Laskar Pemimpi

film Indonesia

Laskar Pemimpi adalah film komedi Indonesia yang ditulis dan disutradarai oleh Monty Tiwa. Film yang dibintangi Project Pop ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Indonesia yang menderita akibat Belanda yang melancarkan agresi militernya yang kedua.

Laskar Pemimpi
SutradaraMonty Tiwa
ProduserChand Parwez Servia
Ditulis olehMonty Tiwa
Eric Tiwa
PemeranProject Pop
Dwi Sasono
Shanty
Gading Marten
Masayu Anastasia
Candil
Marcell Siahaan
Teuku Rifnu Wikana
Penata musikBongky Marcel
Project Pop
PenyuntingMonty Tiwa
Benjamin W. Tubalawony
DistributorKharisma Starvision Plus
Moviesta Pictures
Tanggal rilis
30 Spetember 2010
NegaraIndonesia Indonesia

Sinopsis

Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 membuat Sri Mulyani (Tika Project Pop) terbuang dari kampung halamannya di Maguwo, Jawa Tengah. Sri yang lugu mengembara sampai ke wilayah Panjen dan bertemu dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang sedang membuka pendaftaran anggota baru.

Bersama Sri hari itu, Dimas (Udjo Project Pop), putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (Teuku Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito.

Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen.

Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul dan membebaskan mereka.

Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan.[1]

Referensi

  1. ^ Laman Laskar Pemimpi, diakses pada 1 September 2010

Pranala Luar