Rhoma Irama

musisi dan pemeran laki-laki asal Indonesia

Rhoma Irama (lahir 11 Desember 1946 di Tasikmalaya) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".

Sekilas

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Pernah dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum dan penampilan di atas panggung.

Pada Februari 2005, dia memperoleh gelar honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut patut dipertanyakan karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii. [1]

Pandangan agama

Rhoma Irama dikenal sebagai seorang pendakwah dan pengkhotbah Muslim dan ketua umum Forum Umat Islam (FUI), sebuah organisasi keagamaan yang tidak berpihak kepada partai manapun.

Pada tahun 2003, Rhoma kembali menjadi sorotan media karena mengkritik Inul Daratista, penyanyi dangdut yang sedang naik daun karena mengandalkan gaya tarinya yang mesum . Pada saat itu Rhoma Irama kemudian dikecam sebagai seorang munafik oleh pendukung Inul, karena ia sendiri dinilai juga sering berbuat tidak senonoh. Rahasia cintanya dengan Angel Lelga yang adalah lawan main di sinetron terbongkar saat berada di apartemen. Pada tanggal 2 Agustus 2005 Rhoma mengakui menikahi Angel Lelga secara siri, namun hari itu juga Roma menceraikannya.

Pandangannya yang amat kental dengan nuansa Islam yang kuat, membuat Rhoma Irama selalu membenarkan segala tingkah lakunya berdasarkan agama Islam. Rhoma menikahi Veronica pada 1972, yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26). Tetapi sayang, Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985 setelah sekitar setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim - partner-nya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.

Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).

Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Bang Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.

Diskografi

(tidak lengkap)

Filmografi

  • Oma Irama Penasaran (1976)
  • Gitar Tua Oma Irama (1977)
  • Darah Muda (1977)
  • Rhoma Irama Berkelana I (1978)
  • Rhoma Irama Berkelana II (1978)
  • Begadang (1978)
  • Raja Dangdut (1978)
  • Cinta Segitiga (1979)
  • Camelia (1979)
  • Perjuangan dan Doa (1980)
  • Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
  • Badai Diawal Bahagia (1981)
  • Satria Bergitar (1984)
  • Cinta Kembar (1984)
  • Pengabdian (1985)
  • Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
  • Menggapai Matahari I (1986)
  • Menggapai Matahari II (1986)
  • Nada-nada Rindu (1987)
  • Bunga Desa (1988)
  • Jaka Swara (1990)
  • Nada dan Dakwah (1991)
  • Takbir Biru (1994)

Pranala luar