Wahyu 12 (disingkat "Why 12") adalah bagian dari Wahyu kepada Yohanes, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Pengarangnya diyakini adalah Yohanes bin Zebedeus, seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[3][4][5]

Wahyu 12
Wahyu 13:16-14:4 yang tertulis pada fragmen Papirus 47 dari abad ke-3 M.
KitabKitab Wahyu
KategoriApokalips
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
27

Teks

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
  • Sejumlah naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini adalah
    • Papirus 115 (~ 275 M; terlestarikan: ayat 1-5, 8-10, 12-17)
    • Papirus 47 (diperkirakan dibuat sekitar abad ke-3 M).
  • Dalam kebanyakan versi terjemahan bahasa Indonesia, pasal ini dibagi atas 18 ayat. Sementara di Alkitab bahasa Inggris, ayat ke-18 digabung dengan pasal 13 ayat 1, jadi Wahyu pasal 12 dalam Alkitab bahasa Inggris hanya terdiri atas 17 ayat.
  • Berisi penglihatan Yohanes akan peristiwa yang terjadi di sorga setelah peniupan ketujuh sangkakala

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 1

Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.[6]

Perempuan ini menunjuk kepada orang Israel yang setia. Dengan perantaraan mereka sang Mesias (yaitu bayi Kristus, ayat 2,4-5) lahir di dunia (Roma 9:5). Hal ini dinyatakan, tidak hanya oleh kelahiran anak itu, tetapi juga dengan menyebut matahari dan bulan (lihat Kejadian 37:9–11) dan kedua belas bintang yang tentu saja menunjuk kepada dua belas suku Israel.[7]

Ayat 9

Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.[8]

Ayat ini mengacu kepada "ular tua" ("tua" = "yang dahulu kala"[9]; bahasa Inggris: ancient) yang ada "sejak dahulu kala" pada kisah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa di taman Eden seperti catatan Kitab Kejadian pasal 3:

Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"[10]

Referensi

  1. ^ Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
  2. ^ Peter Wongso. 1999. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
  3. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  4. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  5. ^ C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.
  6. ^ Wahyu 12:1
  7. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Wahyu 12:9
  9. ^ Alkitab bahasa Indonesia Shellabear Draft (1912) Wahyu 12:9.
  10. ^ Kejadian 3:1

Lihat pula

Pranala luar