Maluku Utara
Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Maluku Utara resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara.
Maluku Utara
Moloku Kie Raha | |
---|---|
Sunrise di Kota Ternate | |
Julukan: Spice Island[1] | |
Motto: Marimoi Ngone Futuru (Ternate: Bersatu Kita Teguh) | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003 |
Tanggal | 4 Oktober 1999 (hari jadi) |
Ibu kota | Sofifi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Abdul Ghani Kasuba |
• Wakil Gubernur | Muhammad Natsir Thaib |
• Sekretaris Daerah | Muabdin Radjab (Plt) |
• Ketua DPRD | Alien Mus |
Luas | |
• Total | 31,982 km2 (12,348 sq mi) |
Populasi (2010) | |
• Total | 1,038,087 |
• Kepadatan | 32/km2 (80/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam (74,28%), Protestan (24,90%), Katholik (0.52%), Hindu (0,02%), Buddha (0,01), Konghucu (0,02), Lainnya (0,25%)[2] |
• Bahasa | Bahasa Melayu Maluku Utara |
Kode Kemendagri | 82 |
Kode BPS | 82 |
DAU | Rp. 772.591.162.000.- |
Situs web | www.malukuutaraprov.go.id |
Pada awal pendiriannya, Provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate yang berlokasi di kaki Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Tepatnya sampai dengan 4 Agustus 2010, setelah 11 tahun masa transisi dan persiapan infrastruktur, ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke Kota Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.
Sejarah
Sebelum penjajahan
Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu:
Pendudukan militer Jepang
Pada era ini, Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.
Zaman kemerdekaan
Orde Lama
Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).
Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.
Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkret.
Orde Baru
Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.
Orde Reformasi
Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.[3]
Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore.
Pemerintahan
Gubernur
Berikut adalah daftar Gubernur Maluku Utara secara definitif sejak tahun 2002.
Gubernur Maluku Utara | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nomor urut | Gubernur | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Thaib Armaiyn (lahir 1957) |
Independen | 25 November 2002 | 25 November 2007 | 5 tahun, 0 hari | I (2002) |
Madjid Abdullah | |||
29 September 2008 | 29 September 2013 | 5 tahun, 0 hari | II (2007) |
Abdul Ghani Kasuba | [4][5] | |||||
2 | Abdul Ghani Kasuba (lahir 1951) |
PKS | 5 Mei 2014 | 5 Mei 2019 | 5 tahun, 0 hari | III (2013) |
Muhammad Natsir Thaib | [6][7] | ||
Independen | 10 Mei 2019 | 10 Mei 2024[a] | 5 tahun, 0 hari | IV (2018) |
Al Yasin Ali | [8][9] |
- Catatan
- ^ Berstatus non-aktif sejak 20 Desember 2023, jabatan diisi oleh Pelaksana Tugas Al Yasin Ali
Perwakilan
DPRD Maluku Utara hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari dua belas partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 8 |
Lambang PDI-P PDI-P | 7 |
PKS | 5 |
Partai NasDem | 5 |
Partai Hanura | 4 |
Partai Gerindra | 3 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 3 |
PAN | 3 |
PBB | 3 |
PKPI | 2 |
PKB | 1 |
Lambang PPP PPP | 1 |
Total | 45 |
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/kota | Ibu kota | Bupati/wali kota | Luas wilayah (km2)[10] | Jumlah penduduk (2024)[10] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Halmahera Barat | Jailolo | James Uang | 2.239,114 | 137.543 | 8 | -/169 | ||
2 | Kabupaten Halmahera Selatan | Labuha | Hasan Ali Bassam Kasuba | 8.096,397 | 255.384 | 30 | -/249 | ||
3 | Kabupaten Halmahera Tengah | Weda | Bahri Sudirman (Pj.) | 2.276,903 | 96.977 | 10 | -/61 | ||
4 | Kabupaten Halmahera Timur | Kota Maba | Ubaid Yakub | 6.488,730 | 97.895 | 10 | -/102 | ||
5 | Kabupaten Halmahera Utara | Tobelo | Frans Manery | 3.404,629 | 203.213 | 17 | -/196 | ||
6 | Kabupaten Kepulauan Sula | Sanana | Fifian Adeningsi Mus | 3.304,32 | 105.095 | 12 | -/78 | ||
7 | Kabupaten Pulau Morotai | Daruba | Burnawan (Pj.) | 2.337,331 | 74.436 | 5 | -/88 | ||
8 | Kabupaten Pulau Taliabu | Bobong | Aliong Mus | 2.985,748 | 59.330 | 8 | -/71 | ||
9 | Kota Ternate | - | M. Tauhid Soleman | 162,202 | 206.745 | 7 | 77/- | ||
10 | Kota Tidore Kepulauan | - | Ali Ibrahim | 1.703,322 | 115.406 | 8 | 40/49 |
Geografis
Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau vulkanik dan pulau-pulau non vulkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau Halmahera meskipun aktivitas vulkanik yang aktif tidak terdapat seluruh wilayahnya. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau Morotai, Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Obi, Pulau Taliabu, Mangoli, dan Pulau Sulabesi.
Pulau | Area (km2) | Jumlah Penduduk 2010 |
Titik Tertinggi | Ketinggian | Lokasi |
---|---|---|---|---|---|
Halmahera | 17.780.27 | 449.938 | Gunung Gamkonora | 1.635 m | 0°36′N 127°52′E / 0.600°N 127.867°E |
Taliabu | 2.913,2 | 47.309 | - | - | 1°47′S 124°52′E / 1.783°S 124.867°E |
Obi | 2.540,78 | 29.642 | - | - | 1°32′S 127°46′E / 1.533°S 127.767°E |
Morotai | 2.266,24 | 52.697 | - | - | 2°19′N 128°46′E / 2.317°N 128.767°E |
Bacan | 1.890,69 | 60.742 | Gunung Sibela | 2.120 m | 0°37′S 127°32′E / 0.617°S 127.533°E |
Mangoli | 1.230,24 | 36.323 | - | - | 1°51′S 125°50′E / 1.850°S 125.833°E |
Sulabesi | 556,84 | 48.892 | - | - | 2°14′S 125°56′E / 2.233°S 125.933°E |
Gebe | 224 | 4.463 | - | - | 0°05′S 129°27′E / 0.083°S 129.450°E |
Kasiruta | 200 | 8.368 | - | - | 0°22′S 127°12′E / 0.367°S 127.200°E |
Tidore | 116 | 52.836 | Gunung Kie Matubu | 1.730 m | 0°40′N 127°24′E / 0.667°N 127.400°E |
Makian | 113,12 | 12.394 | Gunung Kie Besi | 1.357 m | 0°19′N 127°23′E / 0.317°N 127.383°E |
Ternate | 111,39 | 185.705 | Gunung Gamalama | 1.715 m | 0°48′N 127°19′E / 0.800°N 127.317°E |
Ekonomi
- Cengkeh
- Pala
- Kopra
- Perikanan
- Emas oleh PT. Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
- Nikel oleh PT. Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
Demografi
Menurut sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara sebanyak 1 038 087 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 2,47 persen. Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 4,12 persen di Kabupaten Halmahera Tengah hingga yang tertinggi sebesar 19,16 persen di Kabupaten Halmahera Selatan.
Suku
Masyarakat di Maluku Utara sangat beragam. Total ada sekitar 28 suku dan bahasa di Maluku Utara. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bahasa yang digunakan, yaitu Austronesia and non-Austronesia. Kelompok Austronesia tinggal di bagian tengah dan timur Halmahera. Mereka diantaranya adalah Suku Buli, Suku Maba, Suku Patani, Suku Sawai dan Suku Weda. Di Bagian Utara dan Barat Halmahera adalah kelompok bahasa non-Austronesia terdiri dari Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku Tabaru, Suku Modole, Suku Togutil, Suku Pagu, Suku Waioli, Suku Ibu, Suku Sahu, Suku Ternate dan Suku Tidore. Di Kepulauan Sula ada beberapa kelompok etnis seperti Suku Kadai, Suku Mange dan Suku Siboyo. Sebagian besar masyarakat di daerah ini mengerti Bahasa Ternate dan Tidore, meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa yang umum digunakan untuk berkomunikasi antar suku.[11]
Agama
Sebagian besar penduduk di Maluku Utara beragama Islam, dengan orang-orang Kristen (kebanyakan Protestan) merupakan minoritas dengan jumlah yang signifikan. Hindu, Buddha, dan berbagai agama lokal lainnya dipraktikkan oleh sebagian kecil dari populasi.
Menurut hasil sensus tahun 2010, 74,28% dari 237.641.326 penduduk Maluku Utara adalah pemeluk Islam, 24,90% Protestan, 0,52% Katolik, 0,02% Hindu, 0,01% Buddha, 0,02% Konghucu, 0,01% agama lainnya, dan 0,24% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.[2]
Pariwisata
Maluku Utara memiliki objek wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias beragam jenis. Ada juga hutan wisata sekaligus taman nasional dengan spesies endemik ranking ke 10 di dunia. Kawasan suaka alam yang terdiri dari beberapa jenis, baik di daratan maupun di perairan laut seperti Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi, Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho. Kawasan Cagar Alam Budaya yang memiliki nilai sejarah kepurbakalaan tersebar di wilayah Provinsi Maluku Utara meliputi cagar alam budaya di Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmaerah Utara.
Wisata Budaya
- Kadaton Kesultanan Ternate
Dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44.560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Didalam kedaton tersimpan benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah antara lain mahkota, Al-qur’an tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.
Wisata Alam
- Pulau Maitara dan Tidore
Pulau Maitara adalah pulau kecil di antara Tidore dan Ternate. Karena pulaunya yang kecil tapi indah menjadikannya ikon untuk mata uang seribu rupiah.
Pulau Tidore sedikit lebih luas dibandingkan pulau Ternate. Tidore dan Ternate terletak bersebelahan, Tidore di sebelah selatan dan Ternate dibagian utara. Kedua pulau ini berada di barat pulau Halmahera. Tidore didominasi oleh Gunung Kie Matubu yaitu gunung berapi tua dengan ketinggian 1730 mdpl.
Wisata Sejarah
Kuliner
Makanan khas di Ternate yaitu papeda seperti juga di Papua dapat Anda cicipi di sini. Selain itu ada juga ketam kenari, halua kenari, bagea, makron, nasi jaha, lalampa, ikan fufu (ikan asap), sagu lempeng dan gohu ikan. Ada juga minuman khas yaitu air goraka (minuman jahe), biasa dihidangkan bersama dengan pisang goreng dan dabu-dabu (sambal khas Maluku Utara).
Transportasi
Jalan Darat
Panjang Jalan
- Jalan negara sepanjang 58,50 km
- Jalan provinsi sepanjang 404 km
- Jalan kabupaten sepanjang 501,20 km
Fisik jalan
- Jalan aspal sepanjang 106 km
- Jalan sirtu sepanjang 6 km
- Jalan tanah sepanjang 851,7 Km
Kondisi jalan
- Baik sepanjang 4 km,
- Sedang sepanjang 56,3 km
- Rusak ringan sepanjang 112,7 km
- Rusak berat sepanjang 474 km
- Belum ditembus sepanjang 310,4 km
Kendaraan angkutan (per April 2010)
- Roda dua (ojek); sejumlah > 5000 unit
- Roda empat; sejumlah > 500 unit
- Mobil Penumpang (Mikrolet dan Carry); sejumlah > 300 unit
- Mobil (Pick Up) Led Bak R6; sejumlah > 300 unit
- Roda enam; sejumlah 50 unit
- Mobil Barang (Truck Bak Kayu); sejumlah 100 unit
- Mobil Barang (Dump Truck); sejumlah 100 unit
Catatan
Referensi
- ^ Spice Island. Rosenberg. 2013. ISBN 9781459672758.
- ^ a b c "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut". Sensus Penduduk 2010. Maluku Utara, Indonesia: Badan Pusat Statistik. 15 May 2010. Islam 771110 (74,28%), Kristen 258471 (24,90), Katolik 5378 (0,52), Hindu 200 (0,02), Buddha 90 (0,01), Kong Hu Cu 212 (0,02), lainnya 122 (0,01), tidak terjawab 87 (0,01), tidak ditanyakan 2417 (0,23), total 1038087
- ^ Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negera Nomor 3895
- ^ "Presiden Instruksikan Thaib Armaiyn Segera Dilantik". Liputan6.com. Jakarta. 2008-09-30. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ "Gubernur Maluku Utara Dilantik". Koran Tempo. Jakarta. 2008-09-30. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ "Dilantik Mendagri, Kasuba-Thaib resmi pimpin Maluku Utara". Merdeka.com. 2014-05-05. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Eksa, Golda (2018-09-11). "PKS Tegaskan Gubernur Maluku Utara bukan Kader". Media Indonesia. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Yamin, Fatimah (2018-12-16). Belarminus, Robertus, ed. "KPU Maluku Utara Tetapkan Abdul Gani Kasuba dan Al Yasin sebagai Gubernur dan Wagub Terpilih". Kompas.com. Ternate. Diakses tanggal 2023-05-04.
- ^ Ismail, EH (2019-05-10). "Gubernur Maluku Utara Dilantik, Mendagri Ucapkan Selamat". Republika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-10. Diakses tanggal 2019-05-22.
- ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018.
- ^ The Territories of Indonesia. Routledge. 2009. ISBN 9781857432152.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Maluku Utara
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Maluku Utara
- (Indonesia) Sensus Penduduk 2010 Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Demografi.htm Profil Demografi Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Ekonomi.htm Profil Ekonomi Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/Wisata.htm Profil Wisata Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/ Ekonomi Regional Maluku Utara
- (Indonesia) Utara/ Statistik Regional Maluku Utara