Dinasti Ayyubiyah
Ayyubiyyah atau Dinasti Ayyubiyyah adalah dinasti Muslim dari bangsa Kurdi[2] yang menguasai Mesir, Suriah, Yaman (kecuali Pegunungan Utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz dan Irak utara pada abad ke-12 dan 13. Ayyubiyyah juga dikenali sebagai Ayyubid, Ayoubites, Ayyoubites, Ayoubides atau Ayyoubides.
Dinasti Ayyubiyyah ایوبیان الأيوبيون | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1171–13411 | |||||||||||||
Bendera | |||||||||||||
Wilayah terluas dinasti Ayyubiyyah dibawah Saladin ,tahun 1188 | |||||||||||||
Ibu kota | Kairo (1174–1250) | ||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Arab Kurdish3 Coptic | ||||||||||||
Agama | Islam Sunni | ||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||
Sultan | |||||||||||||
• 1174–1193 | Saladin (first) | ||||||||||||
• 1331–1341 | Al-Afdal (last reported) | ||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||
• Didirikan | 1171 | ||||||||||||
• Dibubarkan | 13411 | ||||||||||||
Luas | |||||||||||||
1190 est.[1] | 2.000.000 km2 (770.000 sq mi) | ||||||||||||
Populasi | |||||||||||||
• 12th century | 7,200,000 (estimate)2 | ||||||||||||
Mata uang | Dinar | ||||||||||||
| |||||||||||||
Sekarang bagian dari | Egypt Iraq Israel Jordan Lebanon Libya Palestinian Authority Saudi Arabia Sudan Syria Tunisia Turkey Yemen | ||||||||||||
1 </ sup> Sebuah cabang dari dinasti Ayyubiyah memerintah Hisn Kayfa sampai awal abad ke-16. 2 </ sup> Jumlah penduduk wilayah Ayyubiyah tidak diketahui. Angka ini hanya mencakup penduduk Mesir, Suriah, Irak utara, Palestina, dan Yordan. Wilayah Ayyubiyah lainnya, termasuk Yaman, Hijaz, Nubia, dan Libya timur tidak termasuk. 3 </ sup> Kurdi adalah bahasa ibu Dinasti Ayyubiyah, tapi dari akhir abad ke-12 dan seterusnya penguasa Ayyubiyah berbicara Arab lancar dan ditinggalkan Kurdi. | |||||||||||||
Dinasti Ayubiyyah didirikan oleh Salahuddin Al-Ayubbi yang bersama Shirkuh menaklukan Mesir untuk Raja Zengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169. Nama ini berasal dari ayah Salahuddin, Najm ad-Din Ayyub. Pada tahun 1171, Salahuddin menggulingkan Khalifah Fatimiyyah terakhir. Ketika Nur ad-Din meninggal pada 1174, Salahuddin menyatakan perang terhadap anak lelaki muda Nuruddin, As-Salih Ismail, dan menguasai Damaskus. Ismail melarikan diri ke Aleppo, di mana ia terus berjuang melawan Salahuddin hingga terbunuh pada 1181. Setelah itu, Salahuddin mengambil alih kawasan pedalaman hingga seluruh Suriah, dan menakluki Jazirah di Irak Utara. Pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan tentara salib dalam Pertempuran Hattin dan penaklukan Baitulmuqaddis pada 1187. Salahuddin meninggal pada 1193 setelah menandatangani perjanjian dengan Richard I dari Inggris yang memberi kawasan pesisir dari Ashkelon hingga Antiokhia kepada tentara salib.
Setelah kematian Salahuddin, anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran, hingga pada 1200 adik Salahuddin, Al-Adil, berhasilmengambil alih atas seluruh kekaisaran. Proses yang sama terjadi pada kematian Al-Adil pada 1218, dan pada anak lelakinya Al-Kamil yang meninggal pada 1238, tetapi Ayubiyyah tetap kuat. Pada 1250 Turanshah, Sultan Mesir Ayubiyyah terakhir, telah dibunuh dan digantikkan oleh jenderal-budak Mamluknya Aibek, yang mendirikan Dinasti Bahri.
Ayyubiyyah terus menguasai Damaskus dan Aleppo hingga tahun 1260 ketika mereka dikuasai oleh Mongol dan setelah kekalahan mongol di Ain Jalut, seluruh Suriah jatuh ke Mamluk.
Catatan kaki
- ^ Turchin, Peter; Adams, Jonathan M.; Hall, Thomas D (December 2006). "East-West Orientation of Historical Empires" (PDF). Journal of world-systems research. 12 (2): 219–229. Diakses tanggal 9 January 2012.
- ^ Saladin. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition
Daftar pustaka
- Smail, R. C. Crusading Warfare 1097-1193. New York: Barnes & Noble Books, (1956) 1995. ISBN 1-56619-769-4