Jatiasih, Bekasi

kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat


Jati Asih adalah sebuah kecamatan di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Jati Asih
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KotaBekasi
Pemerintahan
 • CamatDrs. AHMAD ZARKASIH
Populasi
 • Total169,289 Jiwa jiwa
Kode pos
17422
Kode Kemendagri32.75.09 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3275020 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 6°18′9″S 106°57′9″E / 6.30250°S 106.95250°E / -6.30250; 106.95250

Jatiasih berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Selatan di sebelah utara, Kecamatan Pondok Gede di sebelah barat, Kecamatan Rawa Lumbu di sebelah timur, dan Kecamatan Jatisampurna dan Gunung Putri di sebelah selatan.

Di kecamatan ini, pernah terjadi rawan seperti Krisis moneter dan Kerusuhan sekitar bulan Mei 1998 yang mengakibatkan sejumlah jalur Rel kereta api yang dilalui kereta api membawa hasil bumi itu mati total.

Batas wilayah

Jatiasih berbatasan dengan:

Utara Kecamatan Bekasi Selatan
Timur Kecamatan Rawalumbu
Selatan Kecamatan Jatisampurna (Kota Bekasi) dan Kecamatan Gunung Putri (Kabupaten Bogor)
Barat Kecamatan Pondok Gede

Pembagian wilayah

Wilayah kecamatan Jatiasih terbagi atas 6 kelurahan, 52 RW dan 601 RT dengan luas 2.324,921 ha (menurut Data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004), luas 2.580,50 ha (menurut SK Mahkamah Agung RI nomor: 67/PUU-XI/2009 tanggal 14 Maret 2009), luas 3.170,25 ha (menurut SK Mahkamah Agung RI nomor: 578/PUU-X/2015 tanggal 12 Juni 2015) dan dihuni sekitar 169.289 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 3,8 % per tahun (menurut Data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004).

Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk per tahun yang tinggi setelah Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna dan Kecamatan Bekasi Selatan.

Kelurahan/desa

  1. Jatiasih, lurah: ZUBAIDI
  2. Jatiluhur, lurah: SUBARDI
  3. Jatimekar, lurah: JAINUDIN (meninggal tanggal 2 September 2011 di Bekasi), FERDINAN
  4. Jatikramat, lurah: ZAINI, menjabat tahun 2003 sampai Juni 2008. Pada tanggal 14 Juni 2008, Lurah ini dilantik oleh UMARDONO dan menjabat dari tahun 2008 sampai sekarang dengan wakilnya SUBANDI, menjabat antara Juni 2008 sampai April 2013, IRYOTO, menjabat sementara antara April 2013 sampai Juni 2013 dan ISWAHYUDI, menjabat Juni 2013 sampai sekarang.
  5. Jatirasa, lurah: USLI SUHARMAN
  6. Jatisari, lurah: YADIN SUDIRMAN

Perumahan

Di Jatiasih Terdapat cukup Banyak Komplek perumahan seperti Perumahan Bumi Nasio indah, Graha indah, Angkasa puri, Villa Jatirasa, Sakura Regency dll, Beberapa Komplek perumahan tersebut mulai Berdiri sejak 1980, hingga kini masih melakukan pengembangan.

Perekonomian

Perekonomian di Jatiasih semakin meningkat. Akibat dari Krisis moneter pada tahun 1997, Perekonomian di Jatiasih semakin terganggu karena diberi pinjaman dari IMF. Setelah terjadi Krisis moneter pada tahun 1997, ekonomi di wilayah Jatiasih sudah bagus.

Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih

Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih (menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1992-1996, Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1997-2000, Kotamadya Bekasi tahun 2001-2006 dan Kota Bekasi tahun 2007-2015):

Tahun Keuangan (Rp.) Kenaikan/penurunan keuangan (Rp.) Tingkat kenaikan/penurunan keuangan (%) Catatan
1992 Rp1.380.000,00 - - Menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1992-1996
1993   Rp2.000.000,00   Rp620.000,00   31,0 %
1994   Rp2.500.000,00   Rp500.000,00   20,0 %
1995   Rp2.850.000,00   Rp350.000,00   12,29 %
1996   Rp1.250.000,00   Rp1.600.000,00   56,15 %
1997   Rp500.000,00   Rp750.000,00   60,0 % Menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1997-2000.

Menurun akibat dari Krisis finansial Asia 1997. Menurut data   IMF tahun 1997 [1].

1998   Rp250.000,00   Rp250.000,00   50,0 %
1999   Rp1.000.000,00   Rp750.000,00   75,0 %
2000   Rp1.250.000,00   Rp250.000,00   20,0 %
2001   Rp1.300.000,00   Rp50.000,00   3,84 % Menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2001-2006
2002   Rp2.000.000,00   Rp700.000,00   35,0 %
2003   Rp2.500.000,00   Rp500.000,00   20,0 %
2004   Rp2.750.000,00   Rp250.000,00   9,1 %
2005   Rp3.000.000,00   Rp250.000,00   8,33 %
2006   Rp3.500.000,00   Rp500.000,00   14,28 %
2007   Rp3.250.000,00   Rp250.000,00   7,69 % Menurut data wilayah Kota Bekasi pada tahun 2007-2015
2008   Rp3.000.000,00   Rp250.000,00   7,69 %
2009   Rp2.450.000,00   Rp550.000,00   18,33 %
2010   Rp2.800.000,00   Rp350.000,00   14,28 %
2011   Rp3.000.000,00   Rp200.000,00   7,14 %
2012   Rp3.200.000,00   Rp200.000,00   6,67 %
2013   Rp3.800.000,00   Rp600.000,00   18,75 %
2014   Rp4.120.000,00   Rp320.000,00   8,42 %
2015   Rp4.500.000,00   Rp380.000,00   9,23 %

Sekolah

Di Jatiasih terdapat sekolah-sekolah, seperti:

Permasalahan

Banjir

Jatiasih sering kali terkena banjir. Jatiasih sering kali terkena banjir sejak tahun 1979, 1982, 1983, 1989, 1990, 1992, 1996, 1997, 2002, 2007, 2013, 2014 dan Juni 2015. Yang cukup signifikan pada tahun 1996 mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, 5 desa terendam serta mengalami pemadaman bergilir selama 5 jam 30 menit (14.00-19.30 WIB), jalan raya mengalami kemacetan, lalu lintas angkutan barang Pasir Jatimekar serta penumpang via kereta api lumpuh, aktivitas perkeretaapian lumpuh, beberapa jalur rel-rel kereta api terputus serta mati total dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, yakni Lokomotif BB301 yang menarik rangkaian Pasir Jatimekar masuk dan terjerembab ke dalam Sungai Cikeas lalu terkena luapan dan jembatan dengan panjang 600 m, di perbatasan antara Desa Jatiluhur Kecamatan Jatiasih (Kabupaten Bekasi) dan Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri (Kabupaten Bogor) ambruk serta mengakibatkan masinis itu tewas terseret arus sejauh 2,5 kilometer pada tanggal 10 Januari 1996 serta lalu lintas angkutan barang Pasir Jatimekar dialihkan melalui truk dan penumpang dialihkan melalui angkutan kota.

Selain itu, yang juga cukup signifikan pada tanggal 11 Juni 2015, mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, pengundulan hutan-hutan di daerah Cileungsi (Kabupaten Bogor), 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 40 menit (15.00-17.40 WIB), Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam-Cikunir serta Jalan raya di Jatiasih mengalami kemacetan, aktivitas perekonomian via truk lumpuh dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, seperti Truk tronton masuk dan terjerembab ke dalam pesawahan di Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi serta mengakibatkan 25 warga Jatimekar itu tewas seketika.

Krisis keuangan

Jatiasih sering kali terkena Krisis keuangan, terutama pada tahun 1997.

Transportasi di Jatiasih

Jalan raya

Jatiasih dilalui Jalan Tol JORR yang memudahkan akses jalan ke Jakarta Selatan, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cikunir, Bintara, Cakung, dan Jakarta Utara. Ada pula Jalan Jatisari yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Jatisampurna, Depok, dan Kab. Bogor dan Jalan Jatimekar yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Pondok Gede, Makasar, Kramat Jati, dan Jalan Tol Insinyur Wiyoto Wiyono. Jalan lain ada Jalan Swatantra - Jatiasih yang menghubungkan langsung dengan pusat kota Bekasi dan Jalan Wibawa Mukti 2 yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Kab. Bogor.

Data statistik Jalan raya

Total panjang jalan raya di Jatiasih adalah 402,25 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1999) dan 403,30 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004) dengan perincian:

Kondisi jalan Panjang jalan raya (km) Persentase (%)
Jalan baik 315,80 km 78,3 %
Jalan sedang 69,25 km 17,17 %
Jalan rusak 18,25 km 4,53 %
TOTAL (2004) 403,30 km 100,00 %
2002 402,90 km 100,00 %
1999 402,25 km 100,00 %
1994 381,80 km 100,00 %

Jalan tol Jatiasih-Sukabumi

Jalan Tol Jatiasih-Sukabumi
Berkas:Proyek jalan tol Jatiasih-Sukabumi.jpg
Tol masih dalam perencanaan, 2007
Panjang64,5 km
Dibangun2007-2008
PengelolaPT Marga Jaya Kabupaten Bogor (Persero) Tbk PT Datuk Arif Sugondo, pengelola asal Sumatera Barat

Pada tahun 2007, sudah dibangun Jalan tol Jatiasih-Sukabumi dengan jarak 64,5 km yang memudahkan akses jalan ke Ciangsana, Cileungsi, Puncak dan Sukabumi tanpa perlu melewati Jalan Tol Jagorawi.

Jalan tol ini mulai dibangun pada tahun 2007 oleh Pengusaha asal Sumatera Barat, Datuk Arif Sugondo dan diresmikan pada tanggal 25 Mei 2008 jam 10.00 WIB oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.

Pintu tol
Gerbang km Tujuan
Jatiasih 0 Jatiasih, Cawang, Bekasi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Jatiasih Selatan 2 Jatiasih, Jatiluhur, Bojong Kulur, Bekasi, Rawalumbu
Jatisari 5 Jatisari, Bojong Kulur
Berkas:Kota Bekasi.jpg
Batas Wilayah Kota Bekasi

 
Batas Wilayah Kabupaten Bogor
Ciangsana 10,5 Ciangsana, Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi, Bojong Kulur, Cileungsi, Jonggol, Cibubur, Nagrak
Nagrak 12 Cileungsi, Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi, Nagrak, Jonggol
Cileungsi 15 Cileungsi, Jonggol, Cibinong, Situsari, Taman Wisata Mekarsari
Setu Sari Barat 18 Situsari, Jonggol, Taman Wisata Mekarsari, Cibarusah, Karawang, Purwakarta
Setu Sari Timur 20 Situsari, Jonggol, Cibarusah, Karawang, Cianjur
Jonggol 23 Jonggol, Cibarusah, Cianjur
Singasari 26 Singasari, Weninggalih, Sukamakmur, Cianjur
Jalan Tol Jatiasih-Sukabumi
Wilayah Kota satelit Cibubur
Batas
Wilayah Kota satelit Cibubur
Jalan Tol Jatiasih-Sukabumi
Wilayah Puncak
Batas wilayah Puncak
Sukamakmur 30 Sukamakmur, Cariu, Citeureup, Cianjur, Curug Arca, Puncak
Sukawangi 34 Sukawangi, Sukamakmur, Cianjur, Puncak
Megamendung 37,5 Megamendung, Puncak
Cisarua 40 Cisarua, Puncak, Cianjur
Jogjogan 42 Jogjogan, Cisarua, Cianjur, Taman Safari Indonesia
Citeko 45 Citeko, Taman Safari Indonesia
Citeko Selatan 47 Citeko, Taman Safari Indonesia, Taman Nasional Gede Pangrango
 
Batas Wilayah Kabupaten Bogor

Berkas:Lambang Kabupaten Sukabumi.png
Batas Wilayah Kabupaten Sukabumi
Kadudampit 50 Kadudampit, Undrus Binangun, Kec. Sukabumi
Kadudampit Selatan 52 Kadudampit, Undrus Binangun, Sukabumi
Cisaat 55,5 Cisaat, Kec. Sukabumi, Sukabumi

Prasarana transportasi

Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.

Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat dan Jonggol dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis bernama Yadi Sukirno kelahiran tanggal 29 April 1925 di daerah Jember, Jawa Timur ini hilang terbawa arus sungai.

Inilah peristiwa terjadi kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok di Grobogan (Jawa Tengah), Madiun, Widodaren dan Jember (Jawa Timur), Perbaungan (Sumatera Utara), Lembah Anai, Padang Panjang dan dekat Danau Singkarak (Sumatera Barat) pada tanggal 17 Desember 1995 [2] serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)

Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari. (Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)

Prasarana transportasi

Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Jalur kereta api ini dibuka 2 tahun setelah kemerdekaan dan beberapa tahun setelah terjadi Perang Dunia I, yakni pada tahun 1947. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.

Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat [3] dan Jonggol [3] [4] dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis, dua orang awak serta beberapa penumpang hilang terbawa luapan Sungai Cikeas.

Selain Terminal Jatiasih, terdapat Terminal Jatikramat yang merupakan Terminal tipe C melayani rute angkutan kota KOASI dan angkutan pedesaan yang menghubungkan Terminal Jatikramat dengan desa-desa di sekitar Pinggir kota Bekasi.

Kereta api yang sudah tak beroperasi

Kereta api Jabung Lokal
Berkas:KA Jabung Lokal PJKA.JPG
Kereta api Jabung Lokal feat D301 berangkat dari stasiun Jabung (sekarang Jatimekar) menuju Depok, 1975
Ikhtisar
JenisEkonomi
SistemKereta api lokal ekonomi
StatusTidak beroperasi (karena terjadi banjir tahun 1996 dan nantinya dilalui oleh KRL Jabodetabek
LokasiDaop 1 Jakarta
TerminusStasiun Jabung (sekarang Jatimekar
Stasiun Citayam
Stasiun Depok
Stasiun40
Layanan12
Operasi
Dibuka
Ditutup6 Januari 1996
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi I Jakarta
DepoDepok (DP)
RangkaianB25, D301, BB301, BB303, BB304, CC201
Data teknis
Panjang lintas30 km
Kecepatan operasi14 s.d 20km/jam
Jumlah rute25-50
Peta rute
Kereta api Jabung Lokal/rute

Kereta api lokal Jabung adalah kereta api lokal yang melayani rute Stasiun Depok (DP) - Stasiun Jabung (JBG).

Jalur dan perhentian

Kereta api lokal ini dulunya melewati Jalur kereta api Nambo-Jabung sampai ditutup akibat banjir tahun 1996 dan berhenti di stasiun utama, seperti Stasiun Jabung, Stasiun Jatiluhur Tua (tak setiap rangkaian), Stasiun Pasaratas (tak setiap rangkaian), Stasiun Bojongkulur Atas (tak setiap rangkaian), Stasiun Bojongkulur Bawah (tak setiap rangkaian), Stasiun Ciangsana (tak setiap rangkaian), Stasiun Nagrak (tak setiap rangkaian), Stasiun Wanaherang (tak setiap rangkaian), Stasiun Pajang (tak setiap rangkaian), Stasiun Krajan (tak setiap rangkaian), Stasiun Nambo (tak setiap rangkaian), Stasiun Gunung Putri (tak setiap rangkaian), Stasiun Cibinong (tak setiap rangkaian), Stasiun Pondok Rajeg (tak setiap rangkaian), Stasiun Citayam (tak setiap rangkaian) dan Stasiun Depok.

Lokomotif yang ditarik adalah B25 (1956-1962), D301 (1962-1984), BB301/BB303/BB304 (1984-1994) dan CC201 (1994-1996). Selain itu, Kereta api lokal jurusan Depok-Jabung berhenti di setiap halte.

Sejarah

Kereta api ini diresmikan pada tahun 1956 oleh Presiden RI, Soekarno di Stasiun Ciangsana, bersamaan dengan lori kerja Pabrik Gula Cikeas Udik, dengan ditarik lokomotif uap yakni B25 dengan jumlah 7 gerbong, dengan rute saat itu dari Stasiun Ciangsana menuju Stasiun Jabung (sekarang Jatimekar).

Berkas:Banjarnegarastasiun.jpg
Inilah eks-Stasiun Jatiluhur Tua yang sudah tak terpakai lagi dan sudah dibongkar pada bulan Desember 2012 setelah terjadi banjir besar serta kecelakaan yang menimpa Lokomotif BB301 pada tanggal 2 Januari 1996 dan kini sudah direlokasi ke yang baru di Kampung Galang dengan nama Stasiun Kampung Galang, yang sedang dibangun dan mulai dipakai oleh KRL Jabotabek rute Duri-Nambo-Jatimekar pada tahun 2018. Foto ini diambil pada hari Sabtu, 24 Januari 2015 jam 16.00 WIB sore. Kini sudah dibangun rumah warga yang baru pada awal bulan Februari 2013 dan sudah diresmikan pada tanggal 16 Desember 2014 oleh lurah Jatiluhur, SUBARDI serta mulai ditempati oleh orang pindahan dari Jakarta pada tanggal 18 Desember 2014.

Kecelakaan lokomotif BB301 di Bojong Kulur, Bogor, Satu Tewas

 Kecelakaan lokomotif BB301 di Bojong Kulur, Bogor, Satu Tewas
 * Akibat jembatan runtuh dan Sungai Cikeas meluap
 * 12 orang luka-luka
 * 1 orang tewas dan 7 orang luka dibawa ke RSUD. Bekasi, 3 orang luka dibawa ke Puskesmas Jatiasih dan 2 orang luka dibawa ke Puskesmas Jatirasa
 BOGOR (Media): Diduga jembatan ambruk dan Sungai Cikeas meluap, sebuah lokomotif dengan nomor BB301-26 yang menarik 8 rangkaian gerbong bermuatan Pasir Jatimekar (yang telah diambil alih kepada PT Bukit Asam pada tanggal 22 Mei 1990) jatuh ke dalam Sungai Cikeas serta mengakibatkan badan lokomotif terseret luapan Sungai Cikeas dan seorang masinis bernama Yadi Sukirno (70) warga Jalan Manggis no. 25, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan asal Jember, Jawa Timur ini, tewas ditempat setelah terseret arus luapan Sungai Cikeas sejauh 2,6 km. "Jenazah korban yang terseret luapan Sungai Cikeas asal Jalan Manggis nomor 3, Dusun Nanas RW 01/02, Rambipuji, Jember, Jawa Timur sudah dibawa ke RSUD. Bekasi untuk diotopsi", kata seorang warga. Selain itu, 2 orang awak Lokomotif BB301 dan 10 orang penumpang yang berdiri di rangkaian gerbong Kereta api barang yang mengangkut Pasir Jatimekar termasuk diantaranya 4 orang siswa SMA mengalami luka-luka setelah hanyut terseret luapan Sungai Cikeas.
 Peristiwa ini bermula saat masinis bernama Yadi Sukirno (70) membawa lokomotif BB301-26 sejak berangkat dari Tempat pengambilan Pasir Jatimekar (yang telah diambil alih kepada PT Bukit Asam pada tanggal 22 Mei 1990) di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi. Saat berangkat, hujan tiba-tiba turun deras. Masinis tiba-tiba berbelok ke jalur kereta api arah Nambo, Bogor. Jalur ini lagi tergenang air banjir melanda kecamatan ini. 
 "Saat beberapa kilometer sehabis Stasiun Jatiluhur Tua, ia melewati jembatan rel kereta api tiba-tiba Sungai Cikeas meluap dan jembatan rel kereta api km 4+1/750 ini ambruk dan membuat lokomotif BB301-26 terseret luapan Sungai Cikeas", kata seorang warga ketika melalui MI, Senin (1/1/1996).
 "Kondisi Lokomotif BB301 sangat rusak parah karena terseret arus dan hanyut terkena luapan Sungai Cikeas saat banjir melanda Desa Bojong Kulur pada akhir tahun 1995, 2 jam lagi dievakuasi dan disimpan di daerah Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan", kata seorang warga ketika melalui MI, Senin (1/1/1996).
 Inilah peristiwa terjadi di saat terakhir kali penggunaan jalur kereta api Nambo - Jatimekar serta kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok serta terjerembab ke sungai, danau dan sawah di Grobogan (Jawa Tengah), Madiun, Widodaren dan Jember (Jawa Timur), Perbaungan (Sumatera Utara), Lembah Anai, Padang Panjang dan dekat Danau Singkarak (Sumatera Barat) pada tanggal 17 Desember 1995 [5] serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (ridwan-sukendar/MI)

(Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)

Pengaktifan Jalur kereta api

 Banjir rendam wilayah Jatiasih
 * Jalur kereta api mati
 * 5 desa mati listrik dan terendam air
 * Lalu lintas di Jalan raya macet
 * Lalu lintas perkeretaapian terganggu
 * Hujan turun cukup deras
 BEKASI, (PR).
 Akibat hujan turun yang cukup deras, Banjir ini kali merendam 
 Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari. 

(Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)

Pesawat

Kalau untuk angkutan udara bagi warga Kecamatan Jatiasih, yang dijangkau adalah melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Pesawat diantaranya seperti Citilink, Wings Air, Riau Airlines dan Lion Air. Jurusan masing-masing ke Cirebon, Blora, Dumai, dll.

Angkutan kota dan Bus

Data statistik penumpang

Pada saat Terminal Jatiasih diresmikan (tahun 1990), Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 70.580 orang dan turun mencapai 27.730 orang dengan total 98.310 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 7.562 mobil angkot. Sedangkan, Jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 45.800 orang dan turun mencapai 9.440 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 921 mobil bus kota.

Pada saat dibangunnya agen bus antarkota (tahun 1994), Jumlah penumpang yang naik angkot dari Terminal Jatiasih mencapai 98.780 orang dan turun mencapai 37.200 dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 11.332 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 56.000 orang dan bus antarkota mencapai 42.950 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.120 mobil bus kota dan 716 mobil bus antarkota. Sedangkan, jumlah penumpang yang turun dari bus kota mencapai 65.800 orang dan bus antarkota mencapai 51.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.316 mobil bus kota dan 862 mobil bus antarkota.

Pada tahun 1999, Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 178.200 orang dan turun mencapai 56.760 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 19.580 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 62.000 orang dan turun mencapai 69.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.195 mobil bus kota. Selain itu, jumlah penumpang yang naik bus antarkota mencapai 49.760 orang dan turun mencapai 60.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.700 mobil bus antarkota.

Pada tahun 2004, Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 205.800 orang dan turun mencapai 64.280 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 20.775 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 69.580 orang dan turun mencapai 72.800 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.373 mobil bus kota. Selain itu, jumlah penumpang yang naik bus antarkota mencapai 53.700 orang dan turun mencapai 66.000 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.995 mobil bus antarkota.

Tahun Jumlah penumpang naik Angkota Kabupaten Bogor (orang) Jumlah penumpang turun dari Angkota Kabupaten Bogor (orang) Jumlah penumpang total Angkota Kabupaten Bogor (orang) Jumlah penumpang naik Angkot KOASI (orang) Jumlah penumpang turun dari Angkot KOASI (orang) Jumlah penumpang total Angkot KOASI (orang) Jumlah penumpang naik Mikrolet (orang) Jumlah penumpang turun dari Mikrolet (orang) Jumlah penumpang total Mikrolet (orang) Jumlah penumpang naik Buskota Metromini (orang) Jumlah penumpang turun dari Buskota Metromini (orang) Jumlah penumpang total Buskota Metromini (orang) Jumlah penumpang naik Buskota Mayasari Bakti (orang) Jumlah penumpang turun dari Buskota Mayasari Bakti (orang) Jumlah penumpang total Buskota Mayasari Bakti (orang) Kapasitas Angkota Kabupaten Bogor (orang) Kapasitas Angkot KOASI (orang) Kapasitas Mikrolet (orang) Kapasitas Buskota Metromini (orang) Kapasitas Buskota Mayasari Bakti (orang) Jumlah kendaraan Angkota Kabupaten Bogor yang terangkut (kendaraan) Jumlah kendaraan Angkot KOASI yang terangkut (kendaraan) Jumlah kendaraan Mikrolet yang terangkut (kendaraan) Jumlah kendaraan Buskota Metromini yang terangkut (kendaraan) Jumlah kendaraan Buskota Mayasari Bakti yang terangkut (kendaraan)
1990 45.690 57.800 103.490 47.800 60.100 107.900 45.000 57.750 102.750 46.800 9.680 56.480 57.200 9.650 66.850 12 13 12 25 60 8.624 8.300 8.563 2.259 1.114
1995 62.890 69.760 132.650 64.750 70.125 134.825 55.000 67.750 122.750 57.760 10.500 68.260 69.460 17.520 84.980 12 12 13 25 65 11.272 11.235 9.442 2.730 1.307
2000 82.980 93.760 176.740 71.750 79.700 151.450 61.760 75.800 137.560 68.000 15.900 83.900 81.250 20.000 101.250 12 12 13 20 65 14.728 12.621 10.588 4.195 1.558
2005 87.750 107.720 195.470 78.790 85.500 164.290 70.000 86.600 156.600 70.000 20.450 90.450 87.260 25.130 112.930 12 13 13 25 65 16.289 12.638 12.038 3.618 1.737
2010 92.500 112.960 205.460 80.660 89.400 170.060 79.450 96.500 175.950 80.000 25.690 105.690 90.000 30.000 120.000 12 13 12 25 60 17.122 13.082 14.663 4.228 2.000
2015 99.000 120.000 219.000 87.460 95.600 183.060 82.000 125.000 207.000 85.800 35.000 120.800 95.000 45.000 140.000 12 12 13 25 65 18.250 15.255 15.923 4.832 2.154

Angkot/Bus

  • Mayasari Bakti AC52A patas ke Tanah Abang (via Komdak - Sudirman - Thamrin - Jatibening - Tol JORR)

Bus antarkota

  • Bus AKAP yang ke Sumatera, di agen depan Villa Jatirasa
 PO-PO diantaranya seperti Kurnia, Medan Jaya, NPM, dan lain-lain. Trayeknya antara lain ke Pekanbaru, Jambi, Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Medan, dll.

Angkutan umum lain

Selain itu, angkutan umum melayani kecamatan ini adalah ojek, becak, taksi, kancil, rakit, bajaj dan angkutan pedesaan.

Angkutan pedesaan

Angkutan pedesaan melayani penumpang di daerah pedesaan, tepatnya daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Angkutan pedesaan menghubungkan Terminal Jatiasih dengan kampung-kampung sekitar Kecamatan Jatiasih.

Angkutan pedesaan beroperasi dari jam 05.00 wib sampai jam 19.00 wib. Angkutan ini pada tahun 2004 mencapai 1.580 unit dengan jumlah orang dalam 1 mobil angkutan pedesaan adalah 14 orang dan jumlah penumpang yang terangkut semua 22.120 orang.

Ojek dan Becak

Ojek dan Becak melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam dengan jumlah sepeda motor ojek sebanyak 45.800 motor ojek (menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004 [6]). Merek motor ojek adalah:

  • Honda Supra
  • Honda Karisma
  • Honda CB100
  • Suzuki Smash
  • Suzuki Win
  • Yamaha Mio

Taksi

Taksi melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam menggantikan becak yang sedang masalah. Taksi yang melayani Kecamatan Jatiasih adalah:

  • Blue Bird 021-77182610, 0251-89172651
  • Gamya 021-77186200
  • Putra 021-7781425
  • Express 021-771826190, 0251-816261
  • Kosti Jaya 021-77152619
  • Koperasi Taxi 021-77182651, 0251-8162510

Rakit

Rakit atau getek melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam.

Rakit atau getek di Kecamatan Jatiasih, adanya di Sungai Cikeas.

Peristiwa yang sering terjadi

Yang cukup signifikan juga pada tanggal 11 Juni 2015 akibat hujan turun yang cukup deras, 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 30 menit, lalu lintas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta seksi Hankam - Cikunir dan jalan raya di Jatiasih macet, lalu lintas barang via truk terganggu dan mengakibatkan kecelakaan yang cukup hebat, yakni Truk tronton bermuatan 12,5 ton beras Rojolele asli Cianjur bernopol B 9161 UEU terguling ke pesawahan sejauh 400 m akibat jalan tol arah ke Cikunir yang licin dan mengakibatkan 22 warga Jatimekar dan 3 penumpang truk tewas seketika serta sopir melarikan diri.

Lihat pula

Daftar referensi

  1. ^ "Data IMF tahun 1997". IMF. 2006-04-10. Diakses tanggal 2014-07-18. 
  2. ^ "Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995". Merdeka. 2013-12-09. Diakses tanggal 2014-02-14. 
  3. ^ a b "Telusuri jalur kereta api mati di Jatiasih". Semboyan35. 2010-01-09. Diakses tanggal 2011-02-10. 
  4. ^ "Menelusuri jalur mati Jatiasih-Jonggol". Danudirta Blog. 2009-04-14. Diakses tanggal 2011-05-15. 
  5. ^ "Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995". Merdeka. 2013-12-09. Diakses tanggal 2014-02-14. 
  6. ^ "data BPS tahun 2004". BPS Kota Bekasi. 2007-05-18. Diakses tanggal 2011-07-05. 

Templat:Kecamatan yang dilanda Krisis ekonomi 1997