Muhammad Kerry Adrianto
Muhammad Kerry Adrianto (lahir 15 September 1986)[1][2] adalah pengusaha asal Indonesia.
Kehidupan pribadi
Kerry Adrianto, yang juga sering disebut sebagai Kerry Riza lahir di Jakarta pada tahun 1986 dari pasangan Mohammad Riza Chalid dan Roestriana Adrianti.[2]
Kerry sempat bersekolah di Jakarta, namun kemudian pindah ke Singapura pada tahun 1998 bersama keluarganya (ayah-ibu)[3] dan pada tahun 2000–2004 melanjutkan pendidikannya di United World College of South East Asia, Singapura.[1][3] Kerry kemudian melanjutkan pendidikan di Imperial College, University of London, London, Inggris pada tahun 2004 dan lulus di tahun 2008 dengan gelar BSc Applied Business Management.[4]
Sementara pendidikan non formalnya termasuk sekolah musim panas untuk matematika di Cambridge University, Inggris (2003), sekolah musim panas untuk matematika di Oxford University, Inggris (2002), sekolah musim panas arsitektur Eropa di The American School, Lugano, Swiss (2001), sekolah musim panas untuk jurusan sejarah Amerika dan bahasa Inggris di Philips Academy Andover, Massachusetts, AS (2000).
Pada November 2011, Kerry aktif menulis analisa ekonomi yang pernah dilayangkan di situs Jakarta Globe[5]
Menikah dengan Atya Irdita Sardadi dan dikaruniai dua anak (2015), foto pernikahannya dimana Hatta Rajasa (mantan Menteri Koordinator Perekonomian) menjadi saksi dan dihadiri oleh Purnomo Yusgiantoro (mantan Menteri Pertahanan) banyak beredar di media terkait dengan kasus impor minyak mentah dan bahan bakar minyak Petral pada tahun 2014.[6] Terjadi keributan antara penjaga dan wartawan foto di rumah duka saat neneknya, Siti Hindun binti Ali Alkatiri, meninggal dunia pada November 2015.[7]
Perusahaan dan kontroversi
- Komisaris Utama GAP Capital[4] dengan modal dasar 100 milyar rupiah[8] dimana tercatat bahwa nilai kepemilikan GAP Capital adalah PT. Mahameru Kencana Abadi Rp. 18,7 milyar (75%) dan Muhamad Kerry Adrianto Riza Rp. 6,25 milyar (25%)[8]
- Direktur di PT Mahameru Kencana Abadi[9][4]
- PT Navigator Khatulistiwa[4], perusahaan ini adalah pemilik kapal Navigator Global bersama dengan Hyundai Heavy Industries Co., Ltd., dan Northern Marine Management Pte. Ltd. Kapal Navigator Global adalah kapal pengangkut gas cair (LPG) yang dibangun pada bulan Oktober 2011 yang terdaftar di Surabaya dengan bendera Indonesia[10]
- PT Orbit Terminal Merak (Komisaris), Direktur PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo, juga tercatat sebagai Direktur PT Mahameru Kencana Abadi sejak 2012[11][12]. Perusahaan ini menjadi kontroversial karena disebut dalam surat Setya Novanto kepada Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto pada November 2015, terkait permintaan DPR RI, agar Pertamina membayar biaya penyimpanan BBM kepada PT Orbit Terminal Merak.[13] Pertamina tidak menuruti surat ini dikarenakan masih ada renegosiasi harga yang sedang berlangsung, dan kemudian surat tersebut dinyatakan palsu.[14]
- Mandiri Arafura Limited (Inggris) dengan posisi Direktur bersama dengan Sofjan Arsad.[15][16]
Rujukan
- ^ a b Blog PPI London
- ^ a b Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 0024/Pdt.G/2012/PA JS
- ^ a b Kompas Nasional:Hidup Seimbang Uchu Riza
- ^ a b c d Gap Capital: About Us
- ^ Analysis: While Indonesia Enjoy The Boom, Prepare for The Burst
- ^ Tempo: Beredar Foto Hatta Saksi Nikah Anak Riza Chalid
- ^ Tempo Nasional: Keributan Terjadi di Rumah Duka Ibunda Riza Chalid
- ^ a b Situs Bapepam:GAP Capital, PT
- ^ Bloomberg Business Company Overview of PT Mahameru Kencana Abadi
- ^ (Inggris) Maritiem Directory: Navigator Global
- ^ Lenteranews: PT.Orbit Teriminal Merak Diduga Milik Pengusaha M.Riza Chalid
- ^ Linkedin: Gading Ramadhan
- ^ Tempo Bisnis: Alasan Pertamina Tak Turuti Surat Setya Novanto
- ^ Surat Setya Novanto untuk Bos Pertamina Disebut Palsu
- ^ Endole: Muhammad Kerry Adrianto Riza
- ^ Endole: Mandiri Arafura Utara Limited