Perlintasan sebidang

Persimpangan antara jalur kendaraan dan jalur kereta api

Perlintasan sebidang, perlintasan kereta api, silang datar, atau jalur perlintasan langsung (JPL) adalah perpotongan antara jalan rel kereta api dengan jalan raya, jalan setapak, atau landasan pacu bandara, yang berada pada satu bidang datar.[1] Hal ini berbeda dengan perlintasan tidak sebidang yang berupa jalan layang atau terowongan (underpass). Istilah ini juga berlaku ketika jalur kereta api ringan dengan ruang milik jalan khusus berpotongan dengan jalan raya.

Perlintasan kereta api sebidang berpintu di Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia
Rambu perlintasan sebidang kebanyakan berbentuk saltire (salib silang) untuk memperingatkan pengguna jalan bahwa terdapat perpotongan jalan raya dengan rel. Rambu ini dipasang pada di perlintasan sebidang di Slovenia .

Perlintasan sebidang umumnya tidak dijumpai pada jaringan jalur kereta kecepatan tinggi[2] dan hampir tidak ada dalam operasi kereta kecepatan tinggi di Eropa.[3]

Sejarah

sunting

Awalnya perlintasan sebidang dapat bervariasi menurut lokasi, tetapi biasanya dijaga oleh petugas jaga lintasan (PJL) yang siaga di gardu jaga yang nantinya akan keluar dan mengibarkan bendera atau lentera saat kereta api mendekat untuk menghentikan semua lalu lintas jalan raya untuk memastikan kereta api aman melintas. Pekerjaan ini termasuk berisiko tinggi karena kereta api tidak bisa mengerem pada jarak pendek. Mereka bertanggung jawab atas keselamatan pengguna jalan, anak-anak, hewan peliharaan, dan ternak dari temperan.[4] Perlintasan dengan gerbang atau palang kini semakin banyak digunakan, karena palang akan melindungi rel dari orang dan hewan ternak yang menerobos, dan melindungi pengguna penyeberangan saat ditutup oleh PJL. Pada kuartal kedua abad ke-20[butuh rujukan]palang pintu manual atau elektrik mulai diperkenalkan, dimaksudkan untuk menjadi penghalang yang lengkap terhadap masuknya lalu lintas kendaraan apa pun ke rel saat kereta api akan melintas. Perlintasan otomatis sekarang sudah umum di beberapa negara karena kendaraan bermotor menggantikan kereta kuda dan kebutuhan akan perlindungan hewan berkurang seiring waktu. Perlintasan berpalang, setengah berpalang, atau tanpa palang menggantikan penyeberangan dengan gerbang, meskipun perlintasan jenis lama masih dapat ditemukan di beberapa tempat. Di daerah pedesaan dengan lalu lintas yang sepi, jenis perlintasan sebidang yang paling murah untuk dioperasikan adalah perlintasan tanpa dijaga atau berupa gerbang sederhana yang dijaga, atau hanya memasang rambu peringatan. Jenis ini umum di Amerika Utara dan di banyak negara berkembang.

Beberapa peraturan internasional telah membantu mengharmoniskan kelengkapan perlintasan sebidang. Konvensi Wina 1968 (bab 3, pasal 23b) menyatakan bahwa perlintasan sebidang:

  • "harus dilengkapi satu atau dua lampu merah berkedip untuk mengisyaratkan kendaraan harus berhenti; jika berwarna kuning kendaraan dapat berjalan hati-hati".[5]
  • Pasal 27 mengharapkan perlunya markah jalan batas berhenti di perlintasan sebidang.
  • Pasal 33, 34, 35, dan 36 spesifik untuk perlintasan sebidang, karena perlintasan sebidang dikenal sebagai tempat yang berbahaya.
  • Pasal 35 menunjukkan bahwa rambu silang harus ada ketika tidak ada penghalang atau lampu.

Hal ini telah banyak dilaksanakan di banyak negara, meski negara tersebut belum menjadi penanda tangan Konvensi Wina.

Keselamatan

sunting
 
Perlintasan sebidang berpintu di dekat Stasiun Tugu, Yogyakarta

Massa kereta api sangatlah besar, dan dengan demikian jarak pengeremannya lebih jauh daripada kendaraan jalan. Kereta api tidak dapat berhenti di perlintasan sehingga mengharapkan semua kendaraan, pejalan kaki, dan hewan agar menyingkir dari rel. Beberapa kecelakaan telah terjadi karena truk besar yang sangat berat tidak dapat menyingkir segera saat kereta api akan melintas, misalnya kecelakaan kereta api Dalfsen dan kecelakaan kereta api Hixon. Di Hixon, polisi yang mengawal tidak menerima cukup pelatihan dalam melaksanakan tugasnya.

Perlintasan kereta api merupakan masalah keselamatan yang signifikan secara internasional. Rata-rata kurang lebih 400 orang di Uni Eropa[6] dan lebih dari 300 orang di Amerika Serikat[7] meninggal dunia akibat kecelakaan perlintasan kereta api. Kereta api mungkin menabrak (tertemper) orang atau kendaraan; dan tabrakan dengan pejalan kaki lebih mematikan.[8] Pejalan kaki yang dianggap berisiko tinggi tertabrak kereta api adalah orang muda (usia 5–19 tahun), orang tua (usia 60 tahun ke atas), dan laki-laki.[9] Pada beberapa jalur KA komuter, sebagian besar kereta dapat berjalan lambat hingga berhenti di stasiun, sedangkan beberapa KA ekspres atau KA barang melintas langsung tanpa berhenti.

Sistem peringatan bagi pengguna jalan di perlintasan sebidang dapat bersifat "pasif", berupa rambu-rambu atau papan tanda, ataupun "aktif", yang berupa perangkat peringatan otomatis seperti lampu kedip, ceramah peringatan, dan palang.[6] Pada abad ke-19 dan banyak pada abad ke-20, rambu berupa teks semacam "Berhenti! Tengok kiri dan kanan sebelum melintasi rel", atau kata-kata yang serupa, menjadi rambu perlindungan yang umum di perlintasan sebidang. Saat ini, peralatan pengaman aktif sudah tersedia secara luas, dan jumlah tabrakan di perlintasan sebidang dengan sistem aktif dapat ditekan.[10] Sistem sensor kadang dapat dipasang untuk memastikan apakah perlintasan sebidang bebas dari halangan apa pun saat kereta api mendekat. Hal ini meningkatkan keselamatan karena tidak perlu menurunkan palang saat kendaraan atau pejalan kaki masih terjebak atau berada di rel, serta memberi sinyal kepada KA untuk segera menurunkan kecepatan. Namun, alat ini tidak menjamin kendaraan/pejalan kaki menyingkir ketika sudah terlambat bagi lokomotif untuk memperlambat lajunya, walaupun sedikit.[11]

Karena meningkatnya lalu lintas baik jalan raya maupun kereta api, perlintasan sebidang semakin banyak yang ditutup. Hingga 2024, Melbourne akan menutup 110 perlintasan sebidang pada tahun 2030 dan (karena dekatnya beberapa stasiun) membangun ulang 51 stasiun.

Di stasiun kereta api, penyeberangan pejalan kaki disediakan untuk memungkinkan penumpang mencapai peron lain jika tidak ada underpass atau skybridge, atau untuk akses bagi penyandang disabilitas. Bila sistem rel ketiga memiliki perlintasan sebidang, terdapat celah pada rel ketiga di atas perlintasan sebidang, tetapi hal ini tidak serta-merta memutus aliran listrik ke KRL karena KRL tersebut mungkin memiliki lebih dari satu alat penangkap arus pada rangkaian keretanya.

Penggunaan lampu lalu lintas

sunting

Persimpangan dengan lampu lalu lintas yang bersebelahan dengan perlintasan sebidang biasanya dilengkapi dengan fitur pengaman lampu lalu lintas.[12] Di Amerika Serikat, kereta api yang mendekat akan mengaktifkan pembentukan rute yang, sebelum lampu lalu lintas dan palang aktif, semua aspek lampu lalu lintas akan berubah menjadi merah, kecuali lampu di pihak perlintasan sebidang, yang dapat berubah menjadi hijau (atau kuning berkedip) untuk memberi jalan bagi lalu lintas yang menyeberangi rel. Dalam beberapa kasus, ada lampu tambahan sebelum perlintasan yang akan berubah menjadi merah, untuk mencegah lalu lintas kendaraan menyeberang rel. Hal ini juga dapat berperan sebagai tambahan lampu kedip pada palang perlintasan. Begitu waktu sudah dirasa cukup untuk memastikan bahwa perlintasan KA sudah aman, lampu palang berkedip dan palang dapat diturunkan, atau mungkin ditunda hingga lampu lalu lintas berubah merah.

Pengoperasian lampu lalu lintas, saat terdapat kereta api yang melintas, dapat berbeda di tiap kota. Ada beberapa kemungkinan pengaturan:

  1. Semua arah akan berkedip merah, mengubah persimpangan menjadi berhenti total seluruhnya
  2. Saat kereta api melintas, lalu lintas yang sejajar dengan rel kereta api akan menyala lampu kuning berkedip, sedangkan arah yang berpotongan dengan rel akan menyala lampu merah berkedip.
  3. Saat kereta api melintas, lalu lintas yang sejajar dengan rel akan mendapat lampu hijau, sedangkan arah berpotongan dengan rel mendapat lampu merah.
  4. Lampu lalu lintas dapat beroperasi normal, hanya arah yang terhalang akan berubah menjadi merah saat kereta api lewat.

Kamera

sunting

Di Prancis, kamera telah dipasang di beberapa perlintasan sebidang untuk memperoleh gambar untuk meningkatkan pemahaman pada suatu insiden ketika penyelidikan teknis dilaksanakan.[13]

Di Inggris, kamera telah dipasang di beberapa perlintasan sebidang.[14][15]

Di Australia Selatan, kamera telah dipasang di beberapa perlintasan sebidang untuk memantau pelanggaran lalu lintas.[16]

Perlintasan landasan pacu

sunting
Perlintasan jalan A970 di atas landasan pacu Bandara Sumburgh di Shetland. Palang akan menutup saat pesawat mendarat atau lepas landas.
 
Rambu lalu lintas Prancis yang memperingatkan pergerakan pesawat di atas atau dekat tanah, yang kemudian diubah desainnya pada tahun 1977 sehubungan dengan ratifikasi konvensi Wina.

Landasan pacu pesawat terkadang berpotongan dengan jalan raya atau rel, dan memerlukan perangkat sinyal untuk mencegah tabrakan.

Australia

sunting
  • Bandara Sydney memiliki landasan pacu yang berpotongan dengan jalur kereta api, terutama setelah landasan tersebut diperpanjang. Jalur kereta api Port Botany kemudian ditrase ulang bulan Maret 1960 sehubungan dengan pembebasan lahan bagi hanggar Qantas baru dengan tikungan tajam untuk menghindari landasan pacu.[17][18] Pada tanggal 18 Juni 1950, pesawat Douglas DC-3 yang beroperasi untuk Ansett Australia menemper KA barang di perlintasan sebidang tersebut.[19] Kecelakaan tersebut menyebabkan beberapa gerbong anjlok, pesawat rusak parah, dan mengakibatkan satu orang awak pesawat mengalami luka ringan.[20]
  • Bandara Burnie memiliki perlintasan sebidang yang melintasi landasan pacu nomor 05/23. Perlintasan ini dibangun di atas jalur kereta api saat lapangan terbang dibangun, dan telah dinonaktifkan sejak ditutupnya jalur kereta api dan landasan pacu 05/23.[21]

Gibraltar

sunting
 
Perpotongan di Gibraltar

Winston Churchill Avenue di Gibraltar, berpotongan sebidang dengan landasan pacu Bandara Internasional Gibraltar; barikade akan menutup saat pesawat mendarat atau lepas landas.

Pada Maret 2023, terowongan di bawah landasan pacu dibuka untuk lalu lintas umum, dan perlintasan sebidang direncanakan hanya untuk pejalan kaki, pesepeda, dan skuter listrik.[22]

Madagaskar

sunting
 
Kereta api melintasi landasan pacu di Manakara, Madagaskar.

Jalur kereta api Fianarantsoa-Côte Est memotong landasan pacu di Bandara Manakara. Ini adalah salah satu dari sedikit bandara di dunia yang landasan pacunya berpotongan dengan jalur kereta api dan masih aktif.

Selandia Baru

sunting

Perlintasan sebidang dekat Gisborne, memperlihatkan jalur kereta Palmerston North-Gisborne memotong salah satu landasan pacu Bandara Gisborne. Pesawat yang mendarat di landasan pacu 14L/32R sepanjang 1.310 meter diberi isyarat dua lampu merah yang berkedip di kedua sisi landasan pacu dan garis horizontal lampu merah yang turut berkedip untuk menandakan landasan pacu belum boleh dilalui, dan hanya boleh mendarat di bagian landasan pacu yang memiliki panjang maksimum 866 meter (2.841 ft) di utara jalur kereta api. Saat landasan pacu dibuka, garis vertikal lampu hijau akan memberi isyarat ke pesawat bahwa pesawat aman mendarat, dan sinyal kereta api di kedua sisi landasan menunjukkan kereta api harus berhenti.[23][24]

Nikaragua

sunting

Landasan pacu Bandara Ometepe memotong jalan raya NIC-64.

Filipina

sunting

Pada bulan Februari 2023, terdapat satu perpotongan jalan-landasan pacu di Bandara Catarman, Samar Utara.[25]

Swedia

sunting

Jalur kereta api Visby Lärbro antara Visby dan Lärbro memotong landasan pacu Bandara Visby antara tahun 1956 dan 1960.[26]

Dua jalan raya memotong landasan pacu di Pangkalan Udara Meiringen. Palang yang dioperasikan secara elektrik menutup saat pesawat mendarat atau lepas landas.[27]

Britania Raya

sunting
  • Irlandia Utara: Terdapat landasan pacu yang melintasi jalur kereta api Belfast–Derry. Landasan pacu dihubungkan dengan pesawat blok kereta api konvensional ke menara kontrol.
  • Skotlandia: Perpotongan jalan A970 terhadap landasan pacu Bandara Sumburgh di Shetland.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ VicRoads (2014-08-26). "Trains & level crossings". VicRoads (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-12. 
  2. ^ JAMES J. ROZEK; JOHN A. HARRISON (1998). "Grade Crossing Safety and Economic Issues in Planning for High-Speed Rail Systems" (PDF). Transportation Research Record (1177): 47. Diakses tanggal 2 April 2024. Highway grade crossings are generally incompatible with HSR operation 
  3. ^ "EUROPE'S APPROACH TO RAIL CROSSING SAFETY". ITE Journal. Institute of Transportation Engineers. 68 (2): 18. 1998. ISSN 0162-8178. Diakses tanggal 2 April 2024. with the exception of a few grade crossings in Italy, all high-speed rail crossings are grade separated 
  4. ^ Wojtczak, Helena (2019-05-06). "Female gatekeepers killed by trains 1846-1906". Railway Work, Life & Death (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-04-29. 
  5. ^ "RS 0.741.20 Convention du 8 novembre 1968 sur la signalisation routière (avec annexes)" [RS 0.741.20: Convention of 8 November 1968 on the road signals (with appendices)]. Swiss Federal Government Portal (dalam bahasa Prancis) (edisi ke-11 December 1992). Vienna. 29 December 2016 [1968]. Diakses tanggal 2019-01-22. Un feu rouge clignotant; ou deux feux rouges, clignotant alternativement, dont l'un apparaît quand l'autre s'éteint, montés sur le même support à la même hauteur et orientés dans la même direction signifient que les véhicules ne doivent pas franchir la ligne d'arrêt ou, s'il n'y a pas de ligne d'arrêt, l'aplomb du signal; ces feux ne peuvent être employés qu'aux passages à niveau [et dans certaines autres circonstances]...un feu jaune clignotant ou deux feux jaunes clignotant alternativement signifient que les conducteurs peuvent passer, mais avec une prudence particulière. 
  6. ^ a b Cirovic, G.; Pamucar, D. (2012). "Decision support model for prioritizing railway level crossings for safety improvements: Application of the adaptive neuro-fuzzy system". Expert Systems with Applications. 40 (6): 2208–2223. doi:10.1016/j.eswa.2012.10.041.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Cirovic" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  7. ^ Mok, Shannon C; Savage, Ian (1 August 2005). "Why Has Safety Improved at Rail-Highway Grade Crossings?" (PDF). Risk Analysis. 25 (4): 867–881. Bibcode:2005RiskA..25..867M. doi:10.1111/j.1539-6924.2005.00642.x. PMID 16268935. 
  8. ^ Level crossing accident fatalities (Laporan). Australian Transport Safety Bureau. 2004. 
  9. ^ Lloyd's Register Rail (2007). "Study of pedestrian behaviour at public railway crossings". Public Transport Safety Victoria. 
  10. ^ Federal Railroad Administration (2006). "Railroad safety statistics: 2005 annual report". Federal Railroad Administration, Washington D.C. 
  11. ^ "Honeywell Radar Scanner, Advantages & Benefits" (PDF). Honeywell Regelsysteme GmbH. 11 May 2012. Diakses tanggal 1 September 2013. 
  12. ^ Section 4D.13 and Section 8D.07 of the Manual on Uniform Traffic Control Devices
  13. ^ rapport d'enquête technique sur la collision entre un train Transilien et un véhicule léger survenue le 15 septembre 2019 sur le passage à niveau n° 8 à Roissy-en-Brie (77)
  14. ^ "Cameras installed at level crossing to catch motorists breaking the law". Global Railway Review (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-06. 
  15. ^ "Level crossings - everything you need to know | RAC Drive". www.rac.co.uk. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  16. ^ "2011–12 budget papers: Transport, Energy and Infrastructure: Targets 2011−12" (PDF). South Australian Government. hlm. 112. Diakses tanggal 9 October 2022. 
  17. ^ New Track Diversion Permits Airport Expansion Railway Transportation May 1960 page 30
  18. ^ The Airport Diversion of the Botany line Australian Railway Historical Society Bulletin issue 274 August 1960 page 121
  19. ^ The Airport Diversion of the Botany line Australian Railway Historical Society Bulletin issue 274 August 1960 page 121
  20. ^ Collision at Airport, all Factors Probed Canberra Times 20 June 1950 page 2
  21. ^ "Wynyard Airport Railway Crossing". Airways Museum. 
  22. ^ "Airport Tunnel will open at one minute past midnight on Friday morning". 
  23. ^ "Gisborne (NZGS) aerodrome diagram" (PDF). Civil Aviation Authority of New Zealand. 24 September 2009. Diakses tanggal 4 January 2010. 
  24. ^ "Gisborne (NZGS) Operational Signal Lights" (PDF). Civil Aviation Authority of New Zealand. 4 September 2003. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 22 May 2010. Diakses tanggal 4 January 2010. 
  25. ^ Meniano, Sarwell (February 15, 2023). "CAAP mulls relocation of Northern Samar Airport". Philippine News Agency. Diakses tanggal January 23, 2024. 
  26. ^ "Driftplatser som ingår i bandel 660". Diakses tanggal 19 April 2017. 
  27. ^ Walker, John (25 April 2023). "The Military Airfield with Two Public Roads Crossing the Runway". scanalyst.fourmilab.ch. 24 January 2024. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting