Puncak Adam (juga dikenal dengan Gunung Adam; Sinhala Samanalakanda - සමනළ කන්ද "gunung kupu-kupu", Tamil Sivanolipatha Malai - சிவனொலி பாதமலை atau Bawa Adam Malai - பாவா ஆதம் மலை - artinya Gunung Bapak Adam), berketinggian 2.243 meter (7.359 ft) dan terletak di tengah-tengah pulau Sri Lanka. Ia juga dikenal sebagai Sri Pada "tapak kaki suci", di mana ia merujuk kepada wujud dari sebuah batu yang mempunyai lekukan seperti jejak kaki sepanjang 1.8 meter di atas puncak gunung. Dalam pemahaman penganut Buddha, kesan jejak kaki itu dianggap sebagai jejak kaki Buddha, manakala dalam tradisi Hindu ia dianggap sebagai kesan jejak kaki dewa Syiwa dan bagi penganut Islam, serta sebagian penganut Yahudi dan Kristen ia dianggap sebagai kesan tapak kaki Adam ketika permulaan dia dihukum dengan diturunkan ke bumi atas perintah Tuhan Allah.

Puncak Adam (Gunung Samanala)
Gunung Sri Pada
Pemandangan Sri Pada dari jauh
Titik tertinggi
Ketinggian2.243 m (7.359 ft)
Koordinat6°48′41″N 80°29′59″E / 6.81139°N 80.49972°E / 6.81139; 80.49972
Geografi
LetakSabaragamuwa (Sri Lanka)
PegununganSamanala

Geografi

Gunung tersebut terletak di bagian selatan kawasan Pegunungan Tengah Sri Lanka, dalam daerah Ratnapura, Provinsi Sabaragamuwa - kira-kira 40 km timur laut kota Ratnapura. Keseluruhan sekitar kawasan ini merupakan hutan lebat dan berbukit, dengan gunung-gunung yang memiliki ukuran yang hampir sama. Kawasan/wilayah di sekekeliling gunung merupakan kawasan habitat dan populasi bagi kehidupan liar, di antaranya ialah gajah, harimau dan beberapa spesies endemik yang lain.

Medan

Dalam perjalanan untuk mendaki gunung, seseorang pendaki harus melalui 6 medan dakian (Ratnapura-Palabaddala, Hatton-Nallathanni, Kuruwita-Erathna, Murraywatte, Mookuwatte & Malimboda). Medan Nallathanni & Palabaddala merupakan medan dakian yang cukup popular. Jalan Kuruwita-Erathna kadang kala juga ikut popular. Manakala 3 medan yang lain adalah jarang digunakan. Setiap medan biasanya akan bertemu pada medan dakian Palabaddala di pertengahan, dan menjadi 1 medan saja untuk menuju ke puncak. Pelayanan bus melayani rute Nallanthanni ke Hatton, Palabaddala ke Ratnapura & Erathna ke Kuruwita. Agak susah untuk meneruskan perjalanan di dalam hutan hanya dengan berjalan kaki. Kebanyakan dari pengunjung hanya akan melalui perjalanan dengan jalan kaki dengan menggunakan medan Hatton, di mana ini akan dapat memperpendek jarak lebih dari 5 kilometer, walaupun medan ini memiliki lereng yang lebih curam dibandingkan dengan medan yang lain.

Penamaan

Gunung ini memiliki nilai sejarah tersendiri bagi berbagai kalangan masyarakat yang menetap di dalam wilayah dan di sekitar pergunungan, maka terdapat banyak teori/mitos yang digunakan untuk merujuk kepada tempat ini misalnya:-

Sri Pada, berasal dari bahasa Sanskerta, yang digunakan oleh Orang Sinhala dalam konteks keagamaannya. Nama ini turut dipahami di Pāli, dan mungkin diterjemahkan secara kasar sebagai "jejak kaki suci". Ia dirujuk sebagai suatu kesan jejak kaki yang terdapat di puncak gunung ini, yang dipercaya sebagai kesan jejak kaki pengasas ajaran Buddhisme. Tradisi lain yang cukup terkenal dan popular adalah merujuk kepada kesan jejak kaki Nabi Adam, manusia pertama yang diturunkan ke dunia oleh Allah, juga sebagai Nabi dan Rasul pertama buat penganut Islam, Kristen dan Yahudi.

Shivanolipatha Malai dan Shiva padam adalah dua nama dalam bahasa Tamil yang memiliki maksud yang serupa, tetapi kedua-duanya merujuk kepada kesan jejak kaki dewa Syiwa dalam pandangan penganut Hindu, berbeda dengan pandangan penganut Buddha.

Nama gunung ini dalam bahasa Sinhala adalah Samanalakanda, yakni merujuk kepada dewa Saman, yang dikatakan pernah menetap di gunung ini pada zaman dahulu, atau juga merujuk kepada kupu-kupu (samanalayā) yang sentiasa berkunjung ke gunung ini ketika musim migrasinya ke wilayah tersebut.

Nama bersejarah lain menurut penduduk setempat adalah Ratnagiri ("bukit permata"), Samantakuta ("Puncak Saman"), Svargarohanam ("mendaki ke surga"), Gunung Rohana dan variasi turun-temurun Rohana.

Gunung Suci

 
Bayang-bayang di sebelah barat
 
Perkampungan Maskeliya yang terletak di kaki gunung, tempat dim ana bermulanya proses dakian ke Puncak Adam

Puncak Adam telah sekian lama dianggap sebagai salah satu jejak suci bagi penganut agama Buddha, Hindu, Islam, Kristen dan Yahudi. Ia dianggap sebagai suatu pedoman yang lebih spesifik khususnya berkaitan dengan adanya kesan jejak kaki suci yang ada di puncaknya dan faktor sejarah dan merupakan tempat yang pernah dikunjungi oleh banyak pengunjung dan pengembara terkenal pada masa lalu. Pada awal tahun 1910, Encyclopædia Britannica menyatakan[1]

Untuk tempo masa yang lama Puncak Adam telah menjadi gunung tertinggi di Ceylon, tetapi berdasarkan kajian dan perhitungan ketinggian, maka tingginya hanya 7353 kaki di permukaan laut. Puncak ini telah menjadi tempat yang ideal untuk dijadikan resor untuk bepergian dari sebagian tempat di bagian timur. Sebuah batu berongga mulia yang berada di puncak gunung dikatakan sebagai kesan jejak kaki dewa Syiwa bagi penganut Hindu, manakala bagi penganut Buddha ia dianggap sebagai kesan jejak kaki Buddha, bagi umat Islam dianggap sebagai kesan jejak kaki Nabi Adam a.s., manakala bagi umat Kristen Portugis, diartikan sebagai dua konflik tuntutan yang berbeda, satu dianggap sebagai kesan jejak kaki Santo Thomas dan satu lagi dianggap sebagai kesan jejak kaki dari Candace, ratu Habsyah. Kesan jejak kaki tersebut diletakkan di bawah atap yang kokoh, dan dijaga oleh para pendeta yang menetap di vihara sekitar setengah perjalanan ke atas gunung, di mana mereka menjadi penjaga makam yang terdapat di puncak gunung.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Chisolm, Hugh (1910). The Encyclopædia Britannica (Vol. 5). University press. hlm. 778. 

Pranala luar

6°48′41″N 80°29′59″E / 6.81139°N 80.49972°E / 6.81139; 80.49972