Hizbullah

grup Islamis Syiah militan jihadis Salafi
Revisi sejak 6 Juni 2016 08.42 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Hizbullah (bahasa Arab: ‮حزب الله‬ Hezbollah, bahasa Indonesia: "Partai Allah / Partai Tuhan") adalah organisasi Politik dan Paramiliter dari kelompok Islam Syiah didirikan pada tahun 1982 yang berbasis di Libanon.[1] mempunyai pengaruh besar dalam politik Libanon dengan memberikan pelayanan sosial, mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, membuka daerah pertanian serta perlayanan lainnya untuk ribuan warga Shia'a Libanon [2] dan dianggap sebagai cermin gerakan perlawanan di bagian besar dunia Arab dan Muslim dunia.[1] Namun, kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia.[3][4][5][6]

Hizbullah
Ketua umumHassan Nasrallah
Dibentuk1982–1985 (resmi)
IdeologiShia Islamisme
Anti-Zionisme
AgamaShia Islam
WarnaKuning, Hijau
Parlemen Lebanon
12 / 128
Kabinet Lebanon
2 / 30
Situs web
Lihat Daftar situs resmi.

Organisasi

 
Bagan Organisasi Hezbollah oleh Ahmad Nizar Hamzeh.

Pada awalnya para pemimpin Hizbullah mengatakan bahwa gerakan ini bukanlah sebagai sebuah organisasi, oleh karena itu tidak mempunyai kartu anggota, hiraki kepemimpinan [7] dan struktur organisasi [8] yang jelas

Organ propaganda

Hisbullah mempunyai majalah mingguan Kabdat Alla serta penyiaran satelit, radio Al Nour dan televisi Al-Manar yang pernah melakukan penyiarkan 29 bagian episode mengenai konspirasi Yahudi di seluruh dunia dengan judul Al-Shatat yang diklaim oleh sementara pihak sebagai alat agitasi dan propaganda yang bersifat menyebarkan Antisemitisme [9][10] [11] dan 3 bulan kemudian setelah penyiaran Al-Shafat sebuah lembaga Jerman bernama Friedrich Ebert Stiftung (FES) pusat pemikir yang dekat dengan Partai Sosial Demokrat Jerman (German Social Democratic Party - SPD) bersama-sama dengan Hizbullah "research department" membuat konferensi bersama di Beirut dengan tema "The Islamic World and Europe: From Dialogue to Agreement" [12][13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Jamail, Dahr (2006-07-20). "Hezbollah's transformation". Asia Times. Diakses tanggal 2009-02-07. 
  2. ^ "Hezbollah (a.k.a. Hizbollah, Hizbu'llah)". Council on Foreign Relations. 2008-09-13. Diakses tanggal 2009-02-07. 
  3. ^ British Home office official listing of Proscribed terrorist groups
  4. ^ "UK ban on Hezbollah military arm". BBC News. 2008-02-07. Diakses tanggal 2009-02-07. 
  5. ^ Australian National Security Listing
  6. ^ arabmediawatch.com
  7. ^ al-Nahar al-Arabi walduwali, 10-16 June 1985; and La Revue du Liban, 27 July-3 August 1985. quoted in Ranstorp, Hizb'allah in Lebanon, (1997), p.41
  8. ^ Ranstorp, Hizb'allah in Lebanon, (1997), p. 64
  9. ^ Lihat: Avi Jorisch, "Al-Manar: Hizbollah TV," Middle East Quarterly, Winter 2004. lihat pula Lisbeth Rausing, "Frequenzen des Hasses. Wie die Hisbollah ihre Mordpropaganda nach Europe trdgt," Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ), Vol. 13, March 2004 (German).
  10. ^ "In the Israeli-occupied territories," declared the most prominent of the German participants, Christoph Zv bel, "force is used on a daily basis," as a result of which Hizbollah also thinks in terms of "changing the situation through the use of force." See "Die Hisbollah ist eine Kraft unter vielen," interview with Christoph Zv bel in JungleWorld, 25 February 2004 (German). On the relationship between Islamic anti-Semitism and Israeli policy, see Matthias K|ntzel, "The Roots of Delusion," on the website: http://www.matthiaskuentzel.de.
  11. ^ Leon Poliakov, Vom Antizionismus zum Anti-Semitismus (Freiburg: ca ira- Verlag, 1992), p. 104 (German).
  12. ^ Along with the FES and the Hizbollah Consultative Centre for Studies and Documentation, the Deutsche Orient-Institut Beirut and the University of Birminham's Centre for the Study of Islam were also involved in organizing the conference, held on 17-19 February 2004. See the FES's press release of 23 February 2004.
  13. ^ Among the participants in the conference were Social Democratic MP Christoph Zv pel (between 1999 and 2002 a minister of state in the Foreign Office and currently spokesperson for the SPD's Middle East Dialogue Parliamentary Group), Michael L|ders and Helga Baumgarten (Middle East experts), Volker Perthes (from the Stiftung Wissenschaft und Politik think tank), AndrdGdrber (Friedrich-Ebert-Stiftung), Manfred Kropp (Deutsches Orient- Institut Beirut), and Friedemann B|ttner (FU Berlin).

Pranala luar