Hartarto Sastrosoenarto

politisi Indonesia
Revisi sejak 8 Juni 2016 19.04 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier))

Ir. Hartarto Sastrosoenarto (lahir 30 Mei 1932) adalah Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Menko Wasbangpan) pada Kabinet Pembangunan VII (1998-1999).[1]

Hartarto Sastrosoenarto
Berkas:Hartarto PYO.jpg
[[Menteri Negara Koordinator Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia]] 7
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
T.B. Silalahi
Pengganti
Petahana
Sebelum
Masa jabatan
21 Mei 1998 – 29 Oktober 1999
PresidenBaharuddin Jusuf Habibie
Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
ad-interim
Masa jabatan
1 Oktober 1999 – 20 Oktober 1999
PresidenSoeharto
Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi Republik Indonesia
Masa jabatan
17 Maret 1993 – 16 Maret 1998
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada,Jabatan baru
Pengganti
Tidak ada,Dihapuskan
Sebelum
[[Menteri Perindustrian Indonesia]] 17
Masa jabatan
19 Maret 1983 – 17 Maret 1993
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir30 Mei 1932 (umur 92)
Hindia Belanda Delanggu, Klaten, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia Indonesia
Suami/istriR. Hartini Soekardi
AnakGunadharma
Airlangga
Indira Asoka
Gautama
Maya Dewi
AlmamaterITB
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Berkas:PerjalananPemikirandanKaryaHartarto.jpg
Sampul buku Perjalanan Pemikiran dan Karya Hartarto

Karier

Hartarto telah menjadi seseorang yang menggeluti dunia industri mulai dekade 1960-an. Berawal menjadi Koordinator Teknik Proyek Perluasan Pabrik Kertas Leces, Probolinggo lalu menjadi direkturnya. Pada periode 1964-1965, dia diangkat menjadi Direktur Badan Pimpinan Umum (BPU) Pulp dan Kertas. Selanjutnya, ia menjabat posisi Asisten I Kopel PN Industri Kimia menjadi miliknya. Pada 1968 ia lalu menjadi kepala dnas produksi pada Dirjen Perindustrian Kimia Departemen Perindustrian.

Pada 1973, pria bersuara bariton ini ditarik menjadi direktur pembinaan pada Ditjen Pembinaan Industri Kimia. Dua tahun berikutnya, dia diangkat menjadi Direktur Industri Silikat. Kariernya makin melejit saat jabatan Dirjen Industri Kimia dipegangnya pada 1979 sampai kemudian diangkat jadi Menteri Perindustrian Indonesia pada tahun 1983.[2]

Sebagai menteri, ia sangat menentang ekspor bahan mentah dan mendesak agar Indonesia hanya boleh mengekspor hasil olahan. Hal ini didasarkan dengan pengalaman saat zaman kolonial, VOC memiskinkan Indonesia dengan mengekspor bahan mentah.[3]

Pernikahan

Hartarto menikah dengan Hartini Hartarto yang merupakan putri dari RH. Didi Soekardi (pengusaha dan pejuang dari Sukabumi) dan istrinya Iyar Sekarningsih. Saat awal menikah muda Hartini ditinggal Hartarto ke Australia untuk kuliah. Hanya berhubungan melalui surat-menyurat pos. Hartarto menulis surat kepada Hartini setiap minggu.[3] Pernikahan ini dan dikaruniai 5 anak yakni :

Buku Biografi

Ia meluncuran buku biografi yang berjudul Perjalanan Pemikiran dan Karya Hartarto yang ditulis oleh Carmelia Sukmawati. Buku ini bercerita mengenai perjalanan hidup dan kariernya. Diawali dengan perjalanan hidup semasa kecil dan kehidupan berkeluarga, buku ini menjabarkan pengalaman Hartarto selama menjabat sebagai Dirjen Industri Kimia Dasar (1979-1983), Menteri Perindustrian (1983-1993), Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan (1993-1995), Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi (1995-1998), Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Maret – Mei 1998), merangkap Menko Ekuin (1998-1999), serta pencapaiannya dalam meraih gelar Doktor Kehormatan dan berbagai penghargaan lainnya. Pada bagian akhir, penulis menyampaikan pemikiran-pemikiran Hartarto mengenai masa depan bangsa, dan keyakinannya bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan maju pada 2030.[4]

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
T.B. Silalahi
Menteri Negara Koordinator Pendayagunaan Aparatur Negara Indonesia
1998 – 1999
Diteruskan oleh:
Freddy Numberi
Didahului oleh:
Ginandjar Kartasasmita
Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia
ad-interim

1999
Diteruskan oleh:
Kwik Kian Gie
Didahului oleh:
Johannes Leimena
Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi Indonesia
1993 – 1998
Diteruskan oleh:
Tidak Ada
Didahului oleh:
A.R. Soehoed
Menteri Perindustrian Indonesia
1983 – 1993
Diteruskan oleh:
Tungki Ariwibowo