-kadang juga dikenal sebagai Yakobus Si Orang Benar[2]
  9. Matius: si pemungut cukai, beberapa orang menyamakannya dengan Lewi anak Alfeus
  10. Simon orang Kana: disebut-sebut dalam Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul sebagai Luke "Simon orang Zelot", beberapa orang menyamakannya dengan Simeon dari Yerusalem, sementara beberapa orang lain meragukannya dengan alasan bahwa tokoh bernama Simeon disebut-sebut pada waktu kelahiran Yesus sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, sebagai seorang pria uzur yang tak lama lagi akan meninggal dunia. [3]
  11. Yudas Iskariot: nama Iskariot dapat berarti kota-kota Yudea di Keriot atau pun berarti sikarii (para pejuang pergerakan nasional Yahudi), atau berarti Isakhar. Juga disebut (misalnya dalam Yohanes 6:71 dan 13:26) sebagai "Yudas, anak Simon". Dia digantikan sebagai rasul dalam Kitab Kisah Para Rasul oleh Matias.
  12. Identitas dari salah satu dari kedua belas rasul, yang secara tradisional disebut Santo Yudas, berbeda-beda antar Injil Sinoptik dan juga antar manuskrip kuno dari tiap Injil: Injil Markus menamakannya Tadeus; Manuskrip-manuskrip Injil Matius yang berbeda-beda mengidentifikasinya baik sebagai Tadeus atau Lebbaeus (beberapa manuskrip Latin dari masa selanjutnya menamakannya"Yudas orang Zelot", namun ini dianggap sebagai naskah yang keliru); Injil Lukas menamakannya Yudas, anak Yakobus (Injil Lukas|Lukas 6:16]]).

Injil Yohanes, tidak seperti Injil-Injil Sinoptik, tidak menyajikan suatu daftar formal dari para rasul, akan tetapi menyebut jumlah mereka yakni Dua Belas dalam Yohanes 6:67, 6:70, dan 6:71. Hanya sepuluh orang rasul yang disebutkan namanya, yakni:

  • Petrus
  • Andreas (diidentifikasi sebagai saudara dari Petrus)
  • Anak-anak Zebedeus (bentuk jamak berarti sekurang-kurangnya ada dua Rasul)
  • Filipus
  • Natanael
  • Tomas (yang disebut pula Didimus) (Yohanes 11:16, 20:24, 21:2))
  • Yudas Iskariot
  • Yudas (yang bukan Iskariot) (Yohanes 14:22)

Tokoh yang bernama Natanael dalam Injil Yohanes secara tradisional diidentifikasi sebagai orang yang sama dengan tokoh yang oleh Injil-Injil Sinoptik disebut Bartolomeus, dan banyak orang sepakat bahwa anak-anak Zebedeus adalah sebutan bagi Yakobus Tua dan Yohanes, sedangkan Yudas (yang bukan Iskariot) adalah sebutan bagi Tadeus, yang dikenal pula sebagai Santo Yudas. Nama-nama yang tidak terdapat dalam Injil Yohanes adalah Yakobus, anak Alfeus, Matius, dan Simon orang Kanaan/Zelot. Yakobus Si Orang Benar, menurut Kitab Kisah Para Rasul, adalah pemimpin Gereja Yerusalem, dan Injil Matius merupakan Injil yang paling keyahudi-yahudian dari semua Injil, dan boleh jadi penulis Injil Yohanes sengaja tidak mencantumkan nama kedua tokoh tersebut sebagai bentuk penentangannya terhadap Kristianitas Yahudi. Pada abad ke-2, adanya dua nama Simon dalam daftar Injil-Injil Sinoptik memberi peluang untuk menganggap Simon Magus adalah salah satu dari kedua Simon tersebut, dan oleh karena itu adalah salah satu dari kedua belas Rasul; dan mungkin saja karena alasan ini maka Injil Yohanes tidak mencantumkan nama Simon yang lain itu. Simon yang kedua itu dapat pula adalah Simeon dari Yerusalem, pemimpin Gereja Yerusalem yang kedua, sesudah Yakobus.

Perekrutan

Ketiga Injil Sinoptik mencatat keadaan di mana beberapa murid Yesus direkrut, Matius hanya memaparkan perekrutan Simon dan Andreas serta Yakobus dan Yohanes. Ketiga Injil Sinoptik menyatakan bahwa keempat orang ini direkrut tidak seberapa lama sesudah Yesus kembali dari padang gurun usai dicobai oleh iblis.

Simon dan Andreas, menurut Matius, adalah dua rasul yang pertama kali ditunjuk, dan Matius mengidentifikasi mereka sebagai penjala ikan. Markus tidak mengidentifikasi Simon sebagai orang yang disebut juga dengan nama Petrus sampai Simon diperkenalkan secara panjang-lebar dalam narasinya, namun Matius langsung menghubungkan nama Simon dan nama Petrus begitu pertama kali tokoh itu disebut-sebut. Hal ini berefek pada ayat-ayat selanjutnya di mana Yesus memberikan nama Petrus kepada Simon. Ayat tersebut dalam Injil Markus difahami bahwa Yesus memberikan kepada Simon sebuah nama baru yaitu Petrus, sedangkan dalam Injil Matius difahami bahwa Yesus mulai menggunakan sebuah nama panggilan yang sebelumnya sudah dimiliki Simon. Baik Andreas maupun Petrus adalah nama-nama Yunani, yang menurut France merupakan refleksi sifat multikultural dari Galilea di masa itu, sekalipun terdapat bukti bahwa nama Andreas telah dipergunakan orang-orang Yahudi sebagai nama diri sejak sekurang-kurangnya tahun 169 SM pada awal periode pengaruh helenisme. (Patut pula dicermati bahwa Petrus diidentifikasi oleh Paulus dalam surat-suratnya sebagai Kefas, yakni padanan Bahasa Aram untuk nama Yunani Petrus, baik Kefas maupun Petrus berarti "batu karang"). Simon adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani Syimeon, sebuah nama Yahudi yang umum digunakan untuk menyebut beberapa individu yang terdapat dalam karya-karya tulis sezaman seperti karya Josephus, juga dalam Perjanjian Lama.

Meskipun Yesus hanya secara singkat meminta mereka untuk bergabung dengannya, kedua tokoh tersebut dilukiskan serta-merta memberikan persetujuan mereka, dan menelantarkan jala mereka. Secara tradisional keserta-mertaan mereka menaati panggilan Yesus dipandang sebagai contoh dari kuasa ilahi, sekalipun pernyataan ini tidak terdapat dalam injil itu sendiri. Solusi alternatif dan yang jauh lebih biasa adalah bahwasanya Yesus sebelumnya sudah bersahabat dengan kedua orang itu, sebagaimana yang diimplikasikan oleh Injil Yohanes, yang menyatakan bahwa Andreas dan seorang murid lagi yang tidak disebutkan namanya adalah murid Yohanes Pembaptis, dan mulai mengikuti Yesus segera sesudah Yesus dibaptis. Sebagai seorang tukang kayu (Markus 6:3), agaknya Yesus pernah turut membuat dan memperbaiki perahu-perahu nelayan, dan karena itu memperoleh kesempatan untuk berinteraksi serta berkawan dengan para nelayan seperti Simon dan Andreas.

Dari perihal Simon dan Andreas meninggalkan jala mereka itu, Albright dan Mann memperkirakan bahwa Matius menekankan pentingnya penyangkalan diri pada saat menjadi penganut Kristianitas, karena pekerjaan sebagai nelayan itu menghasilkan keuntungan, meskipun membutuhkan biaya awal yang besar, dan meninggalkan segala-galanya merupakan suatu pengorbanan yang penting. Bagaimanapun juga, sikap Simon dan Andreas yang meninggalkan apa yang secara efektif merupakan milik duniawi mereka yang terpenting itu, telah dijadikan teladan oleh para asketik Kristiani di kemudian hari.

Matius menggambarkan Yesus bertemu dengan Yakous dan Yohanes, juga nelayan dan kakak-beradik, segera sesudah merekrut Simon dan Andreas. Jika Matius mengidentifikasi Yakobus dan Yohanes sebagai putera-putera Zebedeus, yang juga hadir dalam perahu mereka, maka Markus tidak membuat proklamasi serupa (Markus melakukannya dalam Markus 1:19). Lukas menambahkan pada keterangan Matius dan Markus bahwa Yakobus dan Yohanes bekerja dalam satu tim bersama Simon dan Andreas. Matius mencatat bahwa pada saat mereka dipanggil, Yakobus dan Yohanes sedang memperbaiki jala-jala mereka, namun segera bergabung dengan Yesus tanpa ragu-ragu. Keterangan ini paralel dengan keterangan Markus dan Lukas, namun Matius mengimplikasikan bahwa kedua pria itu juga meninggalkan ayah mereka (karena dia ada dalam perahu yang ditinggalkan kedua puteranya), dan menurut Carter hal ini harus diinterpretasikan bahwa Matius memandang Yesus sebagai salah satu dari figur yang menolak struktur masyarakat patriarki tradisional, di mana sang ayah memegang kendali atas anak-anaknya; akan tetapi kebanyakan sarjana hanya menginterpretasikannya bahwa Matius bermaksud menjadikan dua kakak-beradik ini terlihat lebih berbakti dari pada dua kakak-beradik sebelumnya.

Injil-Injil sinoptik selanjutnya menggambarkan bahwa di kemudian hari, setelah memulai karyaNya, tatkala mengajar, Yesus tertatap seorang pemungut cukai di kios cukainya. Pemungut cukai itu, menurut beberapa Injil bernama Lewi, dan menurut beberapa Injil lainnya bernama Matius, diminta Yesus untuk menjadi salah satu muridNya. Matius/Lewi dikatakan menerima tawaran itu kemudian mengundang Yesus untuk menghadiri sebuah jamuan makan bersama rekan-rekannya. Para pemungut cukai dipandang sebagai penjahat dalam masyarakat Yahudi, dan kaum Farisi dalam Injil-Injil Sinoptik digambarkan menanyai Yesus mengapa Dia mau saja dijamu orang-orang yang bereputasi buruk itu. Jawaban yang diberi Yesus untuk pertanyaan tersebut kini sangat terkenal: bukan orang sehat yang membutuhkan tabib, melaikan orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang-orang benar, melainkan orang-orang berdosa (Markus 2:17).

Para penjala manusia

Rasul Bangsa-Bangsa Lain

Paulus dari Tarsus

Rasul-rasul lain

Matias

Yesus sendiri

Barnabas

Yakobus Sang Orang Benar

Andronikus dan Yunia

Konstantinus Agung

Keduabelas Rasul Kristus dalam Kitab Mormon

Sekolah Kristianitas Persatuan/Keduabelas Kekuatan Manusia

Para rasul saat ini

Rasul-rasul kristianisasi

Etimologi

Kata rasul berasal dari Bahasa Arab yang artinya utusan, kata rasul digunakan dalam Alkitab Bahasa Indonesia sebagai padanan kata ἀπόστολος (apostolos) dari Bahasa Yunani.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

  1. ^ Ke-4 nama Yunani tersebut adalah Andreas, Filipus, Tadeus, dan Lebbaeus. Referensi: A Marginal Jew karya John P. Meier
  2. ^ Catholic Encyclopedia: Saudara-saudara Yesus: "Identitasnya [Yakobus Saudara Tuhan] dengan Yakobus Muda (Markus 15:40) dan Rasul Yakobus, anak Alfeus (Matius 10:3; Markus 3:18), sekalipun diragukan oleh banyak kritikus Protestan, dapat pula dianggap pasti."
  3. ^ Catholic Encyclopedia: Saudara-saudara Yesus: "beberapa orang menyamakannya [Simeon dari Yerusalem] dengan Rasul Simon orang Kana (Matthew 10:4; Mark 3:18) atau Zelot (Lukas 6:15; Kisah Para Rasul 1:13)."