Elvyn G. Masassya

Revisi sejak 8 Juni 2016 17.07 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika)

Elvyn G. Masassya (lahir 18 Juni 1967) adalah seorang pengamat dan praktisi perbankan dan pasar keuangan, penyanyi jazz, penulis lagu, dan produser rekaman berkebangsaan Indonesia. Sejak 22 April 2016, Elvyn G. Masassya ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) dalam rapat umum pemegang saham, yaitu melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-82/MBU/04/2016 tertanggal 22 April 2016[1]. Sebelumnya, Elvyn terkenal sebagai Dirut PT Jamsostek (2012-2014) yang memimpin saat sedang terjadi transformasi menuju BPJS Ketenagakerjaan yang dimana Elvyn menjadi Dirut pertamanya (2014-2015).

Elvyn G. Masassya
Berkas:Elvyn G. Masassya.jpg
Informasi latar belakang
Genrejazz, pop, pop religi, kontemporer dewasa, pop progresif, rock
Pekerjaanpenyanyi, penulis lagu, produser rekaman, musisi, komposer, direktur bank, direktur BUMN, direktur PT Jamsostek, pengamat ekonomi
Instrumenvokal, piano
Tahun aktif2005 – sekarang
LabelArco Records
DGS Studio
Re-Feel Music
Omega Pacific

Karier

Kehidupan Pribadi

Lahir di Medan, dari ayah berasal Aceh dan ibu berdarah campuran, masa kecilnya dihabiskan di antara desa dan kota. Elvyn adalah anak kedua dari empat bersaudara. Setelah tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah desa di Aceh, ia kemudian berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai pegawai negeri.

Sejak kecil, Elvyn menyukai musik. Ikut berlatih di suatu lembaga pendidikan musik selama di SMP, di SMA ia menjadi pemain keyboard pada band yang didirikannya -- sampai ikut festival segala dan menjadi juara. (Kini, ia punya studio musik di rumahnya.) Tetapi ayahnya, yang merupakan orang eksakta, tidak setuju ia meneruskan karier musiknya. Meskipun orangtuanya tidak mengharuskan Elvyn menjadi apa, "Tapi ayah saya bilang saya jangan jadi pemusik" Padahal setelah SMA ia bercita-cita masuk ke sekolah musik di Yogja. "Boleh kamu masuk sekolah musik, tapi bayar sendiri," tambah sang ayah.

Pernah bercita-cita menjadi insinyur, Elvyn melamar di ITB, tapi tidak diterima. Ia kemudian mendengar cerita pamannya tentang kehebatan ekonom ternama Prof. Soemitro Djojohadikusumo. Ia pun menaruh kekagumam, "Wah, ekonom ini dahsyat banget." Inilah yang membawanya belajar ekonomi di Universitas Jayabaya, Jakarta. Dari sini, ia kemudian meneruskan ke Institut Bankir Indonesia (IBI), juga di Jakarta, dan seterusnya mengambil S2 (master) di Filipina. "Terakhir saya ke ITB untuk pasca sarjananya. Ya, akhirnya cita-cita saya kesampaian juga untuk masuk ke situ (ITB), untuk mengambil magister keuangan," katanya, tertawa.

Menikah dengan Riana Lusinta (1994), ia dikaruniai satu anak lelaki bernama Rengga. Meskipun orangtuanya bersikap keras padanya, Elvyn ingin bersikap "membebaskan" dalam mendidik anaknya. "Saya mencoba mendidik dia dengan memberi tantangan-tantangan. Anak sekarang kan berbeda dengan zamannya saya dulu," kata lelaki penggemar traveling ini.

Pria yang suka membaca buku-buku sastra dan filsafat ini memiliki motto "Mengalir Saja" seperti yang ia lihat pada kehidupan ini. Elvyn pengagum aktor Al Pacino dan penggemar grup jazz Micheal Frank dan Chick Corea.[2]

Awal Karier

Sejak masih mahasiswa Jayabaya, sudah biasa menulis. Keterampilan ini kian terasah, setelah di IBI, saat ia mulai terfokus ke bidang perbankan. Baru menjalani kuliah dua tahun, ia sempat bekerja di salah satu bank swasta, lalu beralih ke sebuah lembaga keuangan milik asing (Korea Selatan) untuk menjadi analis kredit. Namun Elvyn berpikir, "Kalau saya terus kerja di sini dengan bos saya orang Korea, bagaimana saya bisa berkarier?" Lalu, setelah menerima gaji pertamanya, ia tak pernah masuk kantor lagi.

Ia pun bergiat menjadi menulis. Tapi pacarnya mengingatkan, "Kamu mau hidup dari menulis terus?" Karena pada 1989-1990 itu, honor penulis masih rendah sekali. Setelah menyelesaikan sekolahnya, lelaki workaholick ini akhirnya melamar pekerjaan ke berbagai bank dan di diterima di lima bank sekaligus. Memilih salah satu di antaranya, ia memantapkan dirinya tekadnya sebagai analis perbankan.

Dia melakukan analisa terhadap perbankan, apa yang terjadi di dunia perbankan, dan bagaimana kondisinya. Hasil analisa ini bisa menjadi masukan bagi perusahaan maupun umum. Tanggung jawab publik yang diembannya membuat Elvyn tertarik. Menurutnya, perbankan adalah lokomotif perekonomian, yang sangat vital dan strategis. Sayangnya, pembenahan perbankan di Indonesia hanya secara "gunting tempel" -- tidak membenahi fondasinya. "Menurut saya, perbankan sekarang minim dalam tiga hal. Minim dalam sumber daya kompeten, minim dalam sumber daya yang berpengalaman, dan minim dalam sumber daya manusia," katanya.Itu terjadi karena dahulu lahirnya perbankan terlalu mudah, tidak melalui seleksi yang alamiah. Elvyn melihat bahwa dalam membenahi perbankan, pemerintah pasca-Soeharto sampai Kabinet Megawati Soekarno Putri tidak memiliki konsep. Akibatnya, pembenahan perbankan tidak beres-beres juga. Yang dilakukan pemerintah sekarang dinilainya tidak adil, yang seharusnya masuk kubur tapi justru dibantu. Yang diperlukan sekarang adalah radical treatment, jangan dibiarkan lagi ada kanker pada satu tubuh bank mana pun. "Potong tangannya. Jangan memberi kesempatan kepada bankir-bankir nakal." [3]

Pada awal tahun 2000-an, posisi Elvyn memang masih manajer sebuah bank BUMN. Namun, kala itu namanya sudah dikenal banyak orang berkat tulisan kolom keuangannya di beberapa media massa nasional. Mungkin sejak itu, kalangan pemilik perusahaan telah meliriknya sebagai eksekutif potensial untuk menduduki jajaran eksekutif puncak.[4]

Karier Korporasi

Prestasi Elvyn memang "moncer" di dunia korporasi. Ia dikenal piawai memoles perusahaan keluar dari krisis bahkan kemudian melaju pesat. Hal itu dapat dilihat dari tiga perusahaan yang pernah ditanganinya sebelum bergabung di Jamsostek, semuanya berhasil ia ‘poles’ sehingga mampu keluar dari kesulitan bahkan maju dan tumbuh dengan pesat.[5]

Saat diserahi tugas memimpin Bank Permata, misalnya, kondisi bank hasil merger lima bank itu dalam keadaan bermasalah. Elvyn kemudian melakukan perubahan menyeluruh di semua lini. Hasilnya lebih kurang empat tahun ia di sana, Bank Permata tumbuh menjadi salah satu bank yang cukup dominan di Indonesia.

Hal yang sama dilakukannya saat dipercaya berkarier di PT Petrochemical Industries. Perusahaan yang juga tengah dirundung masalah itu mampu dibawanya melewati masa-masa kritis. Begitu pula saat ditunjuk menjadi Direktur Investasi Jamsostek. Saat itu, perusahaan tersebut dalam kondisi rugi. Kurang lebih 3,5 tahun Elvyn di posisi tersebut, dengan kerja keras bersama seluruh jajarannya, asset perusahaan tumbuh lebih dari 100%. Ketika ia ditugaskan, asset investasinya masih di angka Rp 60 triliun. Sekarang asetnya mencapai Rp130 triliun. Kemudian investasi dari potensi rugi saat itu, sekarang ini terus meningkat. Pada November 2012, dana investasi Jamsostek sudah mencapai Rp130 triliun.[6][7]

Setelah menjadi CEO di BUMN Jamsostek tersebut, Elvyn kembali melakukan beberapa langkah inovasi dengan mengubah budaya kerja dengan menanamkan satu etos kerja yg disebut TOPAS. TOPAS adalah kependekan dari "Teamwork, Open mind, Passion, Action dan Sense". Elvyn juga juga memperbaiki proses bisnis dengan berorientasikan kepentingan peserta sebagai pelanggan. Pencapaian positif yang diperoleh pada setiap perusahaan yang dipimpinnya, tak lepas dari filosofi yg dianut Elvyn dalam bekerja. Dimanapun ia berkarier dan bekerja harus menjadi seseorang yang memberi manfaat dan memberi nilai (value) pada orang lain. Filosofi ini dijalaninya sejak 15 tahun lalu, yakni "Bagaimana memberi arti kepada yang orang di sekelilingnya".[8]

Lebih lanjut Elvyn mengatakan tantangan dunia korporasi nasional adalah integritas dan inovasi. "Bagaimana meningkatkan integritas yang menjadi pegangan bagi semua unsur dalam perusahaan dan dirasakan oleh mitra kerjanya," kata elvyn. Kedua, meningkatkan kreatifitas untuk berinovasi, bukan melakukan pengulangan terhadap hal yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, imbuhnya. Sebagai CEO Jamsostek, Elvyn punya obsesi seluruh rakyat Indonesia mendapatkan jaminan sosial dan terpenuhinya kesejahteraan dasar melalui program Jamsostek.[9]

Untuk mewujudkan rencana-rencananya, Elvyn membaginya dalam tiga fase. Fase pertama di tahun 2012 merupakan fase rekonsolidasi. Artinya, ia akan mendiagnosis semua permasalahan internal dan eksternal, mengetahui kelemahan dan kekuatan manajemen. Setelah itu, fase kedua, ia akan membangun infratruktur pada 2013. Lalu, pada fase ketiga, yakni pada 2014 ketika Jamsostek menjadi Badan Hukum Publik, ia menargetkan sudah menyiapkan perangkatnya dan mulai tinggal landas menjadi BPJS pada 2015.[10] Sesuai dengan UU BPJS pun, Jamsostek resmi bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan tanggal 1 Januari 2014 dan mulai aktif beroperasi pada 1 Juli 2015.

Terdapat tantangan terbesar dirinya selama bekerja di BPJS. Menurutnya, butuh upaya yang luar biasa untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa jaminan sosial merupakan sebuah kebutuhan. "Tentu dibutuhkan upaya yang luar biasa dari berbagai pihak dan sosialisasi terus menerus," kata Elvyn. Saat ini, Elvyn mengatakan, sebagian masyarakat hanya beranggapan bahwa keikutsertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan merupakan sebuah kewajiban. Padahal, sebenarnya banyak manfaat yang diperoleh pekerja jika ikut serta dalam program tersebut. "Sebagian masyarakat ini belum beranggapan ini kebutuhan. Masih berpikir soal ini kewajiban dalam Undang-Undang, bukan kebutuhan," kata dia.[11]

Pasca masa jabatan direksi BPJS Ketenagakerjaan habis pada 31 Desember 2015, Elvyn menjadi Plt. Dirut sampai ada Direksi definitif dan Dewan Pengawas yang terbentuk pasca reses DPR.[12] Elyvn akhirnya digantikan oleh Mantan Senior Vice President PT Bank CIMB Niaga Tbk. Agus Susanto pada akhir Februari 2016.[13]

Secara ringkas, diakhir tahun 2015, peserta di BPJS Ketenagakerjaan sudah berjumlah 19.275.000 orang pekerja. Hal ini lebih tinggi dari target 19,1 juta. BPJS juga berhasil mendapatkan iuran sebesar Rp35,9 Triliun, yang juga lebih tinggi dari target Rp34,3 T. Pada tahun 2015, BPJS menjalankan tugas untuk membayarkan jaminan kepada para pekerja, yang dimana total klaim sebesar Rp15,5 Triliun. Dana yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan saat itu sebesar Rp206 Triliun, dengan total aset sebesar Rp213 Triliun. Dari dana tersebut, tahun 2015, menghasilkan yield invetasi Rp17,6 Triliun. Di luar itu, secara kualitatif BPJS mulai masuk ke area properti, yaitu membangun 23 ribu rumah untuk pekerja yang tersebar di 9 daerah, bekerjasama dengan berbagai developer karena BPJS Ketenagakerjaan memberikan atensi untuk menyiapkan rumah bagi peserta.[14]

Elvyn berhasil membawa transformasi Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan. Meskipun masih banyaknya keluhan publik, selama menjabat baik Jamsostek dan BPJS, perusahaan tersebut banyak mendapat penghargaan.[15] Selain penghargaan dalam negeri, BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015 mendapat Recognition Award dari berbagai lembaga jaminan sosial dunia, dan juga meraih penghargaan transformation excellence dari Asosiasi Jaminan Sosial ASEAN atau ASSA (Asean Social Security Association). Hasil survei customer satisfaction index pada 2015 sebesar 90,2 meningkat dari periode sebelumnya 85. Ini menunjukkan visi BPJS Ketenagakerjaan sebagai bagian dari institusi kelas dunia.[14]

April 2016, Elvyn ditunjuk menjadi Dirut Pelindo II. Kehadiran Elvyn di Pelindo II ini menggantikan Richard Joost Lino. Kementerian BUMN mencopot Lino pada akhir 2015 menyusul keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan peralatan Quay Container Crane (QCC) tahun 2010.[16] Ketika namanya diumumkan sebagai pimpinan dari Indonesia Port Corporation (IPC), begitu nama BUMN pelabuhan itu kini disebut oleh publik, banyak pihak merasa terkejut. Karena nama Elvyn G. Masassya hampir tidak pernah muncul dalam berbagai prediksi yang beredar di komunitas kemaritiman nasional sebelum ia ditetapkan sebagai pemimpin puncak pada BUMN itu.[17] Elvyn G Masassya mengatakan, dirinya akan melakukan beberapa hal setelah menjabat selaku orang nomor satu di perusahaan pelabuhan pelat merah ini. Di antaranya, konsolidasi hingga pengembangan program. "Konsolidasi, review program yang sudah bagus dilanjutkan atau dikembangkan. Detail akan disampaikan setelah mulai bertugas," ujarnya. Semua persoalan yang ada terkait pelabuhan di Tanah Air juga dipelajari. "Senin (25/5/2016) besok mulai aktif. Permasalahan yang ada akan dipelajari," pungkasnya. Corporate Secretary Pelindo II, Banu Astrini mengatakan dengan pengangkatan direktur utama ini perseroan optimistis dapat terus menggiatkan berbagai program modernisasi pelabuhan eksisting maupun merealisasikan rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan baru di berbagai lokasi.[18]

Menjadi Musisi

Selain dikenal sebagai praktisi di pasar keuangan, Elvyn juga dikenal sebagai seorang penyanyi. Tak tanggung-tanggung, Elvyn pun sudah menelurkan beberapa album. Di luar kegiatan rutinnya, pria yang dikenal dengan EGM ini juga bermain musik dengan menggunakan piano dan gitar. Dia juga telah mengubah ratusan lagu bernuansa jazzy dan pop kreatif, di mana sebagian besar lagu-lagu di dalam album terdahulu merupakan karya cipta EGM. Sejumlah albumnya antara lain Kata Hati, Kolaborasi, Mawar Jingga, dan Titik Balik Ramadan, serta Sisi Lain.[19]

Album perdananya dirilis tahun 2005 berjudul Kata Hati. Di album itu ia berduet dengan penyanyi 90-an, Lisa A. Riyanto. Album ini adalah titik tolak dirilisnya album-album berikutnya, yang di dalamnya Elvyn mengeksplorasi berbagai jenis musik mulai dari jazz, Nu Jazz, jazz romantis, pop progresif, rock, lagu nasionalis bahkan juga pop religi Islami. Keseluruh album itu diaransemen berdasarkan idealisme Elvyn sendiri yang bekerja sama dengan beberapa musisi kenamaan Indonesia, seperti Dian Pramana Poetra, Zarro, Ika Ratih Poespa, Fariz RM, Bagoes AA, Jockie Suryoprayogo, Arie Ariyanto, Sam Bobo dan lain-lain. Berkat kedekatannya dengan para musisi senior di Indonesia tersebut, sebagian besar lagu-lagu EGM bernuansa pop kreatif dan Jazzy.

Minat Elvyn pun sangat besar terhadap aliran musik jazz, khususnya terhadap Chick Corea, Antonio Jobim, Dave Grusin, Bill Bruford, George Duke, Al Di Meola, Pat Metheny, dan Ivan Lins. Sebagai musisi idealis, sosok Elvyn memang terhitung sangat jarang muncul di layar kaca. Namun produktivitasnya di industri musik bisa dibilang mengungguli musisi-musisi mainstream, karena di era ini jarang ada musisi yang menelurkan belasan album dalam aneka genre musik dalam waktu 7 tahun seperti dirinya.

Pendidikan

Organisasi

  • Himpunan Mahasiswa Islam

Riwayat Karier

  • Komisaris PT Bank Bali (Mei−Oktober 2002),
  • Direktur PT Bank Permata Tbk (Oktober 2002–Oktober 2006),
  • Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (2006-Januari 2008),
  • Direktur PT Tuban Petrochemical Industries (Januari–Desember 2008),
  • Direktur Investasi PT Jamsostek (Desember 2008–Agustus 2012),
  • Commissioner Investment Director PT Marga Mandalasakti (Agustus 2011−April 2012),
  • Direktur Utama PT Jamsostek (Agustus 2012-Desember 2013) - Mulai 1 Januari 2014, Jamsostek bertransformasi jadi BPJS Ketenagakerjaan
  • Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (Januari 2014 - Desember 2015)

Penghargaan

  • 40 Eksekutif Indonesia Muda 2002
  • Indonesia Most Admired CEO 2013 (IMA CEO 2013)[20]
  • Penghargaan Khusus Kepada Direktur Utama PT.Jamsostek (Persero) Sebagai Direktur Utama yang Sukses Membangun Citra Korporasi dengan Kategori Perusahaan Tertutup dengan Kapital > Rp10T - Media Pekerja BUMN (BUMN Corporate Secretary Public Relation Award) 2013
  • The Amazing Stars, (Men's Obsession, 28 Januari 2013)The Best CEO With High Responsibility Of The Year 2013, (Business Review, 24 September 2013)
  • Inspiration Award, (Rakyat Merdeka Online, 20 Maret 2013)
  • The Most "Analytical" Insurance CEO 2013, (Indonesia Insurance Award, 18 Juli 2013)
  • Most Inspirational CEO (Men's Obsession, 15 Maret 2014)
  • Best CEO (Obsession Award 2015)
  • Nominasi Anugerah Musik Indonesia 2015 (Elvyn G Masassya feat Dany Java Jive - Selamanya) [21]

Diskografi

Album studio

  1. Kata Hati (berduet dengan Lisa A. Riyanto, 2005)
  2. Kolaborasi (berduet dengan Dian Pramana Poetra, 2007)
  3. Mawar Jingga (2008)
  4. Titik Balik Ramadhan (2008)
  5. Sisi Lain (2009)
  6. Jakarta Voice (album keroyokan bersama penyanyi lain, 2009)
  7. Lima Waktu (2009)
  8. Merah Putih (2009)
  9. Puisi Hati (2010)
  10. Di Mimpiku (2011)
  11. Asma-Mu (2011)
  12. Romansa (2012)
  13. Bismillah (2012)
  14. Gemuruh Hati (2015)
  1. ^ "Elvyn G Masassya jadi Dirut baru Pelindo II"
  2. ^ "Elvyn G Masassya: Apa dan Siapa"
  3. ^ "Elvyn G Masassya: Apa dan Siapa"
  4. ^ "Elvyn G Masassya sang Kolumnis yang jadi Komandan Baru Jamsostek"
  5. ^ "Elvyn G Masassya Sandang Gelar Best CEO"
  6. ^ "Elvyn G Masassya Sandang Gelar Best CEO"
  7. ^ "Elvyn G Masassya sang Kolumnis yang jadi Komandan Baru Jamsostek"
  8. ^ "Dirut Jamsostek terima penghargaan The Amazing Star"
  9. ^ "Dirut Jamsostek terima penghargaan The Amazing Star"
  10. ^ "Elvyn G Masassya sang Kolumnis yang jadi Komandan Baru Jamsostek"
  11. ^ "Dirut BPJS Ketenagakerjaan beberkan tugas tersulitnya"
  12. ^ "Masa Dirut BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Habis"
  13. ^ "Mantan Petinggi CIMB Niaga jadi Dirut BPJS Ketenagakerjaan"
  14. ^ a b "Dirut BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya"
  15. ^ "Penghargaan BPJS Ketenagakerjaan"
  16. ^ "Elvyn G Masassya gantikan RJ Lino sebagai Dirut Pelindo II"
  17. ^ "Mengintip Masa Depan Pelabuhan pada Dirut Pelindo"
  18. ^ "Mulai Aktif Besok, Dirut Pelindo II akan lakukan langkah ini"
  19. ^ "Elvyn G Masassya Penyanyi yang sukses jadi Dirut Jamsostek"
  20. ^ "29 bos didapuk jadi Indonesia Most Admired CEO 2013"
  21. ^ "AMI Awards"